Prolog : Strings

339 35 39
                                    

Aku sarankan baca part ini dengan Shawn Mendes - Strings on play. Enjoy the prolog!

-

Pagi itu adalah hari pertama di tahun ke dua Jesslyne sebagai murid Agloe Climpton Highschool.

Setelah berjam-jam menentukan pakaian yang tepat dan memoleskan liptint berwarna peach tipis di bibirnya, ia keluar dari kamar.

Hari ini ia memutuskan memakai crop tee berwarna hitam bertuliskan "Worth It" dan ripped jeans berwarna putih yang menempel nyaman di kaki jenjangnya.

Sepertinya julukan môôï (bahasa belanda yang berarti 'indah') memang pantas melekat pada dirinya.

Rambut berwarna raven miliknya ia biarkan tergerai bebas. Ia baru saja keramas pagi ini dan menyempatkan diri mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, membuat rambut raven nya terlihat lebih halus.

Ah, yup. Kembali ke bahasan kita sebelumnya, pagi pertama Jesslyne di tahun kedua.

"Pagi, Mom!" ia berseru sambil memeluk dari belakang dan memberikan ciuman kecil di pipi ibunya yang sedang memasak panekuk.

"Pagi, sweetie. Tidurmu nyenyak? Duduklah, kau masih sempat sarapan kan? Mommy membuat panekuk selai blueberry favoritmu untuk sarapan."
Jesslyne tersenyum senang dan mengangguk antusias. Ia berjalan ke meja minibar dan duduk manis disalah satu kursi tinggi, menunggu panekuk miliknya.

"Morning, my angels." kali ini terdengar suara berat seorang pria memasuki dapur.

Tenang, itu hanya ayah Jesslyne.

Setelah memberikan beberapa detik morning kiss kepada ibu Jesslyne (yang membuat Jesslyne mendengus lucu sambil menutup wajahnya dengan serbet), ayah Jesslyne ikut bergabung duduk di minibar.

"Daddy selalu saja begitu. Bagaimana aku bisa menjadi jenius jika setiap pagi disuguhi adegan tidak senonoh?" cibir Jesslyne kepada sang daddy sambil mem-poutkan bibirnya.

"Kamu tidak akan menjadi bodoh hanya karena melihat orangtua-mu berciuman di pagi hari, sweetheart. Lagipula kamu bisa mencontohnya kapan-kapan dengan suamimu nanti. " sahut ayah Jesslyne dengan mengusak rambut Jesslyne sambil tertawa.

"Daddy!!!" Jesslyne menatap tajam daddy nya sambil merapihkan kembali rambutnya dengan jari.

"Sudahlah, kalian berdua mulai lagi. Hubby, jangan terlalu sering menggoda putri kecil kita." akhirnya ibu Jesslyne turun tangan sambil tertawa pelan melihat adegan suami dan anak perempuannya itu.

"Daddy hanya bercanda, princess~" ayah Jesslyne tersenyum lebar dan mencoba menarik kedua sudut bibir Jesslyne, memaksa membuat senyuman.

Jesslyne menatap tajam ke arah ayahnya selama beberapa detik kemudian menjulurkan lidahnya mengejek, membuat sang ayah kembali terbahak melihat putrinya bersikap manja walaupun tinggal menunggu hari umurnya akan menjadi 17 tahun.

"Nah, ayo cepat sarapan. Nanti kalian terlambat. Blueberry untuk Jesslyne, Mocha untuk Daddy dan Strawberry untuk Mommy~"

Mereka memakan sarapan sambil mengobrol dan tertawa membahas berbagai hal. Setelah selesai, Jesslyne dan ayahnya berpamitan pada sang ibu. Mereka segera berangkat dengan mobilnya masing-masing.

-skip-

"Pagi Jess--Ya tuhan!!! Dimana kau dapatkan crop tee itu?! Ya ampun cepat katakan!! Aku juga mau!"

AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang