Elena's pov
"Aku akan bertemu Harry sebentar untuk membuat perjanjian. Jika aku kembali, kau harus sudah siap." Ucap Eleanor dan aku mengangguk. Ia segera bangkit dari sofa dan keluar rumahku. Aku juga segera berjalan ke arah kamar.
"El, tunggu." Ucap Luke. Aku berbalik badan kearahnya, "Aku hanya ingin kau melihat mataku. Aku bersungguh-sungguh bahwa aku mencintaimu, bukan karena badanmu, kekayaanmu dan sebagainya. Karena ada sesuatu didalam hatiku yang mengatakan bahwa kamu lah pecahan hatiku yang hilang selama ini. Percayalah, hanya aku yang paling mengerti semua masalahmu. Dan aku juga yang menjadi obatnya. What Im dying to say, is that Im crazy for you. Touch me once and you'll know its true. I never wanted anyone like this before, babe." Ucapnya kemudian memelukku.
Perasaanku? Speechless.
Aku memeluknya balik, "Luke, aku harus pergi." Ucapku kemudian melepaskan pelukan kami. Luke menarik pinggangku dan menciumku. Aku mendorongnya.
"Maaf, Luke. Aku harus bersiap." Ucapku kemudian tersenyum. Ia tersenyum dan aku segera ke kamar. Aku memakai halter croptop ku dan rok floral. Aku memakai sedikit makeup dan turun kebawah.
"Eleanor belum sampai?" Tanyaku pada Luke. "Kata Eleanor, aku harus mengantarmu ke Starbucks di dekat sini." Ucap Luke. "Baiklah," ucapku kemudian tersenyum.
Kami sudah sampai didepan Starbucks, ketika aku akan keluar dari mobil, Luke menarik tanganku. "Jika kau ingin menerimanya kembali kehidupmu, ingat aku. Ingat apa yang telah ia perbuat padamu." Ucapnya. "Luke, kau tidak boleh berfikir seperti itu. Siapa tahu ia berubah. Lagipula, ketika kau membuat kesalahan padaku aku memaafkanmu." Ucapku kemudian keluar dari mobil. Aku menemukan Harry dan Eleanor yang duduk tidak jauh dari pintu.
"Hai," ucapku, "Elena sudah sampai, aku akan kembali dulu." Ucap Eleanor kemudian tersenyum. Aku duduk di hadapan Harry. "Hai," ucapku lagi, "Kau terlihat cantik." Ucapnya. "Terimakasih, Mr. Flirty." Ucapku kemudian ia tertawa.
"So, bagaimana kabarmu?" Tanya Harry. "Baik-baik saja, aku bersama Luke dan Eleanor semenjak kejadian itu." Ucapku. "Luke?" Tanyanya. "Kau gila? Setelah apa yang ia lakukan padamu? Kau benar-benar gila?!" Pekik Harry.
"Harry, turunkan suaramu."
"Kau memang tidak pernah mendengarkan apa yang aku katakan. Itulah yang terbaik El!" Pekiknya lagi.
"Harry."
"Kau sangat - sangat bodoh. Kau tidak mendengarkanku!" Pekiknya lebih kencang.
"Kau kira dengan aku mendengarkanmu semuanya akan jadi lebih baik? Setauku aku masih waras. Kau lah yang gila disini, Harry. Kau overprotective kepada orang yang bahkan sudah lama tidak mengenalmu! Kau bilang aku bodoh karena bersama Luke yang pernah menyakitiku? Berarti aku juga bodoh bersamamu sekarang! Aku bodoh mendengarkanmu juga karena kau juga menyakitiku. Jangan berbicara seakan-akan kau tidak pernah menyakitiku. Bahkan kau menyakitiku lebih sakit daripada apa yang Luke lakukan. Dan asal kau tahu, aku tidak mencintai Luke! Aku masih mencintaimu. Karena itulah aku bodoh. Aku harap kau menikmati pembicaraan kita siang ini." Ucapku kemudian aku berdiri.
"Elena, tunggu." Ucapnya. Aku kembali duduk. "Aku ingin bertemu denganmu bukan ingin bertengkar. Aku ingin menjelaskan semuanya. Aku minta maaf sekali aku sangat emosi jika hal ini menyangkut tentang Luke." Ucapnya. Aku menarik nafas dan membuangnya.
"Harry," ucap seorang gadis cantik.
"Elsa?" Tanyaku.
"Hei, El. Senang bisa bertemu denganmu lagi." Ucapnya kemudian tersenyum. Ia kemudian duduk disebelah Harry dan mengecupnya. "Baiklah, sepertinya aku harus pergi." Ucapku kemudian bangkit dari tempat dudukku dan menghapus air mataku. Aku menunggu di pemberhentian bus yang tidak jauh dari Starbucks.
![](https://img.wattpad.com/cover/51757398-288-k618085.jpg)
YOU ARE READING
Enough 2
أدب الهواة"Is it enough yet, babe?" THE SECOND BOOK OF ENOUGH FANFICTION. •Starring Ariana Grande, Harry Styles, Luke Hemmings and many more. -An incredible Harry Styles Fanfiction