Part 2

95 10 2
                                    


Aku terjatuh ke dalam sebuah lubang yang bisa dibilang cukup dalam dan kepalaku terantuk sangat kecang. Mataku mulai buram dan kegelapan pun menyambutku.

Namun sebelum kegelapan benar benar menyambutku. Aku mendengar suara yang sedang menggumamkan namaku dan suara itu seperti suara evan.

KRINGGGG
KRINGGGG
KRINGGGG

Suara apa sih itu zzz gangguin orang tidur aja.

KRINGGG
KRINGGG
KRINGGG

Aku terbangun dan langsung duduk. seketika kepalaku terasa sangat pusing.

KRINGGG
KRINGGG
KRINGGG

aku beranjak dari tempat tidurku dan berjalan menuju telepon mengangkat telepon tersebut. "HALLO MORA! KAMU PASTI BARU BANGUN YAH!" suara bibi menggelegar "engga kok,aku udah bangun dari tadi" ucapku berbohong.

"Ohhh bagus deh. ohya bibi lupa memberitahumu tadi malam bahwa bibi ada tugas keluar kota, selama yah kurang lebih satu bulan dan bibi lupa menyetok persedian makanan tapiiiii bibi sudah meninggalkan uang untuk belanja bulanan dan uang jajan kamu selama satu bulan, jangan kamu boroskan yah! sudah dulu ya nanti bibi telfon lagi byeeee" Tuut tutt.

Aku menghela napas. Bibiku emang paling cerewet tapi dia sebenarnya sangat baik, dia sudah ku anggap seperti ibuku sendiri. Aku menaruh gagang telfon ketempatnya dan berjalan gontai menuju dapur.

Perutku sudah sangat lapar. Aku membuka kulkas dan jeng jeng jeng kulkas tidak ada isinya. Aku menepuk jidadku karna teringat kata kata bibi. Namun ketika aku menepuk jidatku kepalaku terasa sakit dan aku merasakan seperti ada yang mengganjal. aku berdiri didepan cermin untuk melihat apa yg ada di kepalaku, yang ternyata perban yang ada bercak darahnya dan ketika kubuka perban itu. Jidatku tidak ada luka apapun lalu aku mengusap jidatku dan melihat ke arah perban itu lagi namum ada bercak darahnya tercetak dengan jelas. Aku mengerutkan kening karena bingung lalu aku membuang perban itu ke tempat sampah.

Aku sedang duduk sambil meminum susu kaleng dan melihat ke arah tv. Aku menggonta ganti chanel dan berhenti di spongebob. Jangan heran jika aku masih suka nonton kartun dari pada drama drama yang pemeran utamanya perempuan yg kerjaannya nangis mulu atau apalah itu yang menurutku sangat membosankan.

"MORAAA!"

Uhukk..uhukkk...uhukkk
Aku kaget dan tersedak susu saat ada yang menepuk bahuku sambil meneriaki namaku. Aku tahu ini kerjaan siapa zzz.

Evan tertawa terbahak bahak. Kuampret tuh bocah. ganggu gw lagi minum susu aja. Tumpeh tumpeh kan jadinya susu gw zzz. evan duduk disebelahku sambil senyum senyum gaje dan aku menatapnya tajam. Dia malah menjilat pipiku yang tadi ketumpahan susu. Zzz gw bisa blushing uaaa gakuku *abaikan*.
Dia menyodorkan tisu dan aku mengambilnya. Dia seperti menatap jidatku sambil mengerutkan kening "woiii" dia kembali menatapku "Bagaimana keadaanmu?" ucapnya "Maksudmu? aku baik baik saja, bukankah kita terakhir bertemu 2 hari yang lalu". Dia menghela napas lega "Ada apa denganmu puce?" ucapku "tidak apa apa. Ohya kemana bibimu? pasti dia keluar kota lagi" tebaknya dan ku balas dengan anggukan.

Hening hanya ada suara tv. Tiba tiba tanganku terasa seperti ada yang menggemgam. Aku melihat tanganku digemgam oleh evan, aku menoleh ke evan dan ternyata dia juga sedang melihat ke arahku sambil tersenyum.

asdfghjkl

"Nanti sore nonton yuk!" tumben "Bayarin yah!" ucapku bersemangat "iye iyee... tenang aja". yeayyyy hati gw ngefly sobatttt "mmm ohya..." evan mengantunggkan kalimatnya "kenapa?"
"Bola basketmu tadi..."
"Kenapa bola basketku?" ailah nih orang bikin penasarannya aja "Bolamu kena paku ettt tapi tenang saja nanti aku ganti kok dengan yang baru" ucapnya sambil nyengir. "Apahhhhhh!!!! itukan bola kesayanganku!".

TangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang