Suara lemparan dadu, kocokan kartu poker, nada mesin slot judi, tawa para wanita jalang, umpatan pria hidung belang,kepulan asap rokok dan deretan gelas-gelas wine itu menjadi komponen penyusun yang sudah tak asing lagi di salah satu kasino yang berada di Las Vegas. Siapa yang tidak tahu Las Vegas? Las Vegas adalah sebuah kota yang terletak di negara bagian Nevada. Sebuah kota resor besar yang terkenal secara internasional, tentunya dalam hal perjudian, perbelanjaan, dan hiburan. Itu sebabnya Las Vegas dijuluki kota hiburan dunia. Sebuah kota yang juga dijuluki sebagai 'Kota Pendosa' karena sangking banyaknya para penghambur uang disana.
Las Vegas juga merupakan kota yang banyak didatangi oleh para pensiunan atau mereka yang bingung mau menghabiskan uangnya dimana, namun tidak banyak juga yang datang hanya sekedar untuk mencoba bermain pada beberapa mesin slot judi yang banyak ditemui hampir di setiap tempat, termasuk bandaranya. Mungkin memang terdengar negatif ketika menilai Las Vegas sekilas. Tapi percayalah, ada sebuah fakta menarik tentang kota ini.
Pria berjas hitam itu berdehem pelan lalu perlahan menglurkan tangannya dan meraih sebuah gelas whiskey yang ada pada meja bundar di depannya.Ia mengeguk cairan bening itu dengan perlahan seolah menikmati. Ia mengeguk habis cairan itu lalu tersenyum sambil menyampingan gelasnya. Sepasang bola mata karamelnya menatap lurus pada seorang pria paruh baya yang tersenyum padanya.
"Bagaimana?Kau tertarik?"Pria baruh baya berjenggot itu menyeringai dingin.Kedua alisnya bergerak naik turun secara bergantian seolah menunggu jawaban yang keluar dari lawan bicaranya saat ini.
Pria bermata karamel itu tertawa pelan sambil meletakkan gelasnya yang telah kosong di atas meja."Sudah kukatakan padamu.Aku sudah bosan bermain judi denganmu," ujar pria itu dengan nada yang penuh percaya diri.Ia sempat melemparkan senyum manis sejenak pada seorang gadis berpenampilan seksi yang sedang menuangkan cairan Walker Whiskey ke dalam gelas kosongya.
"Oh ayolah, tuan Hutcherson," rayu pria paruh baya yang yang bernama Flood Malik itu. Siapa yang tidak mengenal seorang Flood Malik?Ia adalah salah satu pemilik kasino terlaris di Las Vegas. Ia adalah pria berkepala empat yang sukses mengolah bisnis hiburannya di Las Vegas.
"Oh c'mon Flood!" Pria bermata karamel itu berdecak risih."Jangan memanggilku seperti itu.Itu terlalu formal.Lagipula kau jauh lebih tua dariku," ujarnya tidak suka.
Flood tertawa keras lalu mengangguk. "Okay, Justin. Jangan terlalu sensitif seperti seorang gadis," goda Flood lagi.
Namanya,. Justin Mattew Hutcherson. Seorang pria tampan yang berusia dua puluh lima tahun. Ia adalah salah satu pengusaha muda yang sangat terkenal di Vegas. Usahanya yang bergerak di bidang pariwisata itu merupakan sumber uang yang sangat menjanjikan.
Justin menggeleng pelan kemudian tersenyum lagi. Satu tarikan nafasnya terdengar begitu seksi, membuat siapapun wanita yang berada di dekatnya pasti akan merasakan sebuah sensasi aneh yang menghanyutkan. "Baiklah.Aku mau," putus Justin akhirnya. Jika dipikir-pikir, apa salahnya bermain satu kali permainan poker bersama Flood yang sebenarnya adalah rekan bisnisnya yang paling dekat. Lagipula Justin sudah terlanjur kesini bukan? Jadi mau tidak mau ia akan bermain satu permainan judi.
Senyuman Flood mengembang dan ia langsung menepuk tangannya tiga kali dan detik itu pula beberapa pelayan datang mengerumuni meja bundar yang ada di depannya, sebagian ada yang mulai membersihkan sisa-sisa abu rokok, dan sebagian lagi menyiapkan dan mengocok kartu.
"Tunggu dulu," ucap Justin sambil menahan seorang pelayan pria yang mulai membagikan kartu.
Sebelah alis Flood terangkat penasaran. "Ada masalah?" tanyanya dengan berhati-hati.