Part Two : His Year's

132 13 2
                                        

"Tapi tas loe dimana?" Ify bingung bercampur panik
"Tas gue di kelas lah, masa di Kebon Binatang" Jawab Ryo dengan keadaan nafas yang sulit diatur
"Loe kenapa sih lagi kondisi kayak gini masih aja rese" Ify kesal. Tapi wajah cemas itu masih terpampang di wajahnya.
"Sakit banget serius ... " Ryo memegang lengan Ify. Ify yang tadinya hendak pergi malah mematung dengan keadaan mata yang saling bertatapan dengan mata Ryo.
"Gue...suka sama loe" Kalimat itu terlontar jelas dari mulut Ryo. Walaupun volume suaranya bisa dibilang rendah.
"Gue juga" Entah kenapa jawaban itu pun terlontar dari si pemilik bibir manis berwarna merah muda itu.
"Fy...." Ryo segera bangkit dari posisi tidurnya. Ia menyamakan posisi dengan Ify, kemudian memegang kedua tangan Ify. Untuk beberapa saat keduanya membisu.

"Gue .... mmm ... gue"
"Ya, Yo"

"Gue cuma latihan drama aja kok buat tes masuk club teather. Makasih ya udah nemenin gue latihan bye" Rio pergi begitu saja meninggalkan Ify yang kini hanya mampu mematung menatap punggung Ryo yang semakin menjauh.

"Ryo lagi?" Tiba-tiba Shilla berada di samping Ify. Shilla menatap Ify yang kini sedang berdiri di hadapannya sambil menunduk. Sisa kekecewaan yang disebabkan oleh Ryo masih nampak jelas di raut wajahnya.

Ify mengangguk, mengyakan pertanyaan Shilla. Shilla berdehem kecil, kemudian ia merangkul Ify untuk mengiringnya duduk di atas kasur yang beberapa saat lalu di tuduri oleh Ryo.

"Gue lihat dan denger apa yang loe lakuin sama Ryo"Ucap Shilla

"Gue ngerasa Jadi orang bodoh tahu gak" Ify mulai bersuara. Tatapannya lurus menatap sebuah kekosongan.

"Loe suka ya sama Ryo?" Pertanyaan Shilla berhasil mencuri tatap mata Ify. Kedua bola mata saling bertautan.

"Loe gak bisa ngelak Fy"

Ify kembali terdiam. Ia masih tak sanggup untuk menjawab pertanyaan itu. Apalagi jika mengingat kejadian tadi.

"Tapi Ryo kok tahu nama loe Ify. Bukannya dia ngira kalo nama loe itu "Syashilla" ya gara-gara loe pake jas punya gue"

"Apa dia juga suka sama loe?"

***

"Gue kira loe gak di undang ke ulang tahun nya Gabriel haha" Ledek Irsyad yang baru saja merebut kartu undangan dari tangan Orbiet

"Kayaknya gue gak datang deh" Kemudian Orbiet menyeruput minumannya dalam botol

"Ya nih. Udah kayak bocah 5 tahun ya ulang tahun aja pake di rayain haha" Sambung Cakka yang kemudian merebut botol minum milik Orbiet. Ekspresi yang di rebut? Flat ! Karena sudah sangat terbiasa.

"Ya doi kan anak tajir men, jadi wajar aja. Eh btw lu kenapa gak mungkin dateng?" Irsyad memandang Orbiet sambil melahap sebuah bakso berdiameter 5cm dari mangkok Cakka

"Wuh.. biasa keles Syad" Ujar Cakka sambil menatap sebulat bakso yang kini sudah terbungkus oleh mulut Irsyad

"Haha laper gue udah gak makan 3 hari haha" Irsyad mengusap perutnya

"Oh ya Biet, lanjut pembahasan tadi ya. Loe kenapa gak mungkin dateng ke ultahnya si setev?" Irsyad mengembalikan kembali topik pembicaraan

"Gila aja ... ultahnya jam 00.00 dong" Jawab Orbiet

"Emang kalau jam segitu kenapa?" Tanya Cakka dengan memasang wajah so polos

"Nanti gue berubah jadi cinderella" Jawab Orbiet datar

"Iya terus nanti kalau gak berubah jadi Cinderella takut di culik tante-tante haha" Sambung Irsyad diikuti tawa renyah Orbiet.

"Ya udah kalau loe gak ikut, gue juga gak ikut. Dan arti nya loe juga gak ikut kan Cakk?"
"Gue tetep dateng lah. Gimana pun juga nyokap Iyel udah berjasa"
"Oh ya gue lupa kalau lo berondong simpenannya nyokap Iyel" Canda Obiet dengan datarnya
"Eh sial lu"

PARHELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang