Tuan, ijinkan saya bertanya
Apakah rasa yang dulu begitu indahnya kita rasakan masih bersarang pada tempatnya?
Apakah sajak bersampul merah yang semalam anda tuliskan, adalah sajak untuk saya? atau wanita lain yang kini mengisi hati anda?Tuan, jika saya boleh berkata yang sebenarnya
Rasa yang dulu pernah kita pelihara, sampai kini masih tertata rapi di hati saya
Bahkan, dahlia yang kita tanam masih tumbuh subur menghias beranda
Pun saya masih sangat berharap agar Tuhan sudi menjadikan kita sepasang manusia yang harus dipasangkanTuan, saya rindu pada kebersamaan kita
Pada kecupan hangat yang memeronakan pipi saya
Pada canda hambar yang anda lontarkan, yang membuat kita tertawa renyah namun membahagiakan
Saya merindukan saat kebosanan saya menunggu kepulangan anda, menanti langkah anda menapak selasar kamar
Saat saya menyisakan waktu tidur larut malam agar sekedar bisa menyapa 'apa kabar'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepi
PoetryKetika yang berjanji tinggal akhirnya melanglang. Menyisakan sepi sebagai satu satunya teman. Sepi yang akan tetap tinggal, tanpa ingkar. ~oleh sepi~