Chapter 2

92 5 0
                                    

Seoraksan National Park.

"Aish, selalu saja seperti ini," gumam Kyuhyun setelah melihat banyaknya masyarakat yang mengunjungi gunung Seorak. Sekarang, tempat itu bahkan lebih mirip seperti pasar.

"Kalau begini bagaimana aku bisa mendapat ketenangan?" Kyuhyun bermonolog. Tujuan utamanya memang untuk mencari ketenangan-- disamping untuk menemukan gadis itu, tapi ternyata dia datang di waktu yang salah. Pada musim gugur seperti ini, akan banyak sekali masyarakat yang pergi ke Gunung Seorak karena ingin melihat keindahan warna-warni dedaunan yang mulai berubah warna di area ini.

Kyuhyun mulai melangkahkan kakinya menuju area cable car. Dia tidak ingin kelelahan mendaki, karena dia hanya membawa sedikit perbekalan. Selagi ada yang mudah kenapa harus cari yang sulit, pikir Kyuhyun. Namun harapannya musnah begitu saja karena area cable car menuju puncak Gwongeumsong telah ditutup karena kelebihan kuota penumpang.

"Baiklah, sepertinya aku akan mendaki saja," ucap Kyuhyun sambil meninggalkan area cable car  yang telah penuh sesak. "Menyebalkan sekali."

"Hm... apa sebaiknya aku mencoba mendaki puncak Ulsanbawi saja, ya? Aku belum pernah kesana sebelumnya."

Kyuhyun melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya, sudah pukul dua siang. 

"Ah... sudah jam segini. Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah terlanjur kesini. Baiklah, fighting!" ucap Kyuhyun sambil mengepalkan kedua tangannya ke udara, yang langsung mendapat tatapan aneh dari orang-orang disekitarnya. 

Dua jam kemudian...

"Astaga..."

Kyuhyun terduduk di samping sebuah batu besar dengan napas yang tersengal-sengal setelah sampai di Heundeulbawi,sebuah tempat pemberhentian. Dua botol besar air minumya telah tandas. Untung saja, di tempat pemberhentian ini ada sebuah kuil yang menawarkan sumber mata air alam yang bisa diminum dengan gratis.

"Mereka bilang jarak menuju puncak hanya tiga kilometer, tapi kenapa setelah dua jam aku masih sampai disini?" keluh Kyuhyun. Dia memegang perutnya. Buncit. Kemudian dia memegang kedua pipinya. Tembam.

"Aish! Gara-gara tubuhku yang semakin berat ini, kemampuan mendakiku menurun drastis! Aku harus diet setelah ini!" ucap Kyuhyun berapi-api. Dia benar-benar ingin menghilangakan timbunan-timbunan lemak yang menyebalkan itu.

Kyuhyun bangkit dari duduknya, lalu menepuk-nepuk pantatnya yang kotor. Dia ingin segera sampai di puncak dan menenangkan diri.

Satu jam kemudian...

"Yeah!"

Kyuhyun memekik bahagia sesampainya di puncak Ulsanbawi. Pemandangan yang tersaji dari atas puncak ini membuat Kyuhyun tiada henti-hentinya berdecak kagum. Batu-batuan berwarna coklat muda yang tersusun rapi dipadukan dengan warna hijau yang lebat dari hutan-hutan di sekitar gunung benar-benar menyegarkan mata dan pikirannya.

Kyuhyun merapatkan jaketnya, angin dingin yang berhembus mulai membuatnya menggigil. Kyuhyun merutuki dirinya sendiri yang begitu lemah. Umurnya sudah dua puluh lima, tapi kondisi tubuhnya tidak beda jauh dengan anak umur sepuluh.

"Tuan, ini sudah hampir gelap, apa kau tidak berniat untuk turun?" tanya seorang ibu-ibu, yang langsung mengagetkan Kyuhyun.

"Ah... saya baru saja sampai, mungkin setengah jam lagi," jawab Kyuhyun sambil tersenyum.

"Ah... begitu. Berhati-hatilah kalau sudah gelap. Kau bisa saja tersesat. Baiklah, aku pergi dulu," ucap ibu-ibu itu sambil menepuk bahu Kyuhyun pelan.

Kyuhyun menangguk dan membalas senyuman ibu-ibu itu, kemudian menyandarkan tubuhnya ke pagar pembatas. 

"Ah... hyung, andai saja kau ada disini...."

Gangnam District, Seoul.

"Ahjumma, Kyuhyun sudah menelepon apa belum?" tanya Heechul sambil berjalan kearah dapur.

"Belum, tuan."

"Ah... anak itu selalu saja membuatku khawatir," keluh Heechul. Perasaannya tidak enak sejak tadi pagi. Dia takut terjadi apa-apa dengan Kyuhyun.

"Ahjumma, perasaanku tidak enak sekali." Heechul melangkah mendekati Ahjumma yang sedang duduk di meja makan, mengelap alat-alat makan koleksi Heechul.

"Tenang saja, tuan. Kyuhyun-ssi pasti bisa menjaga diri," jawabnya dengan tenang dan lembut. 

"Semoga saja seperti itu. Tapi kadang dia ceroboh sekali, ahjumma... Bagaimana bisa aku tenang? Aku hanya punya dia," ucap Heechul dengan suara bergetar. Perasaannya bear-benar buruk sekarang. 

 Seoraksan National Park.

"Aish! Kenapa senterku tiba-tiba mati, sih!" Kyuhyun menggerutu sambil memukulkan senter ke sebuah pohon di sampingnya, berharap senter itu bisa hidup kembali.

"Astaga... Bagaimana ini? Tidak ada siapapun, dan gelap."

Kyuhyun kembali melangkah turun. Medan yang dilaluinya cukup sulit, ditambah dia hanya mengandalkan cahaya bulan untuk penerangan. Kyuhyun mulai menyesali keputusannya untuk tidur sebentar di puncak tadi,dan akhirnya dia jadi kemalaman untuk turun dari puncak.

Bruk!

Kyuhyun tergelincir sebuah batu dan terjatuh ke samping. Tubuhnya terguling-guling hingga membuatnya kepalanya terasa pusing.

Kyuhyun mengerjap, pandangannya mulai buram, ditambah dengan sensasi dingin dari tanah di bawahnya membuatnya semakin menggigil kedinginan.

"Eomma... Appa... inikah akhir hidupku?"

-------------------------------------------------

Thanks for reading ^^



Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang