Stefhanie Zamora.
Pagi ini, seperti biasa, aku ke sekolah. Di sekolah aku selalu bersama Salsha. Kami mengobrol, bercanda, dan tertawa bersama. Saat sampai di depan kelasku, aku melihat seseorang yang ga asing di mataku yang baru saja keluar dari kantor guru yang letaknya tak jauh dari kelasku.
E-eh? Iqbaal?
Aku langsung ingin menghampirinya, namun ditahan oleh Salsha.
"Mau kemana?" tanya Salsha. Dia mengikuti gerakan mataku yang sedang melihat Iqbaal. Sontak, kedua mata Salsha membulat.
"Mau ketemu temen bentar." jawab gue.
"Siapa? Udah yuk masuk." Ucap Salsha seraya menarikku masuk.
"Duh, Salsha! IQBAAL!!" aku teriak memanggil namanya. Semua mata murid2 di koridor langsung menuju ke arahku. Termasuk Iqbaal. Iqbaal sangat terkejut, lalu kabur.
'Itu bukannya Kenzi?'
'Kok dia bisa kenal Iqbaal?'
'Bukannya dia lupa semua tentang Iqbaal?'
'Jangan-jangan..'
'Duh, kok jadi horor gini sih!'Melihat Iqbaal kabur, aku langsung menepis tangan Salsha lalu mengejar Iqbaal.
"Astaga, STEFFI!" Aku merasakan Salsha juga mengejarku. Emang kenapa sih, mau ketemu Iqbaal doang. Iqbaal juga kenapa kabur sih?
'Hap'
Akhirnya aku berhasil menangkap pergelangan tangan Iqbaal. Huh, jangan meremehkan Steffi sang atlet lari! Dia menoleh ke arahku. Tuh kan bener, Iqbaal!
"Lo kok kabur sih?" tanya gue sambil ngos-ngosan. Dia hanya terdiam.
"Kok lo tau gue?" tanya si Iqbaal. Duh, dia ini pea atau gimana sih?
"Loh, kita kan sms-an! Lo juga pernah ngirim foto lo. Ga mungkin gue salah liat." terkejut, Ia membulatkan kedua bola matanya.
"L-lo bohong. L-lo-lo pasti be-ber-bercanda kan?"
"Kenzi!" Aku dan Iqbaal menoleh ke asal suara. Itu Salsha. Kenzi? Are you kidding me? Dia ini Iqbaal!
"Kenzi? Lo pasti bercanda! Dia ini Iqbaal, Salsha." ucap gue. Gue mengeluarkan hp gue.
"Kalo ga percaya, nih liat ya. Gue sms pasti masuk!"
Stefhanie Zamora : Baal, elu yang ada di depan gue ini kan?
"Cek hp lo. Ini gue, Steffi!" ucap gue. Iqbaal pun mengeluarkan hp nya, lalu menunjukkan notifnya.
Tidak ada sms yang masuk.
Kok...
'Ting'
Iqbaal Dhiafakhri : :) lo bisa ke ruang mading? Ajak Salsha dan juga Kenzi.
Aku sangat terkejut. Kenapa Iqbaal bisa membalas? Padahal sekarang dia sedang menunjukkan hp nya pada ku. Aku menggeleng.
"Ga-gak mungkin..." karena rasa penasaran yang amat besar, aku langsung menarik Kenzi(yang ternyata bukan Iqbaal) dan juga Salsha ke Bella. Dia ketua mading. Gue harus minjem kunci ruang mading ke dia.
××××
"Ha? Buat apaan?" tanya Bella saat gue meminjam kunci ruang mading.
"Udah, urusan pribadi! Gue gak bakalan ngambil apa-apa kok!" ucap gue meyakini Bella.
"Ta-tapi disana ada.." Bella melirik Salsha. Salsha pun mengangguk kecil. Akhirnya, Bella memberikan kunci ruang mading. Gue pun menarik Kenzi dan Salsha ke ruang mading.
Saat sampai di ruang mading, dengan cepat, gue membuka pintu, lalu masuk bersama Kenzi dan Salsha.
'Tek'
Gue langsung menghidupkan lampu. Entah kenapa mata gue tertuju pada satu berita.
Tentang sepasang kekasih yang kecelakaan dikarenakan rem blong.
Disana tertulis bahwa seorang laki-laki yang mengendarai motor itu tewas, dan perempuan yang diboncengnya selamat.
Menurut saksi, laki-laki itu seperti menyuruh sang perempuan untuk memakai helm yang dipakainya. Lalu, tak beberapa lama kemudian..
Semua terjadi begitu saja.
Laki-laki bernama Iqbaal Dhiafakhri(17) dan Stefhanie Zamora(16).
A-apa?
"Ukh!" Mendadak, kepalaku sakit. Sakit sekali. Salsha dan Kenzi sangat khawatir.
"Steffi lo gak apa apa?!"
Iqbaal Dhiafakhri..
Iqbaal...
Ke-kekasih ku..'Steffi.'
'Lo mau ga jadi pacar gue?'
'Really? Omg, I love you, Steffi!'
'Stef, jalan yuk?'
'Aku sayangggg banget sama kamu!'
'Mau dipelanin? Bilang I love you dulu ke aku.'
'Copotin helm aku dong, kamu aja yang pake. Gerah nih.'
'Aku juga sayang kamu, Stef.'Aku.. ingat.. semuanya..
"Steffi?" panggil seseorang. Aku, Kenzi, dan Salsha langsung menoleh ke asal suara.
"B-bang Iqbaal?"
"Ga mungkin.."
Aku langsung memeluk Iqbaal. Entah kenapa dia bisa dipeluk. Tangisku langsung pecah.
"B-Baal! Jangan tinggalin aku, aku mohon." mohon gue. Iqbaal tersenyum seraya mengelus rambut gue.
"Alam kita udah beda, Stef." ucapnya lembut.
"Maafin aku yang cemburuan, maafin aku yang egois, aku cuman mau satu. Kamu tetep disini!"
"Tapi aku gabisa Stef. Alam kita udah berbeda."
"Baal. Aku mohon.."
'Cup'
Iqbaal mengecup dahi ku. "Harapan terakhir aku udah selesai. Mengecup dahi kamu, memeluk kamu, dan melihat kamu baik-baik saja disini."
"B-Baal, aku gak baik-baik aja! Aku butuh kamu!"
Tubuh nya perlahan mulai menghilang dan tidak bisa kupeluk.
"Aku sayang kamu, Stef. Cari laki-laki lain yang bisa bahagiain kamu. Makasih untuk kenangan kita selama ini. Aku sayang kamu. Aku cinta kamu. Aku.. pergi dulu ya." Iqbaal tersenyum untuk terakhir kalinya.
Lalu, dia menghilang.
"Ukh.. hiks hiks.." aku terduduk dilantai ruang mading. Kenzi--kembaran Iqbaal--, langsung memelukku.
"Shhh.. don't cry again." Ucapnya sambil mengelus-ngelus punggungku. Salsha pun ikut memelukku.
Iqbaal.. makasih untuk semuanya.
-END-
"Jangan pernah bikin pasangan lo kecewa, bikin dia nangis, atau apapun itu. Kita gak bakalan tau kapan dia bakalan ninggalin kita. Untuk selamanya."-Stefhanie Zamora
××××××××××
Music : Samsons - Kenangan Terindah
Yeyyyy udah selesaiii._.
Thx for reading!
Jangan lupa vote dan comment yaaa:*
I love you, guys!Jambi, 1 Oktober 2015.