"Memamamama." Ocehan Sean pagi ini terdengar saat aku masih berkutat dengan tidurku.
"Hmm.. Yaaa..." Jawabku sambil mengerjapkan kedua mataku.
"Mamamaa.. Mam.. Mamm..." Yaampun Sean... Anak bundaaaaa
"Apa? Sean mau makan?" Tanyaku kepada bocah pintar ini.
Dengan cepat aku turun dari kasur dan menguncir seperti buntut kuda rambutku. Lalu aku meletakkan Sean di baby walker. Aku mulai membereskan seisi rumah flatku ini. Rutinitas ku sehari-hari. Setelah membereskan semuanya, aku memberikan Sean makan. Menyuapinya bubur tim.
Knock knock
Oh God! Jangan bilang itu Harry. Aku sangat malas bertatap muka dengannya. Rasanya aku ingin sekali mencabik-cabik wajahnya, namun masih ada secuil rasa tak ikhlas jika aku mengulang apa yang kami bicarakan kemarin.
"Who's there?" Tanyaku dari dalam flat.
"Sorry ma'am, ada bingkisan untuk mu." Jawab si kurir. Aku pun membuka pintu.
"Ini ada bingkisan dari Tuan Harry, tolong ditanda tangan dibawah sini." Ucapnya. Apa harus ada nama Harry pagi ini?!
Saat aku membawa masuk barang yang diberikan Harry untuk ku, aku langsung membukanya. Apa? Ternyata isinya tiga dus susu formula untuk bayi, uang yang banyak, biskuit bayi, pakaian bayi, dan sejumlah foto.
Apa? Foto?
Aku pun buru-buru melihat foto tersebut. Tuhan.. Itu, foto saat aku bersama Harry. Tidak, tidak, aku harus melupakannya secepat mungkin! Aku tidak akan mau terus disiksa seperti ini!
-
Aku pun akhirnya memutuskan untuk menelefon Harry.
"Hallo?"
"What the Hell are you doin' to me?!" Ucapku tersungut-sungut.
"Hei, calm down. Aku hanya ingin membantu keperluan untuk Sean,"
"I don't need your fucking money jerk. Dan oh ya, kau menyelipkan salah satu fotomu dengan Kendall. Apa bisa kau kerumahku?!" Tanyaku dengan marah.
"Oh ya, of course! I'll be there in ten minutes."
JERK!
-
Aku menyiapkan bubur tim dengan brokoli yang dihaluskan, daging ayam yang ku cincang. Menu sehat untuk Sean sudah jadi! Saat aku berjalan menghampiri Sean yang sedang berjalan-jalan memakai babywalkernya ada yang mengetuk-ngetuk pintu flat ku.
Kalian tau siapa yang datang.
"Oh my God, Sean this is Daddy!" Teriak Harry lebay.
"No, your not." Jawabku langsung berbalik badan dan menghampiri Sean yang meminta makan.
"Mamaaaaa maamaaa mam mam.." Ucap Sean tak jelas.
"So Harry, aku mengembalikan semuanya ini kepadamu. Sekali lagi aku tegaskan aku sama sekali tidak membutuhkan uangmu ataupun bantuanmu! Aku masih mempunyai David yang tidak cuma-cuma mencari uang untuk menghidupi ku dan Sean." Ucapku penuh penekanan disetiap katanya.
"Okay, aku tahu Cait kau tidak akan bisa menerimaku lagi seperti dulu. Tapi kau tau, aku masih ingin bersama mu. Tetapi disini aku juga menjadi suami dari Kendall." Jawabnya. Harry kau benar-benar menghancurkan hatiku.
"Ya aku tau. Dan aku tak membutuhkan mu. Kan aku sudah bilang dari awal, kau hanya perlu focus pada Kendall yang sedang hamil. Bukan aku!"
"Aku melakukan ini karena mu Cait! Karena mu!" Ucap Harry marah kepadaku. Shit, what are you fuckin' doin' to me Harry?! Lies? Hurt?!
"Hahahaha apa yang kau lakukan untukku jerk?! Kau tau, dimana kau saat aku akan melahirkan Sean?! DIMANA KAU?!" Bentakku. Sean mulai memerah menahan tangis yang akan pecah sebentar lagi.
"Aku tidak ada maksud melarikan diri Cait. Aku hanya berusaha melindungimu. Kalau aku tak menjauh dari mu, kau akan dibunuh saat itu juga." Jawabnya pelan.
"Siapa yang akan membunuhku? Huh?"
"Mom Anne."
-
Halo aku need vomment bae's
KAMU SEDANG MEMBACA
We Here Without You
FanfictionFirst Book-> I love you my bitch. This books are sequel of I love you my bitch. [BAHASA INDONESIA]