[3] SEMANGAT BARU

50 2 0
                                    

~kring...kring...kring~

Suara telepon membangunkan aku, perlahan aku membuka kedua mataku berharap dia masih ada disampingku. Mataku mencari-cari keseluruh sudut ruangan tetapi harapanku sia-sia. Aku hanya terbangun dengan memeluk fotonya bukan orangnya. Aku menghiraukan telpon itu dan merasa kecewa. Apakah itu hanya mimpi atau hayalanku saja? Aku merasakan dia benar-benar memelukku tadi malam. Lagi-lagi air mataku mengalir membasahi pipiku. Entah sudah berapa banyak air mata yang aku keluarkan semenjak kepergiannya.

~kring...kring...kring...~

Lagi-lagi telepon itu berdering, dengan enggan aku beranjak dari tempat tidur dan mengangkat telpon itu.

"Hallo," tidak ada jawaban dari sebrang sana, aku menunggu agar seseorang yang menelponku berbicara tetapi tidak ada suara sedikitpun. Aku lekas menutup telpon itu, mungkin orang iseng atau salah sambung.

Aku melirik jam dinding dikamarku yang menunjukan pukul 8 pagi. Oh My God! Aku lupa kalau hari ini hari pertamaku masuk kuliah. Aku segera bergegas membersihkan tubuhku dan bersiap-siap untuk pergi kekampus. Merubah penampilanku menjadi lebih baik agar tidak terlihat seperti wanita gila yang frustasi akan hidupnya.

Aku memutuskan untuk naik angkutan umum saja, enggan rasanya mengendarai mobil kekampus dan memamerkan kekayaan orang tuaku. Cukup terlihat seperti gadis biasa saja, setidaknya aku terlihat seperti gadis normal lainnya.

Hari ini sangat cerah, sinar matahari perlahan mulai memanas. Aku mengeluarkan buku novel dari dalam tasku dan membacanya sambil duduk di halte menunggu bus yang akan mengantarkan aku ke kampus.

Setelah sepuluh menit menunggu akhirnya bus yang aku tunggu datang. Aku memilih duduk didekat jendela agar bisa mengingat rute jalan dan menikmati padatnya kota Jakarta. Menikmati perjalanan sambil mendengarkan musik, seperti kebanyakan orang. Terasa panas dan sumpek saat didalam bus, mungkin karena macet dan bus ini tidak menggunakan ac.

Satu jam perjalanan menempuh kemacetan ibu kota, akhirnya aku sampai di kampus baruku. Universitas Negeri Jakarta. Aku tidak mengikuti masa orientasi mahasiswa baru dengan alasan sakit. Tidak dipungkiri aku tetap menjadi mahasiswa resmi dikampus ini.

Aku mengambil jurusan Seni Musik karena aku menyukai musik dan tentu saja karena bakatku dalam bidang musik. Ayahku sempat memaksakan aku agar masuk jurusan Manajement Bisnis tetapi aku menolaknya. Kenapa ayahku mengabulkan keinginanku? Kalian ingat saat aku di Jepang seperti mayat hidup? Mungkin ayahku sudah menyerah dengan diriku. Tapi ayahku tidak perlu khawatir karena masih punya harapan kepada adikku untuk meneruskan bisnisnya.

Menelusuri lingkungan yang masih asing bagiku sedikit membuatku bingung dimana kelas yang harus aku hadiri hari ini. Aku bertanya kepada beberapa mahasiswa dan akhirnya kutemukan kelas yang aku tuju. Aku memasuki ruang kelas, syukurlah ternyata dosennya belum datang dan kelas belum dimulai. Sudah banyak mahasiswa baru yang sudah menunggu dikelas. Aku memutuskan untuk duduk dipojok kareana hanya dua kursi yang tersisa, didepan dan dipojok. Sungguh membosankan dua jam harus memperhatikan dosen berbicara didepan kelas. Ya tapi apa boleh buat, ini adalah rutinitas baruku yang setiap hari akan aku jalani.

Akhirnya kelaspun selesai. Aku memutuskan untuk berkeliling kesekitar kampus untuk mengenali lingkungan baruku ini. Banyak sekali mahasiswa disini, mereka terlihat asyik dengan kegiatan mereka masing-masing bersama temannya. Aku? Hanya berjalan sendirian seperti anak hilang dikampus ini.

Ingin sekali rasanya aku membuka diri seperti dulu, bergaul dengan siapa saja tanpa merasa canggung. Aku akan berusaha mendapatkan teman dan mencari kesibukan baru dikampus. Mungkin sangat menyenangkan bisa mempunyai banyak teman yang bisa berbagi cerita denganmu.

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang