Dentuman suara music terdengar samar-samar dari arah sebuah banguna Yang tak asing bagi anak muda di kota Seol. Sebuah club malam ternama berdirir kokoh di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya. Di dalam sana banyak tubuh yang tak henti bergerak seirama dengan music yang bising. Di arena berbentuk bulat, beberapa orang tengah melakukan battle dance. Di bagian atas tepat di tengah arena berbentuk bulat itu, terdapat sebuah ruangan yang keseluruhannya terbuat dari kaca,.kecualai bagian pijakan. Di dalam ruangan tersebut terdapat seorang wanita yang tengah asik memainkan berbagai alat yang entah apa namanya. Siapa lagi kalau bukan seorang Dj. Teriakan para pengunjung club yang meminta lagu lagi membuat senyhmnya mengembang. Dia lalu kembali memainkan alat-alat itu dan menghasilkan irama yang menyegarkan telinga pengunjung, dan membuat mereka tak henti menggerakan badan.
Sang Dj tak mau kalah, sambil memainkan alat-alat itu, dia pun menggerakan badannya. Rambut sepinggang yang di kuncir kudanya juga ikut bergerak ka kanan dan ke kiri.Waktu sudah menunjukan pukul 02.00 dini hari. Seorang yeoja dengan mantel hangat dan rok selututnya terus menggerutu kesal. Dia terus menggerakan kepalanya membuat rambut kuncir kudanya pun bergerak. Beberapa kali dia menatap arloji hitam bercorak merah miliknya. Dia kembali mendengus kesal.
"Kau belum pulang Dj Young?" Suara seseorang mengagetkan yeoja yang tak lain adalah Jung Young Mi, atau lebih akrab di panggil Dj young oleh para pengunjung club malam tersebut. Merasa seseorang bertanya padanya dia menolehkan pandangannya menatap siapa pemilik suara itu.
"Belum, Jimin belum menjemputku". Jawab Young Mi.
" kenapa?" Tanya namja itu.
"Entah." Jawab Young Mi mengangkat bahu.
"Mau ku antar?"
"Tidak terima kasih Tuan Lee, aku akan pulang jalan kaki saja, lagi pula apartemen ku tak jauh dari sini." Tolak Young Mi lembut. Dua menundukan badannya lalu berjalan ke luar.Young Mi menggerutu di sepanjang jalannya. Di terus menghentikan kakinya kasar.
"Kenapa su Chim bodoh itu tak menjemputku? Awas saja bila aku bertemu dengan mu aku akan bikin kau semakin pendek Chim!" Geramnya sambil meremas tangan nya.Young Mi menatap gang yang di himpit dua gedung pencakar langit. Keadaan gang nya remang-remang karena kurangnya pencahayaan. Young Mi sebenarnya sudah biasa lewat gang ini, tentunya dengan Jimin sahabat karibnya. Tapi kini dia hanya sendiri. Dengan takut, dia berjalan memasuki kegelapan gang. Angin malam menampar tubuhnya kasar. Dia mengetatkan mantel hangatnya. Tangan nya mulai gemetar karena takut. Dia menghembuskan nafas beratnya. "Awas kau Chim, kau sudah membuat ku ketakutan setengah mati. Aku akan benar-benar membuatmu semakin pendek!".
'BRUGH'
Young Mi langsung diam mematung saat mendengar suara benda jatuh dengan keras.
Young Mi menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.
"A...apa i..itu?" Tanya Young Mi pada dirinya sendiri dengan nada gemetar. Young Mi mencoba mendekati benda yang jatuh itu. Hatinya berdetak kencang. Nafasnya terpotong-potong.
Dari jarak kutang dari 5 meter Young Mi melihat benda itu seperti bernafas. Young Mi semakin ketakutan.
"A..apa i..itu ma..manusia?" Tanya nya lagi masih tetap pada dirinya sendiri.
"Aku phtar balik sa_"
"To..tolong a...aku"
Young Mi diam terpaku mendengar suara rintihan orang malang itu. Young Mi tk teg meninggKkan nya. Maka di memutar balik menghampiri orang yang menghadap arah lain.
"Kau tak apa tu_"
Seketika ucapan nya terhenti. Nafasnya tercekat. Semua sendingya seakan copot semua. Tulangnya seakan hilang. Air matanya langsung menerobos kelopak mata Young Mi.
"Ji..JIMIN!" Teriak nya histeris melihat sosok yang terkapar tak berdaya dengan berlumuran darah. Young Mi lantas merengkuh Bikin kepelukannya. Hatinya sangat kacau dan hancur. Air matanya semakin membanjiri pipi tirus nya. Dengan gerak cepat dia menelpon pihak rumah sakit.Young Mi menutup mukanya dengan kedua tangan nya. Air matanya tak kunjung berhenti meski sudah 2 jam dia menangis.
Hatinya benar-benar hancur. Tak ada lagi harapan untuknya. Satu-satunya orang yang dia miliki dan sayangi kini malah harus terkapar tak berdaya di ruang UGD. Young Mi menatap nanar pintu di hadapan nya. Sudah berjam jan dia enunggu, namun tak satupun orang yang keluar dari balik pintu bercat biru itu. Young Mi semakin hawatir. Air matanya semakin deras mengalir. Dia seakan tak mempersdulikan dirinya sendiri. Meski matanya sudah sembab dan memerah, tapi dia belum berhenti menangis.Tepat pukul 05.00 didni hari pintu bercat biru itu terbuka. Young Mi yang tengah terlelap kelelahan langsung terbangun. Di dengan cepat menghampiri dang dokter.
"Dok bagaimana keadaannya? Apa dia akan baik-baik saja? Apa dia akan selamat? Dia tak apa -apa kan dok? Tak ada luka seeouakan dok? Jawab aku dok! JAWAB!" Histeris Young Mi. Sang dokter menatapnya hawatir. Dia ragh untuk mengatan hal ini pada Young Mi. Tapi mau tak mau dokter ini harus memberitahu Young Mi.
"Berdo'alah nona. Semoga keajaiban tuhan menaunginya. dia mengalami banyak patah tung. Pendarahan i otaknya pun agak parah. Tapi kami akan berusaha sebisa kami. Ki berjanji nona.!" Jawab sang dokter.
Young Mi langsung g amberuk. Tulangnya langsung lemas semua, dia menatap nanar pintu bercat biru di hadapan nya. Dia menangis lagi.
"Sabarlah nona, kami akan berusaha sebisa kami. Kami berjanji!" Ucap sang dokter membantu Young Mi berdiri.
"A..apa hiks... aku bo..boleh menemaninya?" Tanya Young Mi menghapus air matanya. Sang dikter mengangguk. "Tentu".Young Mi berjalan gontai mendekati kasir putih yang di tiduri Jimin. Dia memandang dengan pandangan gang sarat akan keoeduahan dan rasa sakit. Dia menyerah untuk menahan air matanya. Dia kembali menangis memandangi keadaan sahabatnya.
"Chi..Chim bangun... ka..kau berjanji pa..padaku kan ka..kalau hari ini ka..kau akan mengajakku ke taman bermain.. a..ayo Cim bangun. Lihay tiket i..ini, aku sudah membelinya" lirih Young Mi. Dia menggenggam tangan shabatnya yang dingin. Berharap Jimin membuka matanya.
Young Mi menelunkulkan kepalanya di samping tubuh Jimin yang terpasang berbagai macam alat dan perban. Dia lalu terlelap dengan twrus menggenggam jemari Jimin.NamJa bernama Kim Taehyung terus saja meracau tak jelas. Matanya sudah memerah. Tangannya menggenggam botol soju yang sudah kosong. Dia mencoaba meminum sesuatu dari dalam botol kosong itu. Karena tak ada ya ga keluar dia lalu membanting botol kosong itu membuat semua pengunjung club malam itu kaget.
"Hahaha KENAPA BEGINI , AKU SAMA SEKALI TAK PU YA PERASAAN KAN. TAPI KENAPA DI SINI, DI DALAM SINI SANGAT SAKIT HAHAHA!" Teriaknya. Penjaga bar lalu mencoba menyeret Taehyung. Namun namja itu tak bergerak sedikit pun. Dia mencoba makan. Tenaga nya masih kuat meski sudah menghabiskan 4 botol soju. Ppsenjaga bar semakin kesak saat Taehyu ga meminta 1 botol soju lagi.
"APA KAU GILA HAH?? KAU SUDAH HABIS 4 BOTOL DAN KAU KINI MEMINYNYA LAGI?" geram penjaga bar.
"Kumohon. Aku hanya ingin 1 lagi,hanya 1 saja . aku ingin melupakan semuanya ku mohon. Ku mohon tuan". Mohon taehyung. Tapi penjaga bar sama sekali tak.memberinya. dia mencoba menyeret Taehyung. Tali namja itu semakin kuat.Sudah seminggu Jimin terbaring di kasur rumah sakit, namun sama sekali tak membuka matanya.
Young Mi duduk di sof club malam tempat nya bekerja. Tali malam ini dia. Tak bekerja..bukan hanya hati ini saja, tapi juga 6 hari yang lalu.
Young Mi menatap kosong ke depan. Pikirannha masih terlalu kacau saat ini hanya dengan mengingat Jimun.
Kegaduahan di meja bar ahirny menyita perhatian Young Mi. Dia memalingkan wajahnya ke arah sumber kegaduhan. Dia sedikit memicingkan matanya untuk memperjelas apa yang tengah terjadi.
"AKU HANYA INGIN 1 LAGI. AKU INGIN MENGHILANGKAN BEBAN PIKIRAN KU. AKU INGIN MENGHILANGKAN INGATAN TENTANG SAHABAT KU YANG SUDAH MATI. MATI!!" TERIAK seorang namja. Young Mi membulatkan matanya mendengar teriakan itu. Dia kembali teringat pada Jimin. Hatinya kembali terasa sesak. Air matanya kembali membasahi pipinya.
"Ji..Jimin." lirihnya.
Dia menghampiri tempat kegaduhan. Menatap namja yang tertunduk setengah tak sadar.
"Alu mengenalnya penjaga Park. Biar aku membawanya pulang " ucap Young Mi tiba-tiba. Penja ga Park mengangguk saja membiarkan Young Mi membawa pulang namja yang menurutnya aneh.Sinar mentari menelasak masuk melalui celah-celah jendela. Berusaha mengusik kenikmatan seorang namja yang tengah tertidur pulas du atas sofa berwarna abu. Usaha sang mentari ahirnnya berhasil. Namja itupun terbangun. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya
beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya.
Setelah dirasa sadar penuh, namja itu menatap ke sekeliling tempat. Dia mengkerutkan dahi nya heran.
"Di mana ini" tanyanya.
Matanya menagkap sebuah objek yang langsung membuat mata itu terbelalak hebat. Jantungnya terasa sesak menatap benda itu.Tbc.
Benda apa yang di lihat namja itu. Dan siapakah namja itu
penasaran? Lanju baca di part selanjutnya. Enggak? Gak usah baca. Hehehe.