Hari 29

2.8K 218 0
                                    

"Bagaimana? Ada kemajuan?" Natt menyambutku yang baru keluar dari ruangan Dr. Hannah dengan wajah berseri-seri.

"Sulit," jawabku singkat.

Dia tersenyum sambil mengangguk, lalu membelai rambutku. "Tidak cukup hanya berkonsultasi dan minum obat," katanya sembari menarikku ke dalam pelukannya, "Kau harus percaya dan selalu berdoa agar semua bisa berjalan dengan baik".

Aku berusaha untuk itu.

Dia mengajakku untuk minum kopi. Tapi kali ini bukan di Espresso Café, tapi kantin rumah sakit. Natt memberikanku secangkir kopi, dan secangkir air putih untuk dirinya sendiri. Aku bingung dengan ini.

"Kau mengajakku minum kopi, tapi kau minum air putih," kataku. "Aku tahu kau suka kopi makanya aku mengajakmu. Tapi aku sedang bosan dengan kopi," dia menyeruput air putihnya.

Samar kudengar Natt bergumam lagi, "Un, dous, tres, catro, cinco, seis, sete,...". Dia mengucapkan itu terus dengan suara yang amat kecil, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas. Mungkin karena aku suka memperhatikan bibirnya atau angin yang sengaja mengirimkannya padaku. "Undoustres.. apa itu? Kau selalu mengucapkannya, Natt" tanyaku.

Dia terlihat salah tingkah, "Kau mendengarnya?".

Aku mengangguk, "Tentu".

"Wah, padahal itu suara terkecilku. Hanya kebiasaan kok," katanya, kemudian melanjutkan minumnya.

Tapi aku merasakan hal lain.

***


Aku berusaha mengetikkan ucapan Natt dengan pelafalan sesuai. Berkali-kali gagal menemukan artikel yang masuk akal, aku hampir menyerah karena putus asa.

Tapi akhirnya aku menemukan sesuatu dengan mengetikkan kata un, dous, tres, catro, cinco, dan seis, secara terpisah. Kata-kata itu ternyata pelafalan dalam bahasa Galisia, yaitu angka-angka berurutan yang diawali 'un', jika dialihbahasakan berarti 'satu'. "Un satu, dous dua, catro tiga, cinco empat.. satu, dua, tiga, empat?" aku menggabungkan semuanya.

"Berhitung..?"


DAYS WITH YOU | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang