5

75 2 0
                                    

June, 10th 2014

Senangnya akhirnya bisa keluar dari penjara kesehatan yang seluruh dindingnya berwarna putih.

Selamat tinggal makanan sehat yang hambar! Hal yang sangat ku nantikan saat tiba di rumah adalah memakan masakan Ibu. Ah bertapa rindunya.


Dia sedari pagi menemaniku. menjagaku layaknya aku sebuah barang rapuh yang akan pecah jika terjatuh. Sungguh aku merasa tersanjung. Tapi apa menurutmu tindakannya berlebihan? Padahalkan dokter sudah menyatakan aku sembuh! Huft, kesal juga.


Setiba di rumah aku disambut oleh teman- teman sekolah dan juga Vinna, ramai sekali! Terima kasih ya kalian, itu sangat berkesan padaku! Ingatkan aku untuk membalas kejutan kalian oke? 


Seharian ini ku habiska bersama sahabat- sahabatku, bercerita dan bercanda. Tak lupa dia  yang selalu disampingku sehingga membuatku dihujani pertanyaan- pertanyaan aneh dari sahabatku. Dan dia dengan seenak hatinya menyebutkan dirinya sebagai kekasihku. Ih! memangnya kapan dia menyatakan cintanya padaku? 


Eh, aku ingat, Alvin mengaku sesaat aku selesai operasi.

Tapi, itu hanya menyatakan kan? Berarti aku masih belum jadi pacarnya!

Tapi tak apa lah, siapa sih yang tidak mau mempunyai pacar setampan dia? hihi.


Senangnya hari ini, aku tak sabar berjumpa dihari esok.

Akankah sebahagia hari ini? 

Atau malah menyedihkan seperti dulu?


Aku harap semua yang terbaik menurut Tuhan akan terjadi besok. Oh iya! Aku merindukan aroma kopi di kedai milik Alvin. Ingatkan aku besok untuk pergi kesana ya?


Sekarang sudah terlalu malam, tak mungkin pergi ke sana, dan juga kedain itu tutup saat sore kan? haha.


Selamat malam diari!

Semoga kalian bermimpi indah, sampai jumpa besok!




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menghitung MundurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang