Langit temaram hitam memayungi kelima anak muda yang berjalan beriringan. Canda tawa mengisi perjalanan mereka. Wajah mereka lelah namun semangat mereka tetap berkobar, entah dalam api semangat ataupun api kebosanan. Mereka berjalan berpasangan. Pasangan yang paling depan adalah seorang gadis bersurai hitam panjang yang diikat keatas dengan pita biru dan pria seumuran yang memiliki rambut berantakan pendek. Mereka berceloteh riang sepanjang jalan sambil sesekali menggerak-gerakkan tangan mereka
Di bais kedua adalah seorang gadis berambut sepunggung yang gikepang dan dibiarkan jatuh di pundaknya. Tangannya memegang sebuah buku dan pandangan matanya sesekali berpindah dari buku ke kedua orang di depannya itu sambil melemparkan senyuman pasrah dan lelah.
Di paling belakang adalah pria berpotongan rambut sedikit panjang dengan gadis bersurai pendek sebahu. Mereka terlihat tidak kompak walaupun mereka sangat kompak mengenakan kacamata kotak berwarna hitam. Pria yang bersurai panjang itu memasukkan sebelah tangannya di kantung dan sesekali membenarkan letak kacamatamya sedangkan gadis di sebelahnya hanya diam termenung dengan eksppresi dingin menyeramkan
"Hei, Yume! Berhentilah berekspresi seperti itu." Gadis berambut pendek itu yang merasa namanya dipanggil pun melirik si sumber suara sekilas lalu kembali memfokuskan pandangannya ke depan
'Bukan urusanmu. Diamlah, Hinote. Aku sedang berpikir." Mendengar jawaban yang tidak menyenangkan ini, si pria yang dipanggil Hinote pun berdecih dan membuang pandangannya ke kios 24 jam yang sangat terang.
"Yume, aku mungkin menginap di rumahmu, ya?" kata gadis yang berjalan di tengah sambil menoleh ke belakang. Gadis yang dipanggil Yume hanya mengangguk sekilas
"Aku juga!" Seru gadis yang berjalan di paling depan sambil emangacungkan jarinya
"Kau sudahh menghubungi ibumu?" tanya Yume sambil melirik ke arah gadis di paling depn
"Ah.... Nanti aku hubungi ketika sampai di rumahmu," kata gadis yang bernama Mizuna santai. Pria di sebelahnya pun menoleh dan bertanya
"Kalian mau ke rumah Yume?"
"Yap, Kahize-kun." jawab Mizuna, bersemangat
"Kenapa aku tidak diajak?" Kahize yang berjalan di paling depan tiba-tia berhenti membuat semua temannya yang berjalan di belakang terpaksa ikut berhenti
"Bukankah tadi kau bilang bahwa kau ada urusan yang ak bisa kau tinggalkan malam ini>" tanya hinote
"Hm.... Aku ada bilang begitu?" kata Kahize santai yang membuat Inari yang berjalan di tengah menghela napas
"Kahize-kun, kau bilang orang tuamu sedang ke luar dan kau harus menjaga adikmu di rumah," kata Inari mengingatkan. Kahize langsung terpekik dan berlari mendahului mereka
"Aku harus cepat-cepat. Terima kasih sudah mengingatkanku, inari." Kahize berteriak tanpa memperpendek langkahnya. Inari hanya bisa menggeleng dan Mizuna melambaikan tangannya
"Aku akan mampir ke rumahmu sebentar. Setelah makan malam aku pulang," kata Hinite. Yume berdecih dan bergumam
'Kau pikir rumahku itu restoran?" Hinote yang mendengar ini pun hanya mendengus
"Rumahmu adalah restoran gratis bagiku. Toh ibumu selalu bilang bahwa tidak masalah jika aku makan dan tinggal di rumahmu," kata Hinote sambil menyeringai. Yume hanya kembali berdecih dan berjalan lagi
**
Rumah Yume tidak terlalu jauh dari sekolah tetapi, tidak dekat juga. Butuh sekitar 15 menit untuk sampai ke rumahnya dengan berjalan kaki. Rumahnya yang seharusnya kosong dan sepi kembali diramaikan dengan teman-temannya yang selalu rutin mampir paling tidak seminggu sekali. Yume memasukkan kunci ke dalam lubang kunci di pintu dan memutarnya. Dari pintu terdengar bunyi 'klik' sekali sebelum Yume membuka pintu. Ia kemudian menyalakan lampu terdekat dan membuka sepatunya, diikuti dengan Mizuna, inari dan Hinote yang menutup pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Elathor The Imaginary World
FantasyCerita ini memiliki rating R-13. Bagi yang berusia di bawah tiga belas tahun disarankan untuk tidak membaca cerita ini ¤¤¤¤ Semua orang pasti pernah berfantasi bahwa ada dunia lain selain dunia yang kita tinggali. Semua orang juga pasti pernah bermi...