PROLOG
" Indra! Jangan curang! Kan Reina udah bilang kalau main monopoli gak boleh curang." Omel anak kecil berkepang dua. Ia terus mengerucutkan bibirnya yang mungil sampai teman kecilnya ini meminta maaf.
Terdengar suara cekikikan dari sang anak laki-laki yang sedang diajak berbicara oleh lawan jenisnya. " ih, Indra kok malah ketawa sih? Reina serius, Indra!" wajah anak kecil ini-ah namanya Reina-berubah menjadi sangat masam, bahkan terlihat lebih masam dari sebelumnya.
" Hahaha iya...iyaa. Indra minta maaf deh. maafin ya, Rei?" pinta Indra sambil mengeluarkan setangkai lollipop bundar berwarna pelangi "..... kalo Reina gak mau maafin Indra juga gapapa kok, berati lolliponya buat Indra aja....." sambil menyeringai, Indra membuka perlahan-lahan bungkusan plastic yang menyelimuti permen manis itu. Menunggu ekspresi Reina.
Bingo !
"hahaha akhirnya kamu kepengin juga kan Rei?" ujar Indra sambil tertawa terbahak-bahak melihat sahabatnya itu merebut lollipop dari genggaman tangannya dan langsung melahap lollipop tersebut. " kamu tuh,Rei. Udah 12 tahun masih aja kayak anak kecil." Kata Indra sambil mengusap puncak kepala Reina. 'Rei, aku gak tahu harus bilang kayak gimana sama kamu...'
Tiba-tiba...
" Indra, ayo kita berangkat, sebentar lagi pesawatnya terbang" suara itu menganggetkan Reina, namun bagi Indra, dia sudah tidak kaget mendengar kata kata tersebut. " iyaa pah....." ucap Indra seraya berdiri dan merapihkan bajunya.
"TUNGGU!" teriak Reina dengan ekspresi wajah yang sangat bingung. "mak...maksudnya ap..apaa,oom? Indra mau kemana? Oom? Kalian mau pergi kemana?" Tanya Reina terbata-bata dan juga menahan nangis
Indra menghela nafasnya. " pah, 3 menit aja. Aku mau ngomong sama Reina" pinta Indra kepada papanya. " 3 menit Indra, setelah itu kita langsung berangkat" tegas Rivan-papanya Indra-dan beranjak meninggalkan mereka berdua-Indra dan Reina.
Hening, mereka berdua terdiam untuk beberapa saat. Terlihat jelas raut wajah Reina yang menampakan kesedihan dan kekecewaan.Indra hendak membuka mulutnya,tetapi saat itu juga Reina langsung menangis sejadi-jadinya.
" Rei, jangan nangis. Maafin aku kalo sebelumnya aku gak cerita sama kamu,Rei. Sebenernya juga aku gak mau pergi ke Jepang...." Belum selesai Indra berbicara,Reina Reingsung memotongnya " Jepang? Jepang? Kenapa jauh banget,Ndra? Kenapa kamu gak cerita sama aku kalo kamu mau pergi? kenapa kamu....." dengan sigap Indra langsung memeluk Reina, membiarkan sahabatnya itu menangis sejadi-jadinya di dalam dekapannya.
" aku sayang kamu Rei, makanya aku gak pengin kamu tahu. Aku gak mau buat kamu sedih Rei," ucap Indra membelai rambut Reina. " Rei, aku ke Jepang karena aku pengin nerusin sekolah disana, Rei. Aku juga kangen sama mama. Please, maafin aku Rei. Aku janji bakal balik lagi kesini secepat mungkin. Aku janji,Rei....." mohon Indra.
Reina melepaskan pelukannya dari Indra lalu menatap mata Indra dengan mata yang sendu. Indra lalu mengeluarkan sapu tangan silver bertuliskan " Indra" dan mengusap air mata Reina.
Tiba-tiba Rivan menghampiri mereka berdua." Sudah selesai bicaranya,Indra? Ayo,nak. Kita bisa tertinggal pesawat." Ujar Rivan. " ah.. yaa, Reina. Maaf,kami harus buru-buru,nak. Salam untuk mama dan papamu, mereka memang sahabat om yang baik selama om dan Indra berada di Indonesia"
"hikss... kamu... janji kan, Ndra? Sama aku?" Tanya Reina yang masih sama-dengan raut wajah sedih.
"aku janji,Rei. Kamu bisa pegang janji aku." lalu Indra memeluk Reina untuk terakhir kalinya mungkin? Entahlah.
" aku sayang kamu,Rei. Sampai kapanpun itu,kamu tetep sahabat yang paling aku sayang" ujar Indra
Reina membalas pelukan Indra dan menangis kembali." Aku juga sayang kamu,Ndra." Ucap Reina.
" aku pergi,Rei." ucap Indra
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi o Matteiru
RomanceAku tau, seharusnya aku tak mengharapkan dia kembali. aku tau, seharusnya aku melupakan dia sejak dia mengucapkan selamat tinggal. aku tahu, seharusnya aku tidak menungunya. aku tahu, seharusnya aku membuka hatiku untuk orang yang rela membagi waktu...