Part 3

816 35 3
                                    

Yuri POV
****

"Tch! Ada apa dengannya.." Keluhku setelah kuputuskan sambungan televonku dengannya.

Dengan cepat aku mengambil jacket dan tas lalu keluar rumah.

"Hey Yuri! , mau kemana?" Teriak Lily.

"Keluar sebentar, kau tidur saja duluan ya!" Jawabku sambil berlari keluar dan mencari taxi.

Butuh sekitar 20 menit bagiku untuk sampai ke club itu.

"Aish, pria ini benar-benar.." Kataku setelah menemukannya tergeletak di parkiran.

"Hey Alex! Alex bangun!"Panggilku sambil menepuk pipinya pelan.

"Mmh.. Kepalaku pusing." Gumannya kecil.

"Baiklah, tunggu sebentar." Jawabku sambil beranjak untuk memanggil petugas disana.

"Ada yang bisa saya bantu nona?"

"Hmm ya. Bisakah kau membawa pria disana? Aku akan menyewa kamar."

"Tapi.. Apa kau mengenalnya?"

"Y ya, dia temanku."

"Baiklah Nona, tunggu saja di lobby."

Setelah aku memesan kamar, aku pun membawa alex dengan petugas tadi.

"Terimakasih bantuannya." Ucapku tersenyum kepada pegawai yang membantuku.

"Jangan sungkan Nona." Jawabnya sambil pergi meniggalkan kamar kami.

Aku menghampiri tempat tidur alex.
"Kau benar-benar tidak bisa kumengerti, Alex" Ucapku sambil menatapnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam dan aku masih terjaga. Perlahan aku pun mengantuk dan tertidur.

Alex POV
****

"Dia sudah tidur rupanya.." Ucapku pelan sambil mengusap kepalanya.

Sebenarnya, aku sudah sadar sejak dia dan petugas itu membawaku ke kamar.

"Aku akan membuatmu bisa mengertiku,Yuri." Kataku sambil mencium kepalanya lembut, dan kembali tertidur bersamanya.

.............

Waktu pun sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

"Kyaaa.. Pria gila!!, Pergi kau!" Teriaknya sambil mencoba melepaskan pelukkannya dariku.

"Hey hey, tenanglah.." Ucapku dengan tidak melepaskan pelukkan kami sedikitpun.

Perlahan ia pun mulai menyerah dan tidak berontak lagi.

"Pertama, aku tidak gila.
Dan Yuri, aku akan menjelaskan rasa penasaranmu selama ini."

"Penasaran apa?" Tanyanya bingung.

"Rasa penasaranmu tentang ku, dan tentunya pernikahan kita."

Kataku dengan menatap matanya dalam-dalam. Mata yang sangat kusukai selama ini.

"Baiklah, jelaskan padaku" Katanya padaku.

Aku masih tetap memeluknya erat sambil mengusap kepalanya lembut, lalu menbantunya duduk.

"Apa kau benar-benar tidak bisa mengingat apa-apa saat usiamu 6 tahun?" Tanyaku perlahan kepadanya.

"Ya.. begitulah. Aku tidak mengingat sama sekali memori masa kecilku." Ucapnya pasrah.

"Baiklah.. Kita berjanji akan bersama-sama saat sudah besar, Yuri. Orang tuamu meninggal saat usiamu 6 tahun. Kalian tertimpa kecelakaan Mobil saat itu." Jelasku.

Kulihat ia membekap mulutnya tidak percaya.
"Bagaimana kau tahu?" Tanyanya bingung.

Kurasa ia tidak percaya padaku karena memang ia tidak bisa mengingat apa-apa tentang masa lalunya.

"Hmm, akan kujelaskan nanti." Kueratkan pelukanku dan membawanya keluar club, sudah waktunya kami check-out.

Yuri pun duduk di sebelahku dan kami pun menuju restaurant terdekat untuk mendapatkan sarapan kami.

"Lanjutkanlah ceritamu lex.." Pinta Yuri saat kami sedang menunggu makanan datang.

"Sebaiknya kita makan." Jawabku.

Makanan yang sudah kupesan pun tiba. Tenderloin steak yang dimasak ¾ matang dan diberi saus jamus yang terlihat mengiurkan.

Kulihat Yuri langsung menyantap makanannya dengan lahap.

"Hey pelan-pelan makannya." Ucapku sambil mengelap saus yang tertinggal dipinggir mulutnya.

"Hhehe.." Cengirnya pelan.

Selepas kami makan, kami pun langsung menuju rumahku.

Sebenarnya, aku masih ingin berjalan-jalan berua dengannya. Namun, apa boleh buat, ia terus saja mendesakku untuk menceritakan kisah itu...

"Baiklah, kita sampai." Ucapku padanya.

Aku menyuruhnya masuk lebih dulu sementara aku memarkirkan mobil digarasi.

Saat aku keluar, kulihat seseorang menatapku dari luar gerbang.

Bukankah ia...

Wajahnya sendu, dan juga marah..
Kumohon jangan ganggu hubunganku dan Yuri, jangan...

--------------
Votment jangan lupa yaa!
Thx!

Married With StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang