3. Kim Jongin

1.7K 161 1
                                    

Pintu café terbuka membuat lonceng di café tersebut berdering. Aku mencari-cari sosok Jongin dalam café tersebut namun aku tidak menemukannya. Mungkin dia masih dalam perjalanan? Ku putuskan untuk memesan minuman terlebih dahulu. Karena aku sudah bilang akan meneraktirnya, aku memesan minuman favorite nya yaitu Hot Caramel Latte dan memesan Frappe Oreo untukku.

Aku duduk di sofa dekat jendela sambil menunggu Jongin datang.

Lonceng café berdering lagi menampilkan sosok laki-laki berkulit tan yang tinggi itu. Laki-laki itu mendekati tempatku berada dan duduk di sofa depanku.

" Aku kira kau sudah menunggu ku disini." Ledekku.

" Haha, tadi ada celekaan kecil." Ia melepas jaket yang ia kenakan dan hanya mengenakan kaos putih.

" Apa yang terjadi?"

" Seorang pengendara motor terjatuh di tengah jalan. Jadi, kenapa kau menyuruhku kesini?" Tanyanya sambil menatapku. Tatapan kami bertemu sehingga membuatku tidak tega memberitahu yang sebenarnya.

Jongin pernah bilang bahwa ia mencintaiku tetapi ia tahu bahwa kita tidak akan pernah bisa disatukan kembali. Menurutnya, ia terlalu pengecut dan Chanyeol adalah laki-laki yang pas untukku.

Mataku mulai basah dan aku baru menyadari bahwa aku menangis. " Apa semuanya baik-baik saja?" Tanyanya. Aku mengangguk dan meraih tangannya untukku genggam.

" Apa kamu masih menyukaiku?" Tanyaku pelan. Ia tidak menjawab. Tangannya di remas dan perlahan menjauh agar lepas dari genggaman ku.
" Jawab aku, Kim Jongin." Air mata mulai menetes dari kelopak mataku.

Ia menggeleng. " Tidak."

Bibirku berkatub erat karena aku takut suara isakanku terdengar olehnya. Tanganku menyeka air mata yang keluar dari mataku. " Aku harus pergi, aku baru ingat ada janji lain." Kataku pada nya sambil meninggalkan café dengan airmata yang terus membasahi pipiku.

-

Hujan turun sangat deras dan aku benar-benar tidak bisa fokus menyetir akibat mataku memproduksi airmata dan air hujan yang menghalangi kaca mobilku. Aku mengendarai mobil menuju apartemen Seulgi karena dia mengerti masalahku dengan Jongin dan dia mengenal Jongin lebih dariku.

Aku memencet bel kamar apartemen Seulgi dan ia pun langsung membukakannya. " Soojung?"

Aku memeluknya dan airmataku langsung keluar dengan deras lagi. " Ada apa denganmu?!" Tanya nya panik.

Ia pun langsung membawaku masuk dan menyuruhku duduk di sofa sedangkan ia mengambilkan ku air mineral dan cokelat. Seulgi punya persediaan cokelat di kulkasnya khusus untuk darurat. Cokelat merupakan obat penenang kegalauan dan patah hati. -menurut Seulgi.

" Ceritakan semuanya!" Perintahnya sambil memberikan ku cokelat.

" Kemarin, Chanyeol melamarku," Ku gigit cokelat yang ia berikan dan mulai bercerita. " Aku sangat bingung harus menerimanya atau tidak. Karena sejujurnya aku masih tidak bisa melupakan Jongin dan aku takut pernikahan kami hanya bertahan sebentar." Ia mengangguk sambil memakan cokelatnya.

" Menurut Sehun dan Umma aku harus menikahi Chanyeol karena dia telah membuatku bahagia. Lalu ku putuskan untuk menemui Jongin untuk memberitahukannya tentang pernikahan itu. Tapi sebelumnya aku bertanya apa dia masih menyayangiku, dia menggeleng dan aku pergi."

Seulgi tertawa sangat kencang sampai terbahak-bahak membuatku bingung. " Dasar Jongin mencoba membohongi perasaannya sendiri." Katanya membuatku semakin bingung.

Seulgi menepuk pundakku. " Ingat tadi siang aku berkata bahwa aku bertemu dengan Jongin dan ia bercerita tentangmu?"

-

Waktu menunjukkan pukul 23.36 KST dimana kota Seoul sudah tertidur. Kata-kata Seulgi terus terbayang dalam benakku membuatku sulit untuk berpindah kealam bawah sadarku.

" Tadi siang ia berkata padaku kalau dia masih menyayangimu. Tetapi, Jongin bilang kalau dia hanya ingin berjuang sendiri tanpa kamu memiliki perasaan yang sama dengannya. Jongin sangat menyayangimu, Soojung. Dia melakukan itu bukan karena dia membenci mu, tetapi karena dia tahu rasanya cinta itu menyakitkan. Menurutku, ia tadi bilang 'tidak' karena dia ingin kamu menyerah padanya dan berhenti mengharapkannya."

Aku berbaring di atas kasur ku sambil menatap photo ku bersama Jongin di sebuah restaurant. Kami berdiri berhadapan dan tangannya melingkar di pinggangku, sedangkan tanganku di letakkan di pundaknya.

Kim Jongin, aku sangat merindukanmu, lebih tepatnya aku merindukan kita. Aku ingin kita kembali seperti dulu lagi walaupun aku tahu itu tidak akan terjadi. Kau hanya bayangan masa lalu ku yang tidak akan bisa menjadi masa depan ku.

-

hello! this is the first time for me talking directly HAHA
so last night i went to vote for my fav groups on MAMA. but i accidently vote apink for best female group when i want to vote for snsd. i dont really like apink tbh.
anw, have you vote for your fav bands/groups on MAMA? if you havent go vote here http://mama.mwave.me/vote

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang