@Original Story: Seishun Kouryakuhon © Sorata Akizuki
Before It Ends © Chihaya13
Enjoy Reading~~
◎◎◎
Matahari terlihat telah membenamkan diri, digantikan oleh langit senja yang bewarna kemerahan. Udara dingin tidak mengusik dua pria yang sedang asik dengan aktivitasnya masing-masing di meja kotatsu.
Kurata, pria yang berambut hitam tampak serius dengan kertas-kertas yang berkumpul di meja, sedangkan si pria pirang -Isezaki, sedang menyibukkan diri dengan memainkan ponsel, mengecek jika saja ada pesan masuk dari sang kekasih.
"Oi! Ise! Kurata! Nogami menghilang!"
Kedua pria itu terdiam saat Uemura muncul dengan nafas terengah-engah, bak orang yang habis berlari 1 kilometer. Namun yang lebih mengejutkan kedua pria tersebut adalah ucapan Uemura barusan bahwa, Nogami Sota telah menghilang.
"Jangan bercanda, Uemura! Sejak siang tadi dia bersamamu 'kan! Kenapa tiba-tiba dia bisa hilang!?"Isezaki terlihat was-was, lain halnya dengan Kurata yang hanya menyimak obrolan mereka berdua. Meskipun begitu, terlihat dari raut wajahnya sedikit ekpresi.. Kekhawatiran?
"Aku tidak tau. Saat itu aku berada di depannya, dan dia mengekoriku. Saat aku berbalik, dia telah menghilang! Apa yang harus kita lakukan?!"
Drap!
Tanpa mendengar penjelasan lebih lanjut dari Uemura, tiba-tiba Kurata dengan cepat berdiri kemudian menyambar jaket tebalnya. Dengan cepat berlari keluar penginapan, mengacuhkan pandangan keterkagetan yang diajukan kedua temannya. Isezaki melirik Uemura, melihat ekpresi kebingungan yang ditunjukkan oleh pria itu. Saat Uemura mengajukan pertanyaan kebingungan di detik berikutnya, Isezaki hanya tersenyum.
◎◎◎
Tep!
Telapak tangan Kurata yang sudah mulai mendingin menyentuh batang pohon yang berada tidak jauh darinya, menjadikan pohon tersebut sebagai tumpuan. Dia kelelahan, nafasnya memburu, kedua alisnya bertaut, kini kontan sekali terlihat wajahnya yang sangat khawatir. Dia menggeram marah. Sejak tadi ia mulai mencari, namun sosok yang dicarinya belum juga terlihat keberadaannya.
"Sial! Nogami! Dimana kau!"
"Suaramu keras sekali. Begitu khawatirnya kau padaku ya, Kurata?"
"?!"
Kedua mata pria tampan diatas rata-rata itu memulat kaget. Di depannya sedang berdiri seorang yang dicarinya sejak tadi, dengan cueknya pun dia menggigit pocky yang berada di genggamannya.
Drap! Drap!
Dengan cepat dilangkahkan kakinya mendekat kearah Nogami. Ekspresinya kini terlihat seperti seorang pria yang ingin memukul seseorang. Sampai-sampai Nogami mengambil posisi bertahan, mencegah saja di banding pria di depannya benar-benar memukulnya 'kan?
"Kenapa kau tidak kunjung kembali, huh!? Semuanya mengkhawatirkanmu!"Ujarnya kesal, langkahnya belum juga berhenti,
Sampai-
GREP!
"...Syukurlah kau baik-baik saja."
Kini giliran kedua mata Nogami yang membulat. Kaget, dengan apa yang dilakukan oleh pria di depannya kini. Kurata Yui, pemuda yang semasa SMA-nya terkenal cuek dan tidak peduli sekitar.. Tengah memeluk tubuhnya! Apa!?
Dengan posisi tangannya yang diam saja, Nogami terdiam membeku. Berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada Kurata, kenapa pria ini tiba-tiba memeluknya.
"..Ku..rata.. Lepaskan aku," pintanya dengan suara tersendat. Tersadar, Kurata pun melepaskan pelukannya, dirinya sendiri terlihat kaget dengan pelukan tiba-tiba yang diberikan olehnya pada Nogami. Benar-benar.. Sial.
"Ayo kembali ke penginapan. Semuanya sudah menunggu."
Kurata dengan cepat memutar tubuhnya. Nogami mengangguk patuh, dirinya yang masih kaget hanya diam, tidak menyadari wajah Kurata yang merona merah di depannya.
'Apa yang kau pikirkan sih, Kurata?!'
◎◎◎
Update. Alurnya cepet banget ya. Aku emang lemah dengan cerita ber-chapter gini, tapi aku udah berusaha semaksimal mungkin #lebay. Silahkan dinikmati (?)
Oh ya, ngomong-ngomong Kurata itu Tsundere loh. Kan manis aja rasanya tau kalo mantan pangeran sekolah yang terkenal cuek? Bisa ada rasa sama temennya sendiri, hebatnya cowo lagi xD (Kamiyama: Sekolah khusus laki-laki.) Okee~~
Mind to vote ? Comment ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Before It Ends (Completed)
Fanfiction"Maaf..." "Aku menyukai orang lain," Kurata Yui, seorang pemuda biasa yang terkenal pendiam sejak SMA. Setelah 5 tahun berlalu, diumurnya yang beranjak 22 tahun. Ia belum dapat melupakan rasa 'suka' pada seorang temannya di Kamiyama. Seperti takdir...