Aku merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuh ini
Itu menyakitkanku, sangat
***
Aku mengetahui apa yang tak sehrausnya aku ketahui
Itu membuatku terlibat pada sesuatu yang bukan urusanku
***
Kelebihanku ini membuatku ingin lari dari kenyataan
Itu membuatku terpukul
***
"Sorry gue gak setuju dengan cara yang lo tulis. Terlalu singkat banget" Sanggah Gabriel yang berada di ambang pintu kelas, ia baru datang. Kemudian ia menghampiri Orbiet yang sedang berdiri mengajarkan teman-teman sekelasnya mengenai materi statistika dan merebut spidol yang berada pada genggaman Orbiet untuk menuliskan cara yang lebih detail.
"Lah? Bukannya kalau caranya lebih singkat malah lebih bagus ya? Lebih gampang dimengerti" Jawab Orbiet
"Terlalu singkat itu bikin ribet. Coba lihat deh, itu dapet hasil 72 dari mana? Kalau yang gak ngerti pasti nyangkanya hasil 72 itu dari 9x8. Toh sebenernya hasil 72 itu dari 8 pangkat 2 tambah 8 yang didapat dari rumus. Lebih baik cara panjang tapi mudah dimengerti daripada cara singkat tapi sulit dimengerti" Jelas remaja yang kini tengah maju kedepan kelas sambil menunjuk angka-angka yang ia sebutkan tadi
"Tapi sorry, anak yang lain aja pada gak protes. Mereka fine aja tuh" Ia tetap mempertahankan jawabannya
"Tapi GUE PROTES" Gabriel menaikkan nada bicaranya dengan penekanan pada kalimat terakhirnya
"Biasa aja Iyel, gue gak suka dibentak-bentak" Nampaknya ia mulai risih akan sikap Gabriel yang telah membuatnya naik darah
Akhirnya keduanya terlibat dalam perdebatan yang berawal dari hal kecil. Watak keras kepala yang dimiliki oleh keduanya membuat perdebatan semakin panjang tak berujung. Apalagi jika melihat kondisi kelas yang tak berada dalam pengawasan dosen mata kuliah
yang sangat mendukung kedua mahasiswa berprestasi ini untuk mempertahankan opininya masing-masing. Sedangkan yang lainnya tak menghiraukan, justru mereka lebih sibuk mengerjakan pekerjaannya masing-masing sesuai dengan amanat dari dosen sebelum pergi meninggalkan kelas."LU RESE BANGET SIH, YANG LAIN AJA GAK KEBERATAN" Emosinya semakin terpancing oleh Gabriel
"TAPI GUE KEBERATAN"
"Lo keberatan? Diet dong, Yel!!" Sambung mahasiswa yang sedari tadi asyik dengan gadget dan permen lolinya –yang memberi warna biru tua pada lidahnya– dengan maksud yang entah meledek atau hanya bercanda
"Eh Thai Ryo, mahasiswa pindahan dari korea utara. Mending lo diem!!! Gue gak suka kalau ada orang yang ikut campur" Ketus Gabriel
"Lo pikir gue seneng ikut campur dalam urusan lo, hah?" Balas Thai Ryo, sebut saja Ryo
"Kalau lo gak seneng, ngapain lo nimbrung?" Sambung Orbiet
"Sorry kuping gue terlalu berharga kalau cuma dipake buat dengerin perdebatan kalian berdua. Dan mulut gue pun terlalu berharga kalau dipake buat ikutan debat bareng orang gak penting kaya kalian. Permisi" Ryo meninggalkan kelas
***
"Hey, lu punya mata gak sih?"
"Hey ... hey ... hey ....."
"Hey, mahasiswa pindahan dari korea utara, lu gak punya telinga ya?"
Merasa dirinya dipanggil, ia segera memutar balik tubuhnya untuk menghampiri gadis yang sedari tadi memanggil-manggil dirinya. Padahal sudah 2 bulan ia menuntut ilmu disini, tapi julukan sebagai 'mahasiswa pindahan dari korea utara' nyatanya masih melekat pada dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PARHELION
De TodoTiga laki-laki yang memiliki kelebihan, mereka sangat berbeda dengan anak-anak lain. Thai ryo : Pemilik kekuatan listrik. Kelebihan itulah yang membuat ia takut dengan air Stevent Gabriel : Memiliki daya tarik seperti magnet. Jika magnetnya sedang a...