JB - What Do You Mean
Satu,
Marvin Garrixten, seorang anak yang makmur, dalam artian kaya,tampan,bersekolah disekolah bertaraf mahal,baju mahal, mainan mahal, semuanya serba ada. Sekilas, ditengah kerumunan warga Inggris yang memadati Gedung Flock...anak kecil berumur sepuluh tahun itu nampak bak pangeran kecil dengan sejuta anugerah. Duduk dikursi VIP bersama wanita cantik berbalut gaun strepless rancangan Vanessa Wang. Wanita yang sering ia panggil mommy itu juga tak kalah bersinarnya. Sambil terus berbincang-bincang dengan para sahabat sosialitanya yang ikut datang di acara London Fashion Week 2015, tapi sial, Marvin mulai merasa bosan. Terlebih ia seorang anak kecil yang bukan peminat fashion yang baik.
Marvin menoleh kearah mommy, "Mom?"
Serunya menarik bagian bawah gaun mommy sehingga memberi efek gelombang dan gemerlap. Wanita bernama Teresia itu sontak berhenti bergosip lalu melirik Marvin. "Ya?"
Anak nya bersender dilengan halus milik Tere. Sadar Marvin mulai gelisah, Tere memberi rangkulan hangat. "Ada apa? Kau lapar?"
Bibir Marvin membentuk duck lip*, "No, aku hanya bosan. "
Tere mengecup rambut Marvin yang memiliki warna kuning emas seperti daddy nya. Harum nya pun juga sama, untuk sesaat pikiran wanita dua puluh lima tahun itu terlempar ke Martin, mantan suaminya. "Mom?!"
Adengan Martin tengah mengecup bibir Tere sewaktu SMA lenyap akibat tangan mungil Marvin merayap dibahunya. Wanita itu terengah sedikit kaget, "Maaf, mommy sedang memikirka----
"Boleh aku keluar? Berkeliling sebentar? Aku yakin banyak anak-anak diluar sana. Do you agree with Marvin Garrixten my beautifull queen?" rayu Marvin dengan kedua alis naik-turun. Lagi lagi, Marvin mengingatkan nya pada Martin. Martin punya kebiasan merayu yang super, keahlian itu menurun pada Marvin rupanya. Aku yakin Martin sudah mendapat yang baru menginggat pria itu pandai merayu,imbuh Tere berupaya tak peduli.
"Of course, my handsome prince. Tapi ingat satu hal ini ya...", Telinga kecil Marvin mendekat kebibir Tere. "Jangan keluarkan rayuan pada teman gadismu, kay?"
Marvin yang tampan terkekeh geli, "Aye aye,mommy!"
***
"Tuan Garrixten, selamat datang dan terimakasih sudah menyempatkan sedikit waktu untuk kemari. " Vanessa datang dan memberi kecupan manis dipipi Martin. Martin yang kaget, hanya merespon dengan senyum manis. Teman nya itu menepuk bahu cukup keras, "Mar, kau akan mendapat surprise juga nanti.." lanjut Vanessa membuat Martin yang ia sedang membenarkan kerah baju jadi binggung.
"Maksudnya?" tanya Martin serius. Vanessa tertawa riang layaknya peri jahat. Namun terdengar asing ditelinga pengusaha pesawat terbang dan kapal persiar itu. Intinya, Martin masih binggung dengan surprise yang diucap Vanessa barusan. Ia memang sudah mengenal Vanessa dengan tempo yang cukup lama, tapi baru kali ini desinger keturunan Philipina itu akan memberinya surprise.
Vanessa mereda tawa karena pusat perhatian tertuju pada nya. "Ah, kau lihat saja nanti. Dan jang---," dering handphone Vanessa bergumuruh. "Sorry Mar, Olsen menelponku. Bye...enjoy the show kay?" ujar Vanessa langsung bergegas menembus kerumusan para pengunjung acaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where My Daddy,Mommy?
RandomDear Reader, Jujur aku kurang ahli membuat sinopsis cerita ini. Jadi jangan marah/langsung beralih, biasakan untuk dibaca terlebih dahulu. Terimakasih ☺