Chapter 1.5 : Strings

113 19 23
                                    

Hello again! Ready for this? The truth is I'm pretty disappointed bcs of last chapter's votes. But maybe it's about time.

And my suggestion for this chapter's on play is another Shawn Mendes's, Strings. Please support me more! Thank you so much xx

Ps: This and next chapter is still in the flashback mode until you read "end of the flashback". Don't forget to vote! :)

-

"Ayo pulang, chubby."

Aftertaste : Chapter 1.5

Weekend. Hari ini Jesslyne, Dave, dan juga yang lain, sudah berencana untuk hang out bersama.

Hari ini Jesslyne memakai tumblr tee berwarna hitam bergambar panda dan jegging berwarna putih.

Rambutnya yang terurai bebas sedikit ia blow tadi pagi, agar lebih berbentuk.

Setelah memoles tipis liptint soft pink yang dibelikan Dave 2 hari yang lalu, Jesslyne meraih white Nike roshe run-nya di rak dan bergegas memakainya.
Ia keluar rumah dan membuka pintu pagar. Ah, Dave sudah menunggu rupanya.

Sambil bersandar di pintu mobil dan memainkan handphone miliknya, (Jesslyne bersumpah) Dave terlihat seribu kali lebih tampan.

"Sudah menunggu lama?"

Dave mengangkat kepala ketika suara kekasih chubby nya terdengar.

Hening. Dave terpaku. Jesslyne tersenyum canggung.

"Dave?" Jesslyne mengibaskan tangannya di depan mata Dave.

Ada apa dengan kekasihnya?

"Angel..." Dave, masih dengan wajah bodohnya (mulut terbuka dan mata terbuka lebar), menggumam pelan.

"Apa? Kau bicara apa sih Daaavee?" Jesslyne memegang bahu Dave dan mengguncang-guncangkannya.

"A---Ehem. Morning sunshine!" 

Apa yang kau lamunkan barusan, Mr. Rhino?

"Tadi kau bicara dan memikirkan apa, hm?" Jesslyne bertanya dengan wajah datar.

Dave tersenyum lebar kemudian berkata sambil meraih dan mencubit pelan pipi chubby Jesslyne,

"Kau cantik sekali, sunshine..."

Oh, lihat. Kau sukses membuat wajah Jesslyne merona parah, Dave.

"Mulai lagi..." Jesslyne menggumam pelan sambil menunduk, berusaha menjauhkan tangan Dave dari pipinya sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

"Ah, ayo kita berangkat. Silahkan masuk, Princess~"

Dave membukakan pintu untuk Jesslyne. Setelah Jesslyne masuk, Dave menyempatkan memasang safety belt Jesslyne.

Jesslyne menahan nafas. God, wajah Dave tepat berada di depan wajahnya.

Side profile-nya begitu sempurna. Jaw-line, lip shape, semuanya memenuhi syarat pria tampan.

Jesslyne yang masih termangu tidak menyadari Dave sudah menatap lurus ke arah matanya.

Dave tersenyum kecil lalu mencium pucuk hidung Jesslyne pelan,

"Jangan melamun, baby."

Ketika Jesslyne tersadar akibat ciuman Dave di hidungnya, Dave sudah menutup pintu mobil sambil tertawa.

AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang