01 Miles: The Beginning

1.8K 120 19
                                    


*pojok Shuu Akina*

Pengumuman, mohon maaf ada ralat sedikit dari chapter sebelumnya.

Disana tertulis kalau Kyuu kerja di "konservasi Elang di wilayah Suna." Dan itu saya salah nulis! Yang betul
" Lembaga Konservasi Elang di wilayah Kumo."

Yak itu saja yang mau saya sampaikan. Next, happy reading!

*********************************


Kyuubi duduk dikursi barisan tengah sesuai yang tercatat di lembar tiket. Dekat dengan jendela, sempurna.
Penumpang yang menuju Konoha atau setidaknya satu arah tidak terlalu banyak. Masih ada beberapa kursi tak ada yang memebeli, termasuk kursi sebelahnya. Kyuubi memakainya untuk menselonjorkan kedua kakinya. Dua orang yang duduk diseberangnya tampak menatapnya tidak suka, tapi siapa peduli? Kyuubi tak akan mempermalukan nama keluarganya karena mereka pasti tak akan mengenalinya bukan?

Setelah menata ranselnya sebagai bantalan antara punggungnya dan dinding bus, dia menaikkan hoodie jaketnya menutupi wajah. Ketika bus mulai bergerak pikiran Kyuubi sibuk dengan berbagai taktik untuk menyelamatkan adiknya.
Dalam hati dia merasa bersalah. Jika dia tidak kabur kaburan Naruto pasti sedang menikmati masa masa kuliahnya dengan tenang.

Kyuubi mungkin sudah dewasa tapi tidak dengan pemikirannya. Dia akui itu. Kabur tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya membuatnya semakin rumit. Kyuubi masih terlalu hijau saat memutuskan pergi dari rumah. Berbekal kecintaannya pada alam juga rekomendasi dari sahabatnya, selesai dari bangku kuliah Kyuubi nekat pergi ke Kumo seorang diri dan bergabung dengan lembaga konservasi Elang disana.

Meskipun disambut kurang baik pada awalnya, sulung Namikaze itu tidak menyerah. Dia memang menyukai aves pemangsa itu hingga akhirnya semua mengakuinya, gadis kota yang nekat masuk belantara. Julukan dari para rekan senior untuknya.

Memikirkan masalah ini membuat kepalanya pening. Panorama diluar juga tak ada bagus bagusnya. Hanya hamparan tandus dan kaktus. Mata Kyuubi ikut kering melihatnya. Ah iya, dia memakai lensa biru sekarang.

Untuk jaga jaga dia menyamar. Tidak banyak, hanya memakai wig coklat pendek untuk menutupi rambut jingga panjangnya dan lensa biru. Penyamaran ini cukup sukses menipu lima orang suruhan ayahnya.

Mereka sudah meninggalkan pusat kota dan perjalanannya masih panjang. Kyuubi mengeluarkan MP3 player dari saku jaketnya dan memainkan lagu favorit. Lumayan untuk mengusir kebosanan meskipun rasanya kurang cocok sebagai lagu pengantar tidur. Tapi tak masalah, Kyuubi suka lagu ini.

"... Just tell me why baby
They might call me crazy
For saying i'd fight untill there is no more..."

Ya, Kyuubi tak akan berhenti sebelum kakek itu menyerah dan pergi dari ketentraman hidup keluarganya. Kyuu janji!

Perlahan kantuk meggelayut kedua kelopak matanya dan tak lama Kyuubi pun terlelap.

Tak tahu berapa lama dia tertidur saat membuka matanya bus baru saja berhenti untuk istirahat disebuah pemberhentian. Kyuubi melirik jam tangannya, pukul satu dini hari.

Gadis itu meregangkan tubuhnya, melemaskan otot ototnya yang kaku lalu memutuskan untuk turun seperti penumpang lainnya. Dia butuh ke toilet sekaligus membeli sesuatu untuk melepas dahaganya.

Udara dingin dan basah menerpa tubuhnya, rupanya gerimis. Kyuubi merapatkan jaketnya. Dari tulisan yang terpampang dipapan reklame Kyuubi tahu bahwa dia sudah melewati separuh perjalanan.
Kota Ame.

Pantas saja, kota ini memang dikenal dengan curah hujan sepanjang tahun yang tiada habisnya. Mungkin karena iklimnya yang unik inilah kota kecil ini bernama Ame yang secara harfiah berarti hujan.

On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang