Mogu Tidak Suka Sarapan

33 4 0
                                    

"Mogu, ayo sarapan dulu", teriak Ibu Mogu dari dapur.
"Tidak, Bu. Mogu tidak suka sarapan", jawab Mogu si beruang kecil. Ia segera menyampirkan tas sekolahnya dan berlari keluar rumah.

Sesampainya di sekolah, Mogu Beruang kelelahan karena berjalan kaki menuju sekolah padahal sekolah Mogu tidaklah jauh, hanya perlu menyeberangi sungai dengan jembatan.

Tutu Tupai yang melihat kedatangan Mogu Beruang langsung berteriak memanggil Mogu Beruang dan menghampirinya.
"Mogu!", teriak Tutu Tupai.
"

Pagi, Tutu", jawab Mogu membalas sapaan Tutu Tupai.
"Pagi juga. Mogu, mana madu pesananku?", tanya Tutu Tupai.
"Oh ya ampun! Aku lupa membawanya", kata Mogu Beruang seraya menepuk dahinya.
"Kamu selalu lupa membawa pesananku. Padahal aku sudah memesannya dari dua minggu lalu", kata Tutu Tupai kesal.
"Maafkan aku, Tutu. Aku benar-benar lupa", Mogu Beruang meminta maaf kepada Tutu Tupai, namun karena kesal Tutu Tupai pergi meninggalkan Mogu Beruang begitu saja tanpa pamit.

Mogu Beruang berjalan menuju kelasnya dengan lesu. Dia sedih karena Tutu Tupai marah padanya. Ketika Mogu Beruang tiba di kelasnya, teman-teman Mogu sedang berteriak-teriak heboh. Mereka saling menunjukan hasil gambar mereka. Tiba-tiba Mogu Beruang teringat sesuatu. Ia belum mengerjakan tugas menggambar!

Tugas itu sudah berikan dari minggu lalu. Namun Mogu Beruang lupa mengerjakannya. Tugas itu harus dikumpulkan hari ini sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Akhirnya Mogu mengerjakannya dengan terburu-buru sehingga hasilnya tidak sempurna.

"Mogu, kamu mengerjakan apa? Kelihatannya terburu-buru sekali", tanya Wufi Serigala
"Aku sedang mengerjakan tugas menggambar. Aku lupa mengerjakannya", kata Mogu Beruang tanpa menatap sedikitpun ke arah Wufi Serigala.
"Kamu sudah sarapan?" Tanya Wufi Serigala.
"Belum", jawab Mogu Beruang singkat.
"Kamu harus sarapan, Mogu. Ini aku ada roti gandum", kata Wufi Serigala sambil menyodorkan sepotong roti gandum dengan taburan stobery diatasnya. Mogu mendongak menatap Wufi Serigala, kemudian menggelengkan kepala.
"Terima kasih, Wufi. Tapi aku tidak suka sarapan", Mogu Beruang menolak halus pemberian Wufi Serigala. Wufi Serigala hanya mengangguk kemudian pergi.

Mogu Beruang selesai mengerjakan tugas menggambarnya tepat saat bel tanda masuk sekolah berbunyi. Namun, tiba-tiba kepala Mogu Beruang terasa pusing, perutnya sakit, badannya juga lemas. Mogu terlihat pucat.

"Mogu, kamu baik-baik saja? Kamu terlihat pucat", tanya Ibu Guru Tantan si Orang Utan yang kebetulan melihat Mogu Beruang.
"Kepala Mogu sakit, perut Mogu juga sakit, Bu", keluh Mogu Beruang seraya memegangi perutnya.
"Mogu sudah sarapan?", tanya Ibu Guru Tantan. Mogu Beruang menggelengkan kepala pelan. "Mogu lebih baik pulang saja ya? Ayo Ibu antar pulang", kata Ibu Guru Tantan sambil membantu Mogu Beruang berjalan.

Mogu Beruang berbaring dengan keadaan lemas diatas tempat tidurnya. Tutu Tupai, Wufi Serigala dan teman-teman lainnya datang menjenguk Mogu Beruang. Setelah diperiksa oleh Dokter Cici Kelinci, ternyata Mogu Beruang sakit maag karena sering melewatkan sarapan.
"Mogu, Ibu kan sudah sering mengingatkanmu untuk sarapan. Tapi kamu tidak mendengar ucapan Ibu. Sekarang lihatlah, kamu sakit maag karena sering melewatkan sarapan", Ibu Mogu menasehati Mogu Beruang panjang lebar.
"Selain menyebabkan sakit maag, lesu, dan letih. Melewatkan sarapan juga dapat membuat kamu jadi pelupa dan kurang fokus. Itu sebabnya kamu sering lupa membawa pesanan Tutu dan lupa mengerjakan tugasmu", kata Wufi Serigala yang ikut menasehati Mogu Beruang.
"Ibu, Wufi, Tutu dan yang lainnya, Mogu minta maaf ya sudah merepotkan kalian. Ibu, Mogu janji akan selalu memakan sarapan buatan Ibu".

Sejak saat itu, Mogu Beruang tidak pernah melupakan sarapannya. Lagipula sarapan buatan Ibu Mogu sangat enak dan bervariasi. Membuat Mogu Beruang semakin semangat untuk sarapan. Jika tidak sarapan di rumah, Mogu Beruang akan membawanya ke sekolah. Ia akan sarapan bersama teman-temannya dan saling berbagi menu sarapan.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang