Selamat mebaca...
Pembuktian Ilmu Pengetahuan Tentang Keberadaan Tuhan
Sibuk membahas keberadaan/eksistensi Tuhan? Meragu? Menolak? Menerima? Setiap orang sah-sah saja menganggap bahwa Tuhan ada atau tidak ada,
berikut seluruh implementasi sikap pilihannya itu. Semuanya kembali pada pemahaman kita tentang konsep *eksistensi* itu sendiri, yang kerap tidak cukup
hanya dengan mengandalkan neuron belaka.
"Mari kita bahas permasalahan besar dalam sains, yakni tentang Tuhan,"
kata seorang profesor filsafat yang atheis di muka kelas. Kemudian dia meminta seorang mahasiswa baru maju ke depan kelas.
"Kamu beragama, bukan?"
"Ya, pak."
"Jadi, kamu percaya pada Tuhan?"
"Tentu saja."
"Apakah Tuhan baik?"
"Jelas! Tuhan baik."
"Apakah Tuhan maha kuasa? Dapatkah Tuhan melakukan segala sesuatu?"
"Ya."
"Baik atau burukkah kamu?"
"Alkitab mengatakan manusia pada dasarnya berdosa."
Sang profesor menyeringai sinis.
"Ahh! ALKITAB!" Dia berpikir sejenak.
"Coba yang satu ini. Misalkan ada seseorang sakit di sekitar sini dan kamu bisa menyembuhkannya. Bersediakah kamu menolongnya?"
"Ya, pak, saya bersedia."
"Maka, kamu baik!"
"Saya tidak mengatakan demikian."
"Mengapa tidak? Kamu bersedia menolong orang sakit dan menyembuhkannya jika kamu bisa ...
Kebanyakan orang pun akan melakukannya jika bisa ... tetapi Tuhan tidak."
[Tiada jawaban]
"Dia tidak, bukan? Saudara saya adalah seorang beragama yang meninggal karena kanker meskipun dia sudah berdoa meminta Tuhan menyembuhkannya.
Bagaimana bisa dikatakan bahwa Tuhan baik? Dapatkah kamu menjawabnya?"
[Tiada jawaban]
"Kamu tidak bisa, bukan?"
Sang profesor meneguk air dari gelas di mejanya untuk memberi kesempatan pada sang mahasiswa menenangkan diri.
"Mari kita lanjutkan, anak muda. Apakah Tuhan itu baik?"
"Ng... Ya."
"Apakah setan itu baik?"
"Tidak."
"Darimana datangnya setan?"
Sang mahasiswa tergagap.
"Dari... Tuhan..."
"Tuhan menciptakan setan, bukan?"
Sang profesor menyeringai pada seluruh mahasiswa.
"Rasanya kita akan mendapatkan banyak kegembiraan dalam semester ini, tuan-tuan dan nona-nona."
Dia kembali ke mahasiswa di depan kelas.
"Katakan, adakah kejahatan di dunia?"
"Ya, pak."
"Kejahatan ada di mana-mana, bukan? Apakah Tuhan menciptakan
segala-galanya?"
"Ya."