8

656 16 18
                                    

Pelan aku menggeliat berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuh agung dalam sarung.
Aku keluar dari sarung..
Semilir angin dari gunung dingin menyengat menerpa kulitku begitu aku keluar dari sarung.

Agung masih seperti biasanya...
Cuek..
Asap rokok masih keluar dari celah bibirnya
Dalam siluet sinar bulan aku tahu, tubuhnya begitu sempurna
Besar dan tinggi
Mungkin tingginya lebih dari 185cm
Aku saja kalau berdiri berdampingan hanya sepundaknya

Aku mengeliat, merenggangkan otot-otot tubuhku yang terasa penat
Pelan aku menguap, mengeluarkan suara lirih hingga agung menoleh
"ngantuk?" tanyanya cuek
Aku mengangguk
"sini....tidur sini!" katanya sambil menepuk pahanya

Hahh.....tidur diatas pahanya yang besar liat dan kenyal?
Oughhh...aku nggak mungkin bisa tidur..
Aku menggeleng lemah...
"ayooo....tidur saja, kamu kan seharian ini begitu lelahnya...ayooo..."
Aku masih ragu memandang pahanya

Tiba-tiba dia membuat gerakan cepat
Menarik leherku hingga kepalaku langsung menempel ketat di pahanya
Aku menjerit lirih...

"udah tidur saja, pulangnya nati saja, aku masih mau disini!" dia bersuara berat
Aku menyerah
Pipiku menempel di pahanya
Kerasnya paha
Kenyal
Dan ....aroma maskulin menyeruak dalam kepalaku
Dan aku berusaha memejamkan mataku
Hari ini memang hari yag begitu melelahkan bagiku

Kuposisikan wajahku miring menghadap ke selangkangannya
Andai ini siang hari, pasti aku akan dapat mengamati lekuk-lekuk yang ada di depanku
Dan kurasakan telapak tangnnya yang lebar menekan sisi kepalaku
Aku paham...mungkin ini cara agung mengelus agar aku cepat mengantuk

Dan pelan...anganku pergi
Aku terlelap seiring kurasakan kain sarung menutup tubuhku
Tak lagi kurasakan dinginnya batu tempatku tidur
Tak kurasakan lagi dingin angin semilir menerpaku
Tak kurasakan lagi aroma maskulin dari daerah selangkangan agung
Yang ada aku terlelap
Tertidur pulas
Melepas angan dari ragaku....

Aku tak tahu berapa lama aku tertidur di pangkuan agung
Yang jelas rasa capek mengalahkan segalanya
Tadi siang adalah hari yang panjang dan penuh dengan peristiwa
Mungkin hal inilah yang menyebabkan aku begitu lelapnya untuk tidur

Aku menggeliat ketika kesadaranku mulai pulih
Lenganku pelan mengusap mataku agar terbuka
Kurasakan ada telapak tangan di punggungku seolah menjagaku agar aku tak terjatuh

"Gung...?" suaraku serak
"hmmm..." dia Cuma mengguman
"jam berapa ini?"
"setengah sepuluh, masih sore kok" ujarnya tenang
Aku langsung terbelalak kaget
Hahhh...berarti sudah dua jam aku tidur....

Aku langsung bangkit duduk
"pulang yuk?'
"bentar lagi lah"

Sekali lagi kuusap mataku sekedar untuk memulihkan kesadaranku
"kalau masih ngantuk tidur lagi saja" ujarnya cuek
Aku menggeleng..
"napa?" tanyanya lagi
"aku Cuma kasian teguh, dia pasti dah kuatir nungguin aku"
"hmmm...bocah itu lagi ya?, biarin lah"
"napa sih, kayaknya kamu nggak suka sama teguh?" tanyaku menyelidik

Agung terdiam
Dia mengambil satu batang lagi rokok
Dan disulutnya, asapnya bergulung memenuhi udara di depannya
"aku nggak suka sama anak-anak sok alim kayak dia, dia itu Cuma cari muka saja"
Aku kaget mendengar alasan agung
"ahhh...dia nggak seburuk yang kamu kira gung..., napa sih kamu selalu menilai negatif setiap orang di desa ini?"
"karena memang begitu..."
"ahhhh....kamu sepertinya menyimpan dendam ya?"
Agung terdiam

"gung..."
Dia masih terdiam
"kamu masih ingin kembali ke istrimu?" tanyaku menyelidik
"ya" jawabnya singkat
"sebenarnya masalahnya apa sih, hingga istrimu sampai pergi dari rumah?"

Agung terdiam
Dihisapnya rokoknya dalam-dalam kemudian di keluarkannya asapnya yang putih mengepul

"dia diambil orang tuanya...saat aku lagi nggak di rumah, saat aku sedang bersusah payah memberi bukti bahwa aku mampu membahagiakannya, dia diambil...mertuaku tak lagi percaya bahwa aku mampu membahagiakannya..."
Kali ini suaranya begitu berat
Sedikit bergetar
Dan aku tahu agung sangat berat membawa beban hidupnya
"jii...aku...akk...aku sangat kehilangan anak dan istriku yang selala ini begitu kusayang.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Negeri Dibalik AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang