First

78 6 3
                                    

Sejak kejadian dua hari yang lalu, tiara benar - benar tidak mau keluar dari kamarnya. Setelah pulang dari rumah sakit tiara segera menguncinya rapat - rapat tanpa memikirkan perutnya yang kosong.

Tiara seolah tidak peduli lagi dengan dirinya, baginya tubuhnya ini sudah tidak berguna, tiara bahkan sempat berpikir untuk menyerah pada keadaan. Tiara ingin pasrah atas semua ini.

Tapi saat pikiran itu mulai melayang satu persatu diotaknya, memberikan tekanan demi tekanan hingga tiara terus memikirkannya, tiara melihat sebuah fhoto yang terbingkai indah di atas meja nakas miliknya. Fhoto nya bersama Rama dan Aldo dua tahun yang lalu, fhoto ketika mereka masih SMP. Tiara tersenyum kecil, nyeri. Benar - benar sakit. Ketika ingatannya terputar pada masa nya dulu. Tiara juga mengingat saat mereka bertiga mengikrarkan janji untuk terus bersama sampai kapanpun. Bahkan mereka sempat mencanangkan akan menjodohkan anak mereka kelak. Tapi dimana mereka sekarang ? Sejak tiara menerima rama menjadi kekasihnya, aldo mendadak menghilang. Dan dua bulan setelah kehilangan aldo rama pun pergi ke jakarta dan meneruskan sekolahnya di kota metropolitan itu. Meski sulit untuk berkomunikasi, tapi rama tak seperti aldo yang benar - benar hilang kontak dengannya.

Semangat tiara bangkit kembali, saat melihat senyum rama yang begitu menenangkan dalam fhoto itu. Tiara tersenyum, meski senyum ini harus diiringi dengan air mata.

Tokk..tok..tokk...

Tiara menoleh, melihat sebuah pintu bercat coklat yang terus mengeluarkan suara yang sama. Mungkin itu bunda rike, karena sejak tiara mengurung diri dikamarnya bunda rike tak henti - hentinya membujuk tiara untuk makan .

"Ra, bunda bikinin spagheti kesukaan kamu. Bunda juga bikinin susu coklat nak" ujar bunda lembut. Yang setiap katanya dipenuhi oleh tekanan dari suara bunda. Tiara mengerti itu, bunda pasti jauh lebih sakit darinya.

"Ra," panggil bunda kembali

Tiara mendengar sedikit isakan tangis, meski tak melihatnya, tapi suasana dikamar ini hening, jadi memudahkan tiara untuk mendengar itu.

Cklek

Pintu terbuka. Terlihatlah tiara dengan kaos putih dan jeans selutut dengan rambut yang tergerai tanpa disisir. Kalian pasti dapat membayangkan bagaimana penampilan tiara saat ini.

Bunda rike buru-buru menyeka air matanya saat melihat tiara yang sudah ada diambang pintu.

Bunda tersenyum, kembali mengikuti tiara yang berjalan menuju tempat tidur

"Ra, kamu makan dulu yah" ucap bunda

Nampan berisi makanan dan segelas susu coklat itu segera disiapkan bunda untuk disantap tiara.

"Bun, ada yang mau tiara omongin" tiara menghiraukan tawaran bundanya

"Ada apa ra? Ngomong aja, kenapa harus minta izin?"

"Tiara pengen kejakarta"

"Jakarta?" bunda mengerutkan alisnya bingung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 Days For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang