Aku baru saja melek saat menyalakan ponselku.Dan yang paling pertama muncul adalah 20 misscall dari Valen.
Ya Tuhan,kenapa dia.Itu baru dari telepon,belum dari LINE call,BBM call,dan call-call lainnya.
Kulirik jam.Jam sepuluh kurang dua puluh menit.Masih jam istirahat,berarti aku masih bisa menelepon Valen.
Begitu telepon tersambung,kusembur dia."Halo? Valen? Lo kenapa Val? Misscall gue sampe segitunya?"
"OMG Juice! Lo kok baru nelepon gue,sih!? Daritadi kemana aja?", sebuah suara penuh kepanikan menyahut di seberang.
"Sori sori...gue baru bangun.Lo kenapa deh?"
"Anjir...lo tahu gak sih tadi,gue baru mau keluar kelas,udah ditungguin Damian sama Jeanne!?"Aku langsung terdiam."Hah? Serius lo?"
"Iya! Anjirlah,gue lagi beres-beresin meja sama loker,mereka udah mejeng di depan.Langsung aja lokernya gue acak-acak lagi,beresin lagi.Biar lama.Untung mereka gak nyadar."Aku mesem sendiri.Bukan Valen namanya kalau tidak macam-macam."Berapa lama lo ditahan?"
"Well...puji Tuhan nggak lama.Yaa tahu sendiri kan,mereka temennya banyak.Jadi,temennya pada nyamperin,terus mereka jalan deh ke kantin."
"Lo sekarang dimana?"
"Di kantin atas.Anak-anak femes dan fab itu pada di kantin bawah hari ini."
"....nasib lo lagi baik,Val."
"Yes.Berkah Tuhan.""Oke deh,pokoknya kalo mereka gak ngapa-ngapain,santai aja.Pasang muka tanpa dosa lo."
"Iyalah.Lu kata gue mau cari ribut sama 3B-3B itu!"
"Pffft.Oh iya,untuk es-ve,gue serahin ke lo dulu ya.Gue usahain Jumat masuk."
"Woles.Benerin dulu tuh kaki.GWS btw!"
"Makasih! Dahh!"
"Bye!"Kuputuskan sambungan telepon,lalu memandang keluar jendela.Hahh...aku mau ngapain hari ini?
Kupencet nomor lain lagi."Bi,ada sarapan apa aja dibawah?"
"Banyak non...ibu baru ngasih uang belanja!"
"Wah...bikinin steak ayam bisa gak bi? Pake kentang sama mixed vegetables!"
"Bisa,non...kentangnya mau diapain?"
"Dipanggang,bi!"
"Baik non,tunggu sebentar ya!"
"Oh iya bi,nanti sekalian tolong bantuin aku ke kamar mandi boleh?"
"Boleh,non...gampang!"
"Oke,makasih bi!"Yes,berkah awal bulan! Aku terduduk dan membuka selimutku,memandangi kaki bengkak itu.Hm,masih sama bengkaknya.Bodo ah.Asal nggak digerakin juga tak apa.
Aku tiduran kembali,lalu pacaran dengan ponselku.Ponsel apel ini dibelikan oleh papaku tepat seminggu setelah hari rilisnya--atau kalau kata temanku,tepat saat mahal-mahalnya.Casingnya berwarna soft pink polos,dibelikan oleh bundaku.Chargernya dibalut protector warna warni.Ah iya,ngomong-ngomong soal charger,ini bukanlah charger pertamaku.Waktu itu,kami sekeluarga baru pulang dari mall dan umurnya baru saja sebulan,tapi sudah kekupas ujungnya gara-gara aku tindih saat tertidur di mobil.Sebelumnya,charger ini sudah berkali-kali kutindih barang.Jadilah dia harus rest in peace.
Aku panik sendiri karena tak mau ketahuan bunda.Bisa diapain aku.Yah...bukan soal harganya--mau beli seratus charger pun bunda juga bisa.Tapi,kalau sampai ketauan aku seteledor ini...aku bisa ikutan rest in peace.
Waktu itu,perfect timing sekali--baterai ponselku malah low.Segera aku ngacir ke kamar Rayhan."Ray,aku pinjem charger kamu boleh nggak?",tanyaku sembari mencari-cari letak chargernya.
"Hah? Oh,boleh.Itu disana.",ujarnya sembari menunjuk deretan stop kontak di dekat lemarinya.Tak berlama-lama,segera kuistirahakan 'pacar'ku yang dalam sakratul maut itu."Makasih!",ucapku senang.
Tapi,aku tak segera keluar.Aku justru menghampiri Rayhan yang sedang tiduran di atas kasur sambil nonton TV.Dia masih belum mengalihkan pandangannya dari layar televisi.Barulah setelah aku naik ke atas kasur dan ndusel-ndusel di sampingnya,ia menoleh ke arahku.
"Kenapa,Juice?"
"Aku takut."
"Takut apa?"
"Charger."
"Hahh?"
"Chargerku rusak! Nanti ketauan bunda,kan serem!"Rayhan bengong sesaat,masih belum konek.Namun saat ia sadar apa yang kumaksud,tawanya langsung lepas."Ohh...takut dimarahin tante,ya?"
Aku mengangguk kencang."Ya udah,kamu bawa dulu chargerku.Jangan sampe rusak juga,ya?"
"Ya ya! Makasih Rayhan!",aku mengangguk senang.Malaikat penyelamatku! Sungguhhhh baik!
Dan tiga hari kemudian,saat papa dan bunda masih pergi kerja,Rayhan memberikan sebuah bungkusan.Di dalamnya,ada charger putih dan tiga buah protector berbeda warna."Tuh,buat kamu."
Oh,God! Kurasa,Rayhan itu memang tidakdirkan untuk hadir di rumahku sebagai pembawa keberuntungan,tidak hanya sekedar kakak ipar yang tinggal di rumah.Gila--ganteng,bodinya bagus,dokter muda,masih single,baik,ramah,kalem,rajin belajar dan menabung--umm oke,tidak segitunya.Tapi,dialah suami idaman semua orang tua untuk gadisnya! Betapa beruntungnya aku punya makhluk seperti ini di rumahku!
Hmf,aku tersenyum sendiri mengingat kejadian itu.Waktu itu aku masih polosss sekali.Tak tahu apa itu ciuman,bercumbu,atau bahkan sexfriend.
Seandainya Juice yang dulu tahu apa hubungan Rayhan dan Juice yang sekarang,mungkinkah akan sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dunia
RandomJusticia,alias Juice,adalah murid kelas sembilan sekaligus ketua OSIS di sekolahnya. Justicia,alias Juice,adalah anak bungsu dari pasangan suami-istri dokter sekaligus sexfriend kakak iparnya. Hidup di dua dunia bukanlah hal mudah."Kamu mau jadi tel...