Episode Zero
Wanita itu tahu dirinya dikepung, namun ia tak merasa cemas ataupun panik. Ia hanya berpikir tentang bagaimana cara mempersingkat waktu untuk menghabisi mereka semua. "Seperti yang kudengar", Lightning bergumam selagi mempersiapkan pedangnya. Ada beberapa Bloodbath di sekitarnya, seekor monster yang terlihat seperti ikan dengan tangan dan kaki amfibi. Mereka biasa hidup di pinggiran sumber air. Di luar kota pesisir Bodhum, monster air semacam Bloodbath seringkali muncul. Bukan hanya manusia yang ingin tinggal di daerah sekitar Bodhum, dengan suhu yang hangat, air melimpah, dan juga suasana seperti tempat berlibur, bahkan monster pun akan merasa nyaman tinggal di sana.
Lightning dapat mendeteksi empat gumpalan abu-kemerahan di area itu. Ia merasakan dua Bloodbath di belakangnya. Salah satunya mulai merayap, bersiap untuk menyerang. Lightning pun segera mengiriskan pedang ke sebelah kanan pandangannya. Lalu ke sebelah kiri. Pedangnya berkilat, seperti namanya, menembus organ vital Bloodbath. Dua telah tumbang. Ia merasakan sesuatu melompat ke arah punggungunya. Namun dengan kecepatan seperti itu tak akan jadi masalah. Ia pun dengan mudah menghindar. Menghela nafas. Lalu melibas monster itu hingga tumbang, sekarang hanya tersisa satu lagi...
Namun tiba-tiba Lightning melompat kebelakang. Ia mendengar suara tembakan, dan tubuh Bloodbath di depannya pun hancur. Tertutupi oleh cairan hijau tubuhnya sendiri.
"Kami akan membantu!"
Lightning mendengar suara seorang perempuan bercampur dengan suara bising dari sebuah airbike. Kau tak membantu, kau hanya mengangguku saja, pikirnya jengkel, lalu menurunkan senjatanya. Bloodbath lainnya mulai bermunculan dan mengarah ke sumber suara bising. Tak sulit bagi Lightning untuk mengetahui bahwa pemilik airbike itu adalah seorang penduduk kelas bawah, dari suaranya saja sudah ketahuan bahwa airbike itu telah dimodifikasi. Airbike semacam itu tidak didesain untuk keselamatan seperti yang ada di pasaran, dan bukan juga model militer yang dirancang khusus untuk meredam suara bising. Perempuan yang mengendari airbike itu pastilah bukan penduduk biasa ataupun prajurit.
Namun faktanya orang yang mengendarai airbike dengan satu tangan, dengan tangan lain menggegam senjata itu bukanlah seorang wanita. Ia adalah seorang lelaki berambut biru. Masih sangat muda. Ia mempunyai dekorasi bulu dan batu perhiasan di sekujur tubuhnya, dan bahkan dari kejauhan penampilannya terlihat begitu gemerlap. Di belakangnya berdiri seorang perempuan berambut hitam dengan sebuah senjata besar yang siap menembak. Airbike itu bermanuver dengan tangkas, dan si perempuan pun mulai menembakan senjata besarnya. Dua Bloodbath hancur, satu demi satu yang lainnya segera menyusul. Perempuan itu bukan penembak yang payah. Tentu saja, setelah ia menghabiskan setengah dari amunisinya untuk membunuh beberapa Bloodbath.
Airbike itu mendarat di dekat Lighning dengan pelan, lalu memasang rem dan berhenti. Pengendaranya tahu betul apa yang ia lakukan.
"Hey prajurit, kau tadi sedang kesulitan ya?"
Si perempuan berambut hitam menyimpan senjatanya dipunggung dan tersenyum. Bagian leher dari kausnya begitu rendah dan terbuka. Lighning dapat melihat sebuah tato kupu-kupu di bagian atas bahunya. Jika si lelaki berambut biru bisa dikatakan mempunyai banyak dekorasi, maka perempuan ini bisa dikatakan mempunyai banyak kulit untuk dipamerkan. Keduanya tak memakai pakaian yang biasa dipakai oleh seseorang yang menggunakan senjata. Semua dekorasi yang bergelantungan di pakaian si lelaki hanya akan menghambat petarungan. Dan senjata besar yang dibawa si perempuan bisa cepat panas. Dengan bagian kulit yang terbuka seperti itu ia tidak akan terlindungi dari luka bakar. Amatiran, pikir Lightning, dan ia pun bertanya:
"Siapa kalian?"
"Kami Nora."
Meski Lighning bermaksud bertanya dengan nada kasar dan dingin, namun si perempuan berambut hitam sepertinya tak menyadari gelagat itu. Warna kuning pupil matanya berputar, seakan ia merasa gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Fantasy XIII : Episode Zero
FantasyNovela Final Fantasy XIII yang menceritakan prolog sebelum cerita utama dalam game dimulai. Di ambil dari web resmi berbahasa jepang, di terjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh Lissar, dan di terjemahkan kembali ke dalam bahasa Indonesia oleh saya...