Keramaian tak lantas membuatku ramai...
Sepi ini semakin dalam menusuk tubuhku..
Dingin..
Dingin..
Sedingin iglo dikutub utara..Eka POV
Pagi ini kampus terlihat sepi. Hanya tampak segelintir mahasiswa mahasiswi yang lalu lalang membawa berkas -berkas sidang. Yah, sekarang memang lagi libur semester. Tapi untuk mahasiswi senior seperti aku, justru sekarang ini saat antara hidup dan mati. Memperjuangkan ilmu yang aku peroleh selama 3,5 tahunku di bangku kuliah.Kadang aku iri pada junior - junior yang masih bisa bercanda dengan santainya di koridor kampus. Sementara aku, seperti sekarang ini,memanggul tas ransel yang berisi buku - buku tebal karya para ahli yang menunjang pembuatan skripsiku. Belum lagi file-file berkas yang harus diurus untuk sidang. Hahh..ingin rasanya aku meminjam kantong ajaib doraemon..meminjam mesin waktunya..supaya waktu ini dapat segera berlalu.
drtt...drtt..drtt..
Ponselku bergetar. Sweetheart. Nama yang tertera dilayar. Tersenyum aku buru -buru membuka kode ponselku. Akh! Sial! Lagi - lagi hp butut ini bermasalah setiap kali mau membuka kodenya. Segera ku letakkan berkas file yang masih kugendong ditanganku. Dengan hati - hati jemariku lincah mengetikkan kode ponselku. Yes! Bisa."Gimana skripsinya sayang..uda di acc belum?"
"Beyummmm cintaaa... :'( tak lupa kutambahkan emo menangis pada bbm ku.
"Sabar yah sweety..tetap semangat sayang..love you..:*
Emo nya yang terakhir ini cukup bisa membuatku senyum -senyum sendiri.
Jefry. Lelaki yang sudah dua tahun ini menempati relung hatiku. Berada jauh darinya memang sempat membuatku down. Namun dia selalu mampu memberikan ku semangat dan hal-hal romantis lainnya dari seberang samudera sana. Ya, Bang Jefry sekarang sedang bertugas di pulau terluar nusantara. Mencerdaskan daerah tertinggal. Pengabdiannya ini membuatku bangga padanya karena dia mau melakukan apa yang orang lain tidak mau lakukan. Hidup dalam kesusahan, jauh dari kerabat dan aku,cintanya. Namun itu semua tak mampu untuk menggoyahkan cinta yang sudah kami rajut dua tahun ini.
Ingatanku sejenak membayang awal mula perkenalanku dengan Bang Jefry.
"Hancurin aja pelan - pelan. Anggap ga ada pemiliknya disini!"
Teriakan itu cukup membuat kami kaget. Kegiatan kami pun terhenti. Saling pandang satu sama lain menyadari pemilik suara itu.
"Kau sih Lantika, asal aja main gitarnya. Jadi cempreng kan suaranya", ujar Vienna ketakutan membela diri.
Lantika pun meletakkan gitar itu dengan hati-hati seolah -olah gitar itu terlalu rapuh untuk dimainkan.Tak lama muncul lah sang pemilik. Raut wajahnya berubah. Yang tadinya merah padam jadi melembut sedikit. Mungkin karena dia tak sampai hati melihat kami yang notabene junior, pada ketakutan melihat air mukanya.
"Lain kali dek kalo ga mahir main gitar panggil aja abang. Biar abang bantu ngiringi kalian nyanyi", ujarnya lembut.
"Iyaa bangg Jefry..", jawab kami berlima berkoor ria.
Dia pun tersenyum dan langsung mengambil gitarnya. Menyetel ulang nada nya. Kami hanya memandanginya tanpa berani berkata - kata. Tak lama suara gitar nya pun sudah kembali merdu, tak ada suara cempreng lagi
"Kalian mau nyanyi apa? Biar abang iringi deh", tawar nya ramah. Sempat hening sejenak, melihat tak biasanya lelaki ini bersikap ramah.
"I Will Follow Him, bang",jawab ku memecah keheningan. Kami pun memulai latihan kami.
Sejak kejadian tempo hari Bang Jefry resmi jadi penggiring gitar kami. Kami pun semakin rajin datang latihan ke kost-an . Bang Jefry itu teman satu kost-an Vienna,teman sekelompok kami. Karena kami berlima tidak ada yang punya gitar,maka kami meminjam gitar nya Bang Jefry.
Seiring rutin nya kami latihan, semakin rutin jua lah perjumpaanku dengannya. Tanpa terasa getaran - getaran cinta itu pun mulai hadir...
KAMU SEDANG MEMBACA
memperjuangkan cinta
Romancecinta itu indah.. tak sedikit orang yg tak mampu memperjuangkannya sampai kepelaminan.. namun cinta kita berbeda.. cinta kita layak diperjuangkan.. kita layak untuk bahagia.. kita layak tuk ciptakan takdir kita sendiri.. biar orang berkata apa.. bia...