jatuh hati

2.6K 211 8
                                    

Siapa orang yang bisa mencegah pilihan hatiku. Tidak ada, bahkan diriku sendiri pun tak mampu mencegahnya. Maka dari itu, aku mencoba menikmati. Rasa sakit dan bahagia yang hadir bersamaan ini. Asal aku bisa melihatmu, melihat senyum menawanmu dan mendengar keluh kesahmu. Kau, lelaki yang aku cintai. Maxime. - Yuki.

Ada ruang hatiku yang kau temukan, sempat aku lupakan kini kau sentuh.

Aku bukan jatuh cinta, namun aku jatuh hati.

Kuterpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu. Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia.

Kuharap kau tau bahwaku, terinspirasi hatimu. Ku tak harus memilikimu, tapi bolehkah ku selalu, didekatmu

Katanya, cinta memang banyak bentuknya. Kutahu pasti... sungguh aku jatuh hati...

Kuterpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu. Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia.

Kuharap kau tahu bahwaku, terinspirasi hatmu. Ku tak harus memilikimu, tapi bolehkah ku selalu didekatmu.

Tapi bolehkah ku selalu, didekatmu.

Song : Jatuh Hati
By. Raisa adriana

***

"jadi begitu, yuk. Dia sangat manis, aku tak sabar ingin mengenalkannya padamu besok."

Begitulah katanya, didepanku dengan senyum lebar yang terlihat menawan.

Walau ada seribu jarum kasat mata yang tengah menusuk jantungku, hingga terasa ngilu rasanya. Aku tetap ikut tersenyum bersamamu yang tengah menceritakan seorang gadis yang kini telah menjadi kekasihmu. Yang namanya aku pun tak tahu.

Ah, beruntungnya gadis itu mendapatkan hatimu, max. Andai aku orangnya. Ya, andai.

Kau mengguncang bahuku pelan ketika aku hanya diam sibuk dengan pikiranku. Aku melihatmu, tepat dimatamu yang sewarna kulit pohon, coklat gelap. Kau mengayunkan tanganmu didepan wajaku hingga aku mengerjap,

"apa?"

Tanyaku bodoh. Terus saja melamun yuki, dan kau akan mempermalukan dirimu didepan lelaki ini. Seperti biasa.

maxime berdecak, wajahnya terlihat ditekuk dan sebal. Mau tidak mau aku tersenyum melihatnya. Melihat wajah sebalnya yang terlihat lucu, hiburan sendiri untukku.

"kau tak mendengarku lagi. Yuks, kenapa akhir-akhir ini kau sering sekali melamun ketika bersamaku, sih"

Katanya dengan kesal, aku hanya menggeleng dan tersenyum tipis. Tidak mungkin aku mengatakan aku melamunkan dirinya, kan.

"maaf. Aku memikirkan beberapa tugas yang belum selesai juga. Tapi aku tetap mendegarmu kok, sungguh."

Kataku meyakinkannya. Dia hanya mendengus sekali, kemudian mengangguk-ngangguk.

"kalo masih belum selesai juga, mau aku bantu?"

"tidak merepotkan?"

"sejak kapan kau merepotkanku, sahabat."

aku terkekeh mendapati tangannya mengacak rambutku lembut. Menikamati perhatian kecilnya, sekaligus merasakan sakitnya. Sahabat. Ya, hanya sahabat.

***

Dua minggu. Sudah dua minggu setelah pertemuan kami, dan aku tak pernah bertemu maxime kembali. Kemana dia? Tentu lebih memilih menghabiskan waktunya dengan kekasihnya. Fakta itu entah kenapa membuatku sakit sekaligus ingin marah, tapi aku sadar posisiku.

FicSongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang