Undangan Dadakan

53 9 1
                                    

Sabtu pagi,Ara masih nyenyak tidur diatas kasurnya. Sekolah hari sabtu hanya untuk anak-anak yang mengikuti remedial,karena Ara tidak ada mata pelajaran yang harus diulang jadi dia ingin bangun siang hari ini. Jam menunjukkan pukul 7:58 ketika pintu kamarnya digedor-gedor oleh seseorang. Ah! Siapa sih! Rutuk Ara dalam hati. Matanya masih menutup dan dia hanya berpindah posisi menghadap ke kiri. Gedoran kembali terdengar,tapi tidak ada suara yang memanggilnya. Dengan berat dan mata masih setengah tertutup,Ara membuka kunci pintunya.
"Siapa?" Gumam Ara serak masih mengantuk menatap Priza sedang melambai padanya. Ara dengan berat melirik jam dinding dikamarnya yang menunjukkan angka 8:02.
"Masih pagi,Za. Ada apa?" Gumam Ara kembali melipir ke kasurnya.
"Ikut aku yuk!"  Ajak Priza sambil duduk di bangku belajar Ara.
"Ng..kemana?" Tanya Ara pelan. Matanya kembali menutup dan tubuhnya kembali memeluk guling.
"Temenin ke acara ulang tahun anaknya temen Tante Mika. Aku udah janji kalo mau kesana,makanya dikasih pinjem rumahnya Tante." Jawab Priza panjang-lebar. Ara langsung duduk menatap Priza.
"Anaknya umur berapa? Mau dong." Jawab Ara cepat. Ara memang suka anak-anak.
"Umurnya? Sama kayak kita." Jawab Priza nyengir bersalah. Wajah Ara berubah malas,lalu kembali melipir ke kasurnya. Priza kembali membujuknya.
"Non,ayo dong temenin." Pinta Priza sambil menarik-narik pelan rambut panjang Ara.
"Ng..minta temenin Varest aja." Jawab Ara pelan sambil menepis tangan Priza yang mengganggu tidurnya. Priza cemberut.
"Varest kan seneng banget kalo dikelilingin cewek." Lanjut Ara sambil terkekeh pelan.
"Masa' aku sama Varest aja? Ntar dikira homo lagi!" Protes Priza. Ara terkekeh lagi.
"Non,ayo ikut yah?" Lanjut Priza kembali menarik-narik rambut Ara pelan. Ara tak bergeming.
"Sebagai balasannya aku bakal lakuin apa aja deh!" Gumam Priza pelan. Ara membuka matanya dan melirik Priza.
"Apa aja?" Tanya Ara meyakinkan. Priza mengangguk. Ara tersenyum jahil.
"Oke deh! Aku mandi dulu!" Serunya lalu menarik handuk yang digantung dibelakang pintu kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi.

•••

"Yang ulang tahun cewek apa cowok,Za?" Tanya Ara ketika mereka berdua sudah di dalam mobil. Priza membantu Ara memakai seatbeltnya.
"Cewek. Kamu inget gak Karel? Yang aku pernah ceritain waktu SMP dia nembak aku itu?" Ucap Priza. Ara mengangguk.
"Yang ultah dia? Kok bisa?" Tanya Ara bingung. Priza kan SMP di Jakarta,berarti Karel tinggal di Jakarta? Kok bisa ada disini?
"Ini sebenernya private party,temen tante Mika kan tinggal disini. Tante Mika cuma menjaga hubungan baik aja,soalnya nyokapnya Karel itu pelanggan tetap desainnya Tante." Jawab Priza. Ara mengangguk-angguk mengerti.
"Trus acaranya jam berapa?" Tanya Ara lagi begitu sedan merah Priza sudah melaju.
"Jam 3an." Jawab Priza sambil tersenyum singkat. Ara menautkan alisnya.
"Trus pagi-pagi begini kita ngapain?!" Tanya Ara heran. Priza melirik Ara sambil terkekeh.
"Temenin aku belanja bulanan sama beli setelan buat acara nanti." Jawab Priza masih terkekeh. Ara mendengus.
"Emang si Varest kemana sih?" Tanya Ara tak sabar. Nih Priza kayak gak punya temen aja selain aku. Atau takut disangka homo lagi kalo jalannya cuma sama Varest? Ara tersenyum kecil.
"Dia lagi nyoba game baru yang aku ceritain kemaren. Dan tuh anak gak mau pergi dari depan tv sejak maenin tuh game." Jawab Priza agak nelangsa.
"Curang banget! Curi start duluan!" Gumam Ara sambil terkekeh.
"Jadi ke mall mana nih yang lengkap?" Tanya Priza sambil melirik Ara. Ara tampak berpikir sejenak.
"Mega Mall aja. Deket kok dan lengkap." Jawab Ara mantap.
"Baiklah,nona navigator! Tolong tunjukin jalannya yah." Seru Priza sambil tersenyum menatap Ara.
"Siap,komandan!" Jawab Ara memberi hormat seperti tentara sambil terkekeh.

•••

"Mbak,itu pacarnya yah?" Tanya mbak-mbak SPG tersenyum centil melirik Priza yang sedang mencoba setelan jasnya di kamar pas. Ara dan Priza baru selesai belanja bulanan di Hypermart dan sekarang sedang di toko khusus menjual setelan pakaian resmi,seperti jas dan dress formal. Ara tersenyum kaku sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Bukan,mbak. Itu temen." Jawab Ara sekedarnya.
"Oh,kirain pacarnya mbak. Ganteng banget." Ceplos SPG itu tersipu. Ara hanya balas nyengir. Lalu menatap Priza yang baru saja keluar dari ruang ganti. Tinggi,dengan tubuh atletis,dan ditambah wajah yang ganteng cuma jarang tersenyum. Ara heran kenapa sampai sekarang Priza masih saja sendiri. Rata-rata cewek yang dekat dengannya kemudian menembaknya ditolak mentah-mentah oleh Priza,katanya pacaran itu ribet, jadi gak bisa hangout lagi sama sahabat-sahabatnya. Mungkinkah gara-gara Ara,Priza jadi ikutan menjomblo? Karena kalau gara-gara Varest gak mungkin,soalnya kerjaan cowok satu itu gonta-ganti cewek.
"Non,bagus yang ini apa yang tadi?" Gumam Priza menatap Ara. Ara menatap tuxedo hitam dengan list merah yang terbalut di tubuh Priza.
"Bagusan yang merah marun tadi deh. Ini kayaknya terlalu formal." Jawab Ara mantap. Priza mengangguk pelan lalu kembali ke ruang ganti. Ara menatap punggung Priza yang menjauh. Rasanya tidak mungkin sahabatnya itu masih menjomblo karena dirinya. Ara cuma cewek yang tinggal didaerah,atau bisa disebut gadis desa. Walaupun banyak yang bilang dirinya manis,tapi tetap saja gadis kota terlihat lebih menarik. Lagipula Priza pasti berkata sesuatu kalaupun dia punya perasaan terhadapnya. Dari sikapnya selama ini,walaupun tidak pernah absen jadi sahabat yang baik, tidak terlihat tanda-tanda kalau Priza menyukainya. Kalaupun terjadi,Ara bingung harus bersikap seperti apa,karena dia sudah nyaman dengan keadaan seperti ini. Aku mikirin apa sih? Gara-gara kata-kata SPG itu,jadi melankolis begini. Batin Ara kesal. Lalu melangkah ke rak dress dan melihat-lihat. Toko ini seperti butik,tidak ada satu pakaian yang terlihat sama. Ara heran ada toko seperti ini di Pontianak. Saat melihat harga dress lucu dengan kancing shanghai yang menarik mata Ara,Ara menahan napasnya sejenak. Tiba-tiba pundaknya ditepuk dari belakang. Ara menoleh dan mendapati Priza menatap dress yang sedang dipegangnya.
"Kamu mau? Ambil aja. Aku mau ke kasir nih." Jawab Priza datar. Ara melotot menatap Priza.
"Gak ah. Mahal banget." Jawab Ara cepat. Priza masih menatap dress tadi seperti menilai-nilai.
"Gak papa,aku beliin. Buat hadiah kamu." Balas Priza lagi,lalu menarik dress itu dari gantungannya. Ara menatapnya heran.
"Hadiah apa? Ulang tahun aku masih lama." Potong Ara. Priza dengan cuek berjalan kearah kasir.
"Harusnya yang kamu beliin hadiah itu yang ulang tahun,Za." Lanjut Ara. Nih cowok kebiasaan deh! Suka buang-buang uang buat hal gak penting begini! Rutuk Ara dalam hati. Priza berhenti dan menatap Ara.
"Hadiah Karel udah ada dirumah,disiapin sama Tante Mika." Jawab Priza. Ara ingin membantah lagi tapi tangan Priza sudah duluan menutup mulutnya.
"Udah! Jangan protes lagi! Aku laper banget nih. Abis ini kita langsung makan!" Lanjut Priza sambil tersenyum melirik Ara yang menatapnya pasrah karena mulutnya masih dibekap.
•••

Haaaiiii readers!
Gemes gak sih sama dua orang ini?! Rasanya pengen nyubit nyubit deh biar sadar satu satu. Hehe..
Sabar yaahh.. Masih yang manis manis nih. Lom paitnya..
Ditunggu yah vomment nya..

(TAMAT) Pal (Season 1) Priza-Ara-LexiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang