Part 1

1.9K 47 0
                                    

Runa memperlambat laju motornya, mata sipitnya menatap tajam pada jalanan didepan yang diguyur hujan. Tepat di tepi jalan sana, seorang wanita basah kuyup menatap ban mobilnya yang bocor.

Runa terkekeh pelan. Ia menjalankan motor ninjanya mendekat kearah wanita itu.
"Kenapa mbak?," ia bertanya dengan ekpresi polos.

benar-benar pandai bersandiwara.

wanita itu menoleh. Runa tersenyum melihat wajah cantik dan seputih porselen natural itu mengerjapkan matanya bingung.
"Ban mobil saya bocor. dan disini gak ada bengkel." keluh gadis itu berusaha menyeka air hujan yang mengguyur tubuhnya. ia kedinginan.

mata hazel runa menilai penampilan wanita itu. rok pendek selutut dan kemeja putih, ups. sangat ketat. membuat pikiran jahat berkelana di pikirannya. untungnya gadis itu memakai blazer hitam.
"Sebaiknya mbak ikut saya. biar saya antar ketempat tujuan. nanti saya hubungi bengkel langganan saya buat derek mobil mbak." Runa mengatakan itu sambil membuka jaketnya, menyisakan kemeja putih transparan memperlihatkan seragam sekolahnya. Dengan senyum manis ia menyampirkan jaket itu ketubuh wanita cantik itu.

"Te..terimakasih." dengan wajah memerah wanita itu menunduk. Runa terkekeh, tipikal gadis malu-malu.

"Ayo mbak," dengan lembut Runa menarik tangan mulus itu ke arah motornya. Wanita itu munurut, naik keatas motor dan duduk dengan canggung.
"Pegangan mbak, saya ngebut. nanti kalo mbak jatuh saya gak tanggung jawab ya." perkataan Runa membuat wanita itu memeluk tubuh tegap Runa dengan canggung.

sebuah ide jahil terbit di otak Runa. ia menggas motornya dan membawa motornya dengan kencang. hal itu semakin membuat wanita dibelakangnya memeluk tubuhnya erat-erat. Runa tak perduli walaupun hujan dan jalanan licin sekalipun, entah kenapa ia menjadi jahil.

*

Runa memberhentikan motornya di samping rumah mewah. Ia tersenyum tipis, melihat komplek perumahan orang kaya.

"Em.. terima kasih udah mau ngantar saya." gadis itu turun dan mengucapkan terimakasih dengan canggung.

Runa tertawa pelan. mata sipitnya seakan hilang saat tertawa. membuat gadis itu menahan napas.
"it's okay mbak. saya ikhlas. kalo gitu saya permisi dulu. Assalammualaikum." ucap Runa seraya menghidupkan mesin motornya. tapi tangannya dicengkram oleh wanita itu.

"Tunggu. nama kamu siapa?." tanyanya penasaran.

"Runa, Runako Arafif." jawab Runa seraya mengedipkan sebelah matanya.

Untuk kedua kalinya gadis itu menahan napas. akibat ulah bocah tampan yang perlahan menyusup kedalam hatinya.

*

Runa bersiul-siul riang di tengah koridor sekolah yang sepi. Ia sama sekali tak memperdulikan seragamnya yang basah akibat hujan tadi pagi. Padahal sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi, tapi ia malah asik-asik berjalan di tengah koridor sepi.

"RUNA! KE LAPANGAN SEKARANG!!" Ucapan Pak Arman, kepala sekolahnya. Hal itu membuat langkah Runa berhenti. Didepannya Pak Arman menatapnya masam.

"Ok Pak. 10 kali putaran kan," dengan enteng Runa berjalan kelapangan. Ia mulai berlari tepat ketika bel istirahat berbunyi. Tak lama sorak-sorai kaum hawa memekakkan seluruh penjuru lapangan.

"Yaampun pangeran gue ganteng amat!"

"Runa lope lope!"

"Aku selalu menyukaimu Runa"

Dengan iseng Runa membuka seragam putihnya. meninggalkan baju kaos tipis bewarna putih yang memperlihatkan badan kekarnya. Sorak sorai semakin santer terdengar, dengan genit Runa mengedipkan matanya seraya keliling lapangan.

*

Seorang wanita cantik dengan mata almond menatap tanpa minat makanan dihadapannya. bibir tipisnya tersenyum mengejek.
"Playboy kampungan cari sensasi lagi dilapangan?," itu lebih mirip peryataan.

kedua temannya mengangguk.
"Dan lo tau, Runa seksi abis." celetuk gadis berambut sebahu, Friska.

"Dan dia berhasil buat seluruh siswi klepek-klepek ngeliatnya. kecuali gue" sambung gadis cantik berwajah kalem, Jennie.

gadis bermata almond itu berdiri. ia menatap penuh ambisi kepada dua temannya.
"Kita harus hancurin dia sehancur-hancurnya. gue masih dendam sama dia karena ngebuat Luna pergi." katanya mantap.

kedua temannya mengangguk, tapi mata Jennie menerawang.
"Shine. Gue harap lo gak terlalu benci sama Runa. Karena gue gak mau lo jatuh, apalagi terlalu jatuh cinta sama dia." Ucap Jennie misterius.

"Seorang Shine Chatrine Salvador gak mungkin jatuh cinta sama playboy matre kayak dia." ucap gadis bermata almond itu mantap.

Jennie tersenyum kaku. semoga penerawangannya salah.

[A/N]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang