[1] KEHILANGAN

224 6 0
                                    

Semua yang terjadi di hidupku adalah kehendak Tuhan. Aku tidak bisa menentukan semua yang akan terjadi dihari esok. Masalah rumit yang terkadang hadir dalam hidupku, menurutku itu adalah sebuah tantangan. Mungkin tanpa masalah hidupku akan terasa hambar.

Callista Putri Adiyatama, itu nama yang diberikan kedua orang tuaku. Aku tinggal di Jepang dengan keluargaku tetapi aku selalu merasa sendiri di dunia yang asing bagiku. Hidup dinegara orang tanpa teman. Hidup hampa tanpa ada yang bisa diajak berbagi derita maupun bahagia.

Sudah hampir satu tahun yang lalu tapi masih saja kejadian itu terus teringat dikepalaku. Ingin rasanya aku menghapus semua memori masa laluku dan menjalani masa depanku. Melupakan dia yang telah lalu dan mencari kebahagiaan yang baru. Tapi rasanya sangat sulit untuk melupakan dia dan menghilakan rasa cintaku kepadanya. Ironis sekali bukan? Hubungan yang sudah aku jalin tiga tahun lamanya semenjak aku kelas satu sma, berakhir begitu saja tanpa satu katapun.

I Made Adhyastha, lelaki jahat yang sudah berhasil membuat aku jatuh cinta dan meninggalkan aku dengan diam seribu bahasa. Hubungan yang sudah kami jalin selama tiga tahun dengan perjuangan untuk meluluhkan tentangan dari orang tua, berakhir begitu saja.

Dulu dia selalu menemaniku kemana saja, dia yang menghiburku saat aku sedang sedih. Dia yang mau berbagi bahagia dan derita bersamaku. Dia yang berani meyakinkan orang tuaku walaupun selalu mendapatkan penolakan. Dia yang selalu menyayangiku dan mencintaiku dengan tulus. Dia yang menjadi semangat hidupku.

Tetapi kesalahan yang aku perbuat karena paksaan dari orang tuaku menyebabkan dia pergi meninggalkanku. Aku sangat marah, merasa bersalah, kecewa, kehilangan, bahkan aku merasa duniaku telah hilang. Dunia yang penuh keceriaan dan kasih sayang kini telah lenyap ditelan keegoisan.

Apakah cinta tidak bisa menyatukan perbedaan agama? Aku yakin Tuhan hanya satu tetapi prinsip manusia yang berbeda. Perbedaan yang membuat kita tidak bisa bersatu walaupun kita memilik kekuatan cinta yang hebat. Harus ada salah satu yang mengalah untuk bisa menyatukan cinta dan membuat satu keyakinan dan prinsip yang sama agar bisa bersatu untuk selamanya.

Mungkin saat itu aku dan Made masih terlalu kecil untuk memikirkan perbedaan diantara kami. Kami hanya berfikir bahwa kami saling mencintai dan menyayangi. Kami berbagi tangis dan tawa tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kelak. Made selalu ada disaat aku sedang ada masalah dan meyakinkan aku bahwa aku bisa mengatasi masalah tersebut, begitupun sebaliknya. Kami saling memberi kekuatan satu sama lain.

Ditahun kedua kita menjalin kasih, aku memutuskan untuk mengenalkan Made kepada orang tuaku dan begitupun sebaliknya. Orang tua made menyambutku dengan hangat bahkan aku cepat akrab dengan keluarganya. Tetapi tidak dengan orang tuaku, mereka menentang hubungan kami dengan alasan kami yang berbeda agama. Aku sedikit kesal dengan orang tuaku karena mereka tidak seperti orang tuanya Made. Tapi aku dan Made terus berjuang meyakinkan orang tuaku untuk mendapat restu hubungan kami.

Saat tahun ketiga hubungan kami, bundaku akhirnya memberi restu tetapi tidak dengan ayahku. Ayahku tidak ingin suatu saat nanti aku berpindah keyakinan karena cinta. Hari itu adalah hari kelulusanku. Aku lulus dengan nilai yang membanggakan orang tuaku, aku fikir ini hal bagus yang bisa meluluhkan ayah, ternyata tidak. Sehari setelah kelulusanku, ayahku menjodohkan aku dengan anak temannya dan ayahku bilang keluargaku akan pindah ke Jepang karena urusan pekerjaan ayahku. Sebuah kenyataan yang tidak bisa aku tolak, aku sangat marah dengan keputusan ayah tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Aku memberi tahu semua ini ke Made, aku tidak ingin berpisah darinya.

Hari dimana aku harus berangkat ke Jepang, Hari itu juga aku kehilangan Made untuk selamanya. Sebelum pergi aku menelpon Made untuk berpamitan dan meyakinkan dia bahwa aku akan kembali dan menemuinya lagi. Tapi tanpa sepengetahuanku Made menyusulku ke bandara dan aku mendapat kabar saat di perjalanan dia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Sejak saat itu duniaku berubah, duniaku telah meninggalkan aku untuk selamanya.

Sejak duniaku hilang aku seperti mayat hidup, hanya berdiam diri dikamar dan menyesali hidup ini. Mungkin orang tuaku akan menyesal karena telah membuat anaknya sendiri seperti mayat hidup. Hampir satu tahun sudah aku tinggal di Jepang dan aku belum mempunyai satu orangpun teman. Bahkan aku tidak pernah keluar rumah untuk melihat indahnya Negri Sakura ini. Mungkin orang tuaku menyerah dengan sikapku dan akhirnya menyetujui permintaanku untuk kembali ke Indonesia. Tanah kelahiranku yang sangat aku rindukan.

Aku ingin meneruskan kuliahku di Jakarta dan kembali seorang diri. Orang tuaku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan di Jepang dan adikku sudah terlanjur sekolah disana. Kembali kerumahku yang sebenarnya, yang menjadi tempat berlindungku selama 17 tahun. Aku membereskan barang-barangku dan membersihkan rumahku yang sudah sedikit berdebu.

Sangat lelah rasanya, sudah hampir satu tahun aku seperti mayat hidup dan tidak menggerakan tubuhku seperti ini. Aku memajang foto aku dan Made di dinding kamarku agar selalu mengingatnya. Satu-satunya semangatku saat ini adalah kenanganku bersama Made. Aku memandangi fotonya, sangat tampan dan senyumnya seakan mengajak orang lain untuk ikut tersenyum juga.

Aku merebahkan tubuhku ditempat tidur, memejamkan mata dan membayangkan bahwa dia ada disampingku. Seperti dulu ketika aku tertidur karena kelelahan dia selalu ada disampingku, menjagaku saat terlelap. Bayangannya selalu dengan mudah muncul dalam imajinasiku. Berimajinasi berada didalam dunia yang penuh warna.

Kini saat aku membuka kedua kelopak mataku, dunia yang penuh warna itu hilang dengan sekejab berubah menjadi dunia yang gelap dan menakutkan. Selalu dibayang-bayangi perasaan bersalah. Andaikan waktu bisa diulang kembali, aku tidak akan melakukan hal yang membuat aku dan dia berpisah untuk selamanya.

Ya Tuhan, semoga dia berada disisi terbaikMu dan selalu tersenyum dengan bahagia. Jangan biarkan di melihat aku yang seperti ini, kalah dengan semua yang telah terjadi. Tuhan, Aku sangat merindukannya, bolehkah aku menyusul dia dan kembali bersamanya? Aku harap itu akan segera terjadi. Saat-saat bersamanya yang aku rindukan selalu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai, bagaimana ceritaku? aku baru saja belajar mengarang dan menulis. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini murni dari fikiranku, hasil aku mengarang bebas hehehe. Jika kalian ingin membaca kelanjutannya, tolong koment ya ^^ dan aku menunggu saran dari kalian semua ^^ thanks before.

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang