Dia berjalan malas menuju tempat tidur mungil yang terbuat dari kayu. Bercat putih minyak, dan beraroma wangi khas bayi. Lagi-lagi bayi perempuan mungil miliknya membangunkan Soo Hyuk dari istirahat malam.
"Ssshh, tenanglah. Ini tengah malam, apa kau tidak lelah menangis melulu ? Ini sudah ketiga kalinya kau mengganggu tidur malamku", Soo Hyuk menimang bayinya. Diletakanya bayi itu didada bidangnya lalu dibawanya berbaring bersamanya di kasur milik Soo Hyuk.Sungguh, ia sangat lelah. Adakah manusia baik hati yang mau menolongnya saat ini ? Minggu lalu dokter memberi tahunya bahwa bayinya tak bisa meminum susu formula. Pecah kepalanya, apa dia yang harus menyusuinya ? Konyol! Tentu tidak. Ibunya lah yang harus menyusui Nara. Tapi, kemana ibunya ? Menghilang ditelan bumi ? Pergi tak meninggalkan bekas. Keparat, wanita sialan.
.
.
.
So Eun berlari kecil menghindar dari rintikan hujan. Hari ini ada interview kecil disalah satu perusahaan pilihan temanya. Dia bilang CEO nya tampan dan masih muda. Cukup toleran dan dapat diajak bicara. Hm, pilihan tepat. Sebenarnya So Eun sudah memiliki pekerjaan sebelumnya. Ia adalah relawan disalah satu panti asuhan anak-anak. Mulia bukan, ya wanita cantik ini amat menyukai anak-anak. Menurutnya, anak-anak adalah paparan dunia polos yang rapuh dan mudah pecah. Maka ia dengan sangat hati-hati akan membantu mereka untuk menjadi anak-anak tangguh dan pantang menyerah.Kita kembali ke seminggu yang lalu...
"Aku sudah menemukan pekerjaan!", serunya girang. Temanya hanya menatap aneh. "Apa ?".
"Pengasuh bayi, aku ingin menjadi pengasuh bayi!".
Wanita didepanya sontak tercekik dengan ucapan So Eun. " Kau gila ?! Apa kau kekurangan uang ? Apa kau dicoret dari daftar warisan ? Apa kau diusir oleh paman ?! Jangan bercanda Kim So Eun!!".
"Aku tidak bercanda bodoh. Aku serius, memangnya kenapa ? Menjadi pengasuh tidak buruk. Lihat ibuku, beliau lulusan sarjana psychology sama seperti ku tapi ia tak bekerja dan hanya mengasuhku dan kakakku. Toh pada akhirnya kita para wanita juga akan menjadi ibu. Pengasuh bayi bukanlah pekerjaan rendah. Sebetulnya aku penasaran dengan orang yang ada dikoran ini, aku ingin tahu apa alasannya mencari pengasuh bayi ?". Yu Bi menghela nafas, "Aku tahu dia. Lee Soo Hyuk, salah satu pengusaha sukses di Seoul. Ia tampan, mapan, cakap, tapi ia sudah memiliki putri. Tak ada yang tahu siapa ibu dari putrinya, coba kau masukan lamaranmu kesana. Mungkin dapat membantu keingintahuan mu yang aneh itu!".
.
.
.
Alhasil, saat ini So Eun berdiri didepan pintu putih dan berusaha menenangkan diri lalu memutar kenopnya.
"Ya masuk!", suara husky terdengar dari balik ruangan. Jantung So Eun berdegup kencang menahan gugup luar biasa. Apa orang ini bisa menerimanya ?. Ah Tuhan, lancarkan jalan hidupnya.
"Ya?".
"Ah, halo. Saya Kim So Eun, aku sudah menelfon kemarin dan kau bilang kita bisa bertemu disini", So Eun memberanikan diri melangkah maju.
"Ah, kau yang ingin menjadi pengasuh ? Duduklah", Soo Hyuk berdiri mempersilakan wanita cantik didepannya untuk duduk.
"Terima kasih".
"Bisa kulihat cv mu?".
"Tentu saja", So Eun menyodorkan amplop coklat yang dibawanya sejak tadi. Soo Hyuk membaca berkasnya sekilas dan mengernyitkan dahi.
"Kau lulusan sarjana psychology ? Kenapa ingin menjadi pengasuh ?", Soo Hyuk bertanya penasaran.
"Aku suka anak-anak. Bagiku mereka adalah selembar kertas putih yang amat rapuh nan polos. Sampai-sampai kau harus berhati-hati saat menyentuhnya seakan itu akan rusak seketika. Tawa ceria, suara tangisanya, semua itu melodi yang indah", ucapnya berseri-seri.Wanita gila, bagaimana bisa tangisan bayi merupakan melodi yang indah ?. "Aku menyukai ungkapan itu, aku tidak berpikir kau sedang dalam masalah keuangan. Latar belakang pendidikanmu sangat bagus. Tapi, kenapa tidak ada nama orang tua mu disini ?".
So Eun tersentak, matilah ia. Sengaja memang ia tak mencantumkan nama orang tuanya disitu, bisa-bisa ia ditolak langsung dari interview macam ini.
"Ah, itu, itu aku.,"
"Tak apa, aku mengerti. Maafkan kelancanganku. Kau bisa mulai datang besok, akan kukirimkan alamatnya".
So Eun tersenyum manis, asha posisi ini akhirnya didapatkanya juga. "Terima kasih, saya permisi dahulu. Terima kasih banyak", So Eun membungkukan badanya lalu pergi meninggalkan ruangan Soo Hyuk. Hmm, wanita yang menarik. Sempat terlintas dipikiran Soo Hyuk untuk menjadikannya pendamping. Dia pasti sudah sinting.
.
.
.
Tepat pukul 7 pagi So Eun sampai di rumah Soo Hyuk. Cukup besar untuk ditinggali seorang ayah muda dan putri kecil. Ada pekarangan luas didepan, bagus untuk perkembangan anak. Setidaknya pria ini tahu lingkungan yang baik bagi putrinya.
'Ting-tong!', So Eun berdiri didepan pagar kayu. Tak lama pintunya terbuka, mempersilakannya untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay and Love Us || [SoSoo] On Hold!
RomanceLee Soo Hyuk pengusaha muda dan sukses. Diusia 27 tahun, ia mampu menggerakkan perusahaannya sendiri, tapi tidak sampai takdir mengubah hidupnya. Lee Nara, anak semata wayang Soo Hyuk. Ditinggalkan begitu saja dengannya. Sampai suatu hari mimpi buru...