Pesan Singkat

80 1 0
                                    

Suasana kantin pada saat istirahat kedua kali ini, tidak seramai saat istirahat pertama tadi, pasalnya, hari ini adalah hari berakhirnya Masa Orientasi Siswa didik baru, dimana setiap ekskul mengadakan aksi dan memperkenalkannya di lapangan. Tentu saja itu menarik hampir semua pasang mata di sekolah. aku dan sahabat ku hanya melihat punggung-punggung siswa yg memenuhi lapangan dari kantin.
"yaiyaalah lagi aksi anak dance, pasti pada kumpul, apalagi yg cowok, beeehh surga dunia itu mah" ujar devia, di memang yg paling bawel. yaa! memang, sekarang giliran anak dance yg beraksi, dengan kostum yg dikenakan sedikit vulgar atau menunjukan lekuk tubuh para penari membuat setiap mata mampu tak berkedip. ekskul dance memang lebih cenderung untuk para cewek. Aku? kalian bertanya aku ekskul apa? haha, aku termasuk anak baik, aku mengikuti ekskul paskibra, sahabatku sering menghasutku untuk keluar dari ekskul itu, dengan alasan, ntar kulit gosong, jadi berotot karena olahraga terus, dan bla bla bla alasan lainnya. Tapi itu tak buat aku menyerah, aku tetap bertahan sampai detik ini, bukan kah dekat dan mencintai sang merah putih membuat kau merasa bahwa kau benar-benar putra bangsa? haha aku berlebihan. Devia dan Aulia di ekskul saman, asha ada di rohis, alias rohani islam, Putri, nia, Mia, ester, tidak mengikuti ekskul, biyah sebenernya ekskul saman, hanya saja dia berhenti di tengah jalan.Saman dan Paskibra sudah menjadi penampilan pembukaan, makanya aku, devia dan aulia, bisa kumpul bareng sahabatku yg lain.
"kesana yuk" ajak Putri ke lapangan, kami mengangguk lalu mulai mendekati lapangan, menyaksikan aksi anak dance yg memiliki kelenturan tubuh yg ajaib menurutku. Wow!

********
"gimana sekolah lu hari ini kak? yolla adiku menyadarkan ku dari lamunanku yg kini berada di kamar.
"biasa aja" jawabku berbaring di tempat tidur.
"lo?" tanyaku balik. Dia cengengesan, aku terdiam mengartikan tingkahnya, setelah sadar arti cengengesannya itu aku membulatkan mataku.
"lu gaikut Mos yaaaaakk??" teriaku, Yolla memang siswi yg baru masuk SMA, dia paling anti sama senioritas, dan paling males bertemu dengan senior yg sok berkuasa.
"sssstt! jangan bilang mama" katanya lagi. Aku hanya tersenyum jahil.
"mamaaaaaaaa!" teriaku yg langsung membuat Yolla membekap mulutku, sial!
"mmpphhhammph" usahaku untuk menjerit.
"ahelaaah kak, diem kek, ntar gue diomelin" ucap Yolla dengan memelas lalu melepaskan tangannya.
"iyaa iyaaa elah, becanda" bujuku, karna sepertinya dia ngambek. Kembali ia tersenyum, lalu membereskan tasnya dan memasukkan beberapa buku mungkin untuk besok, aku dan dia memang sekamar, hanya berbeda tempat tidur.
"tapi lu besok masuk kan?" tanyaku cepat.
"iyeeee" balasnya sambil memeriksa tempat pensilnya. aku mengangguk lalu kembali berbaring, pikiranku masih kepada Dhika, kenapa ya sama dia?
"yoool?" panggilku tanpa menoleh padanya, aku masih memunggunginya.
"hmmm?" jawabnya santai.
"menurut lo, cowok ngeliatin cewek terus, kenapa ya? tapi pas dilihat balik, malah pura-pura ngapaiin gitu" tanyaku kembali mengingat tingkah Dhika beberapa hari ini.
"emang lo diliatin siapa kak?" tanyanya polos, langsung ku hembuskan nafasku kasar, padahal kan aku tidak bilang kalau aku yg mengalaminya, kenapa dia bisa menebak seperti itu?.
"bukaan gueee" elak ku.
"jawab dong, itu kenapa? paksaku padanya.
"eemm.. mungkin cewek itu ngambil barang si cowok" jawabnya yg membuatku tercengang, jawaban macam apa itu? kenal saja baru dan kupastikan sebelumnya aku tak pernah mengenal Dhika.
"serius kek" kataku kini duduk memeluk guling menghadapnya yg sedang bermain Handphone.
"kenapa yaa? emm.. mungkin, si cowo pernah bertemu si cewe sebelumnya, nah pas ketemu lagi, dia kayak familliar gitu dan berusaha mengingat, makanya diliatin mulu" jelasnya berhenti mainkan handphone nya sejenak. aku kembali mengingat, perasaanku aku belum pernah bertemu dengan Dhika, baru Senin kemaren, bahkan sewaktu kelas 1 aku tak pernah bertemu dengannya. Atau ingatanku yg lola yah?
"alasan lain?" tanyaku seakan belum puas. kembali Yolla berfikir.
"nyuri .. engga! pernah ketemu .. engga! si cowo suka kali!" tandas Yolla, jawabannya kali ini bagai petir di sore hari. Suka? bagaimana mungkin? aku baru mengenalnya, dan sepertinya dia juga. huuh! entahlah, memikirkannya membuat ku pusing, lebih baik aku tidur mengisi tenagaku untuk besok!

********

Pagi hari sudah datang, aku sudah rapi dengan seragamku, kini aku berdiri menatap kaca, menyisir rambutku sekali lagi, kulihat Yolla tengah menguncir rambutnya di belakangku, aku tersenyum melihatnya, hari ini hari pertamanya mengenakan seragam putih abu-abu.
"cieeee anak SMA" ledeku memainkan rambutku.
" apaansih lo kak" ujarnya dengan tawa kecil dan mendorong bahuku, lalu mengambil tas dan keluar kamar, pipinya memerah akibat ledekanku. Aku kembali merapikan diri dan segera bergegas ke sekolah sebelum panggilan 'ratu telat' kembali terdengar di telingaku.

********

Setelah bertarung dengan macetnya jalanan kota Jakarta ini, sampailah aku di sekolah "Putra Bangsa" aku dan Yolla berbeda sekolah, ia memasuki SMA negri. Kalau aku, bukannya karna rata-rata otaku yg rendah, Nem ku cukup kok untuk tembus di SMA negri, hanya saja "Putra Bangsa' sudah impianku dari aku SMP. Aku memasuki area sekolah setelah menyapa pak satpam yg berjaga di dekat pintu gerbang yg besar milik sekolahku ini. Aku menginjak koridor sekolah lalu segera menuju tangga untuk ke kelasku, hari ini aku tidak telat, malu dong masa telat mulu. Kelasku sudah lumayan ramai, aku menuju kursiku dan meletakan tasku di meja.
"tumben gak telat nit?" ledek Febri yg langsung kutatap dengan pandangan hendak menerkam, yg dipandang malah tertawa.
'drrttt ..drrttt'
Handphone ku bergetar, segera ku cek dan aku menerima notif dari facebook ku. Ketika ku buka, ternyata message dari kak Putra, seniorku sewaktu aku kelas 1, aku pernah menyukainya, namun hubungan kita hanya sebatas kakak adik, nyesek sih tapi yaudahlah, perasaan gabisa dipaksa kan?
[Putra: hai nit apa kabar?]
senyum sumriah ku langsung terbentuk, dengan hati bergejolak aku membalasnnya.
[Nita: baik kak, kaka sendiri?]
[Putra: kaka baik, gimana sekolah kamu? kamu masuk ips kan? ips berapa?]
[Nita: iyaa kak aku ips, ips 1 ka, sampai sekarang masih lancar aja kok kak]
[Putra: ooh gitu, yaudah semangat yaaa sekolahnya]
[Nita: iyaa kak, kaka juga yaa semangat kuliahnya, oiyaa nanti kalau aku mau nanya sesuatu masalah pelajaran boleh ga ka?]
[Putra: iyaa pasti! boleh kok, tanya aja nit sama kaka, gausah sungkan, oke]
[Nita: makasih kak]
[Putra: sama-sama]
Aku senyum-senyum sendiri membaca pesan singkat ku dengan kak Putra, ia sekarang berkuliah di Bandung, aku cukup dekat dengannya cuma yaa itu seperti yg kubilang kami hanya sebatas adik kakak .. tidak lebih.
"selamat paagi" sapa bu Hilna, guru matematika, sedikit killer dan aku juga mendengar sekilas decakan sebal dari temanku karna dia masuk. Aku tidak terlalu sebal, malah semangat, hehe abis dapet semangat sih dari kak Putra, ayo belajar matematika!

bersambung ......

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang