{ini full of narasi y}
Mon, 12 October 2015
"Ca, lo dipanggil sama si Kao tuh," Jane menarik tangan Acacia keluar kelas.
"Kao dimana?"
"Di hatimu."
"Serius ah," wajah Acacia langsung cemberut.
"Maap, dia nungguin lo di lapangan depan ruang aksel 1 katanya," Jane sedikit mendorong badan Acacia. "Tar balik-balik udah harus rangkulan lo berdua, gamau tau gue," Jane mengedipkan sebelah matanya lalu berlari berlawanan arah dengan Acacia.
"Anjing, masa sendirian," Acacia menggigit bibir bawahnya dan dengan perasaan tidak beraturan kakinya berjalan menuju lapangan.
"Ca!" Suara cempreng ala Zayn membuatnya berbalik badan seketika.
"Paan?" Acacia menghembuskan napas lega, setidaknya ia bisa mengulur 'sedikit' waktu untuk bertemu dengan Kao.
"Ikut gue bentar deh ke lapangan belakang, berdua aja." Acacia menaikan sebelah alisnya, meminta penjelasan. "Plis, ini penting pake banget," mohon Zayn.
"Ntaran ae, gue mau ketemu Kao dulu di lapangan utama. Kalo gue udah selesai urusan sama Kao nanti lu line gue aja ye. Dah," Acacia melambaikan tangannya lalu berlari kecil menuju lapangan utama.
"Acacia," lagi-lagi suara seseorang membuatnya berhenti dan berbalik badan.
"Ya?" balasnya tidak tenang, pasti Kao sudah menunggunya dari tadi.
"Ditungguin Kao lu dari tadi." Itu Yudis, teman Kao.
Acacia memutar matanya, jika si Yudis ini tidak menghentikan langkahnya pasti sedari tadi dia sudah sampai di lapangan. "Tau gue. Udah ya, dah!" Acacia berlari menuju lapangan utama.
"Maap Kao lama nunggu, banyak godaan setan terkutuk eheh," Acacia nyengir ketika sudah berada di hadapan Kao.
"Lama amat lu kek suster ngesot, lumutan gue nunggunya," gerutu Kao.
"Iya maap, elah sewot."
"Uhm, langsung ke point-nya aja ya," Kao berdeham pelan.
"Jadi nih nembaknya?" Acacia sedikit menggoda Kao untuk mencairkan suasana. Karena jujur, lututnya sangat lemas sekarang, dan jantungnya serasa akan meledak.
"Jadilah, yakali cewek secakep lu gajadi gue tembak," Kao mengedipkan sebelah alisnya yang langsung membuat Acacia kehabisan oksigen.
"Yaudah, gece," balasnya tak sabaran, ia benar-benar membutuhkan oksigen sekarang. Bahkan pipinya sudah memerah sedari tadi.
Kao berdeham sekali lagi sebelum mengeluarkan ucapan sakral yang dapat membuat Acacia mengatakan 'iya'. "Jadi uhm, waktu awal gue ngeliat lo itu gue udah mulai ada rasa tertarik sama lo, apalagi pas bu Rosyid suruh gue duduk di samping lo, beh, seneng banget gue Ca, asal lo tau aja. Terus, waktu yang pertama kali gue chat lo itu sebenernya modus, gue udah tau kalo besok ada pr sejarah sama bahasa Jerman dari Rafa, tapi ya gue pura-pura bego aja biar bisa modus.
"Terus pas hari kedua, gue jadi makin penasaran sama lo, terus ya gitu, lama-lama gue makin suka sama lo, karena lo itu unik. Jadi gue berusaha mati-matian untuk dapetin lo dengan menghalalkan segala cara agar bisa deket sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue? Nolak gak papa kok, cinta itu 'kan gak bisa dipaksa," Kao tersenyum simpul.
Jantung Acacia seakan berhenti berdetak, ia bahkan speechless. "Kalo gue tolak lo marah ga?" Acacia berusaha mengatur detak jantungnya.
"Ya gatau." Jawaban Kao ambigu dan Acacia tidak suka itu.
"Yaudah, maaf gue gabisa."
Raut wajah Kao berubah kecewa, tapi dengan segera ia mengubahnya. "Oh yaudah gapapa si," ia tersenyum paksa.
Acacia tertawa pelan, "Maksud gue gak bisa nolak geblek. Gue juga suka sama lo," Acacia tersenyum lebar, diikuti dengan Kao yang juga tersenyum lebar.
"Jadi sekarang kita official nih?" Kao mengangkat sebelah alisnya.
Dengan pipi merah Acacia menjawab, "Iyalah goblok."
Kao segera memeluk Acacia yang membuatnya tersedak seketika. "Ya Allah, seneng banget anjir gue. Makasih."
Acacia mengangguk. "Makasih juga udah suka sama gue."
Dan tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.
"Gue emang udah telat. Bego dulu lo nyia-nyiain cewek kayak gitu."
023: PLIS ANJIR AKHIRNYA GUE UDAH GA JONES LAGI, MAKASIH YAWLA SENENG BANGET~
HAEEEE
AGYADJEHGWFEJF LO SEMUA HARUS NONTON MV PERFECT ITS SUCH A BEST MV EVER, KARENA WELL ITU THEIR FIRST B&W THEME AAAAAAAAAAAAAAAA
TERUS HARUS DENGERIN HOMENYA WANDI GAMAU TAU, LO BAKAL GABISA GA DENGERIN ITU DEH PASTIII
BTW GWS DADDY LIAM, GET WELL REALLY SOON. CEPET SEMBUH YA PAH, BIAR KITA BISA MAEN BERBI LAGI:')
maapkeun chap ini abal, maaf banget. but i rlly need ur vomments guys:*
btw liat mulmed plis, mau mati dd bang:'
KAMU SEDANG MEMBACA
line ⛅ zm {discontinued}
Fanfic{1} Ini hati ya bukan pintu yang bisa dibuka-tutup seenaknya:) #3 in short story [november 19th] #2 in short story [november 22nd] #1 in short story [december 5th]