yehet!
last part!!!
ah~ jadi ini trilogy :v /lupa dengan cerita sendiri .-./
agak panjang sedikit di last part ini ^6^ /ga panjang sih sebenernya/
berharap responnya baik ^^
.
.
Sejak kejadian itu, couple yang disebut-sebut seperti lem dan prangko itu tidak terlihat lagi. Luhan yang selalu mengalihkan pandangannya jika berpapasan dengan Sehun, atau berpura pura bicara dengan Kai jika melihat Sehun melihatnya. Dan Oh Sehun? ia tak tahu apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan temannya itu dan memutuskan untuk diam tak bersuara. Siswa yang notabenenya adalah anggota dari fanclub mereka berdua merasa kecewa.
Tak ada lagi momen manis saat Luhan berteriak manja memanggil Sehun. tak ada lagi momen dimana Sehun mengacak sayang pucuk rambut karamel Luhan. Tak ada lagi gelak tawa dari keduanya saat berjalan bersama di koridor sekolah. Tak ada lagi yang namanya, Hun Han.
Hari itu. Hari dimana semua masalah yang Sehun hadapi memuncak. Hubungannya dengan gadis bernama Jeong Suin itu mulai tidak harmonis dan selalu dilanda dengan pertengkaran yang dimulai dari hal-hal spele. Hari itu, Jeong Suin meminta untuk memutuskan hubungannya yang tak bisa dipertahankan lagi. Dan Oh Sehun? ia hanya menerimanya dengan senyuman masam. Ia laki-laki. Ia tak mungkin menangis meronta-ronta meminta Suin tidak memutuskan hubungannya. Tidak. Itu akan merusak citra serta harga dirinya. Jadi ia hanya tersenyum kecut dan berlalu.
Dan kini, seorang Oh Sehun dengan wajah kusut serta pikiran yang kacau itu tengah duduk di sebuah bangku taman. Ia mematung menatap rerumputan yang bergoyang di terpa angin. Ia seperti mayat hidup. Wajahnya datar tak menampakkan ekspresi. Tak memperdulikan beberapa helai bunga sakura yang gugur berjatuhan menimpa pundak dan kepalanya. Ia bahkan tak dapat merasakan hal itu.
"Ini..."
Seketika wajah muram itu terangkat saat mendengar suara lembut seseorang yang sudah lama tidak didengarnya. Ia sedikit senang saat didapatinya seseorang dengan dua cup es krim tersenyum kearahnya.
"Terima kasih," Gumannya pelan. Kikuk. Ia masih menyimpan rasa bersalah pada seseorang yang kini tengah duduk di sampingnya. Ia bahkan telah merasa membuat seseorang yang tengah duduk disampingnya itu sakit hati karena perbuatannya yang lalu. Tapi tidak dengan seseorang yang tengah duduk disampingnya itu. ia menyantap es krim rasa vanilanya itu sambil terus tersenyum. Menatap helai demi helai bunga sakura yang berguguran dan terlihat indah.
"Makanlah sebelum esnya mencair." Seseorang itu mengingatkan. Sehun hanya menatap cup bertuliskan B&R itu dengan datar.
"Kau tahu? ibuku berkata jika kau sedang dalam keadaan buruk, memakan es krim bisa membuatmu menjadi lebih baik. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi padamu, Hun-ah. tapi aku tak menyukai dirimu yang terlihat seperti mayat hidup itu." orang itu mengoceh panjang lebar. Sehun hanya tersenyum.
"Gomawo Lu..."
"Untuk es krimnya? Tak apa. Kau bahkan sering meneraktirku. Dan aku hanya meneraktir es krim murah seperti ini."
"Tidak. Bukan itu." Sehun menggeleng.
"Eoh?"
"Gomawo. Karena tetap ada disampingku bahkan saat aku menjadi mayat hidup seperti sekarang. Terima kasih telah menghawatirkanku. Dan maaf karena aku membentakmu tempo hari."
Luhan tersenyum menatap Sehun. Senyuman itu terlihat manis bahkan melebihi es krim rasa coklat yang Sehun punya. "Tak masalah. Bukankah kita teman?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
Fanfiction"Ibu ku bilang es krim dapat menenangkan pikiranmu." . "Aku tak peduli jika aku tak normal lagi. aku akan mengatakannya padamu!" . "Berhenti mendekatiku Sehun! Aku membencimu!" . "seharusnya aku mengetahui ini sejak lama. Mianhae, saranghae..." ~...