Chapter 4

11 1 0
                                    

Eka POV
"Saya yakin saya cukup berkompeten untuk bergabung dengan yayasan bapak. Saya mencintai anak-anak dan saya cinta mengajar,"terangku optimis mengikuti sesi interview ini.

"Kalau begitu baiklah. Silahkan Ibu datang hari Sabtu besok pukul 08.00. Nanti akan dijelaskan perihal kelas mana yang akan menjadi kelas Ibu mengajar. Selamat bergabung di yayasan kami. Kami berharap Ibu dapat memberikan kontribusi yang besar untuk yayasan kami. Selamat bekerja!,"tutupnya menjabat tanganku.

"Terimakasih Pak. Mohon bimbingannya,"balasku menjabat tangan nya.

Thanks God. Aku bisa dapat pekerjaan secepat ini.

Drttt..drtt...drttt..

"Halo sayang"

"Gimana interview nya sayang?"

"Bagus sayang. Adek diterima loh,"ujarku membagikan kabar bahagia ini.

"Baguslah. Ngajar kelas berapa sayangnya?"

"Belum tau sayang. Sabtu besok adek disuruh datang. Disitu baru dikasih tau apa aja yang jadi kerjaan adek",terangku.

"Iya ya. Yaudah baguslah sayang. Sekali lagi selamat yah sayangku. Beruntung sayangnya cepat dapat kerjaan. Cepat mengajar. Siap wisuda langsung kerja. Selamat ya sayangku"

"Hehehehe. Iya sayang. Makanya praise the lord kali lah sayang"

"Yaudah hati -hati pulangnya ya sayang"

Author POV
Hari itu pun tiba. Eka ampak bersemangat. Berulang kali dia mematut bayangannya di cermin. Mencoba menilai ulang penampilannya lagi. Kemeja kuning dan celana kerja berwarna khaki senada dengan sepatu flat nya.

Drtt..drtt..
"Gimana persiapannya sayang? Udah oke?" tanya Jef diujung telepon

"Udah oke kok sayang. Ini mau berangkat",jawab Eka

"Mana fotonya? Pake apa sayangnya? Abang mau liat",tanya Jef lagi

Jepret.

"Manis sayang. Semangat ya sayang",ujarnya menyemangati

Eka pun berangkat ke sekolah Yaspend. Thamrin I. Yang akan menjadi tempatnya mendidik, menyalurkan ilmu yang dimilikinya. Dia bertekad akan memberikan yang terbaik buat pekerjaan pertamanya ini.

Eka cukup merasa lega dengan tempat bekerjanya. Para guru dan staff nya luwes dan ramah. Mereka juga tidak pelit memberikan wejangan - wejangan mengajar padanya yang notabene masih fresh graduate. Alias belum punya pengalaman mengajar yang sudah makan asam garam seperti mereka. Pemilik yayasan juga cukup memahami posisinya dan memberikannya ruang dan waktu untuk lebih banyak lagi belajar. Hanya saja karena masih baru, dia belum bisa menjadi wali kelas. Setiap guru baru harus memulai karirnya menjadi second teacher dulu. Alias asisten wali kelas yang bersangkutan. Huft. Tak apalah pikirnya. Bersakit -sakit dahulu bersenang-senang kemudian pikirnya.

"Gimana Miss, udah ngeliat berkeliling ga?,"tanya Miss Tina yang ramah.

"Udah Miss. Anak-anaknya baik-baik ya Miss,"jawabku

"Iya Miss Eka. Itu juga salah satu point penting dalam sistem pendidikan disekolah ini. Anak-anak harus selaras IQ,EQ dan SQ nya. Jadi ga hanya pelajaran aja yang kita asah disini Miss,"terang Miss Tina padaku.

"Wah. Saya setuju banget nih Miss. Banyak loh Miss sekolah-sekolah yang kurang menyelaraskan perkembangam IQ,EQ dan SQ anak didiknya. Kebanyakan hanya mengejar bagaimana agar IQ anak baik bahkan meningkat pesat."terang Eka

"Iya Miss. Hari ini masih observasi atau udah masuk kelas Miss?"

"Kata Pak Hanif seminggu ini saya masih observasi dulu Miss Tina, beradaptasi sama anak-anak dulu. Sekalian mengenal seluk beluk sekolah,"jawabku tersenyum.

"Baiklah,saya tinggal dulu ya Miss. Mau masuk kelas. Kalo ada yang bisa dibantu jangan sungkan-sungkan bilang ya Miss. Saya wali kelas grade 3 Miss. Mari,"tawarnya ramah sambil berlalu.

Ahh. Sepertinya aku bakal betah disini,batinku

"Gimana dek ngajarnya tadi?", tanya Mama begitu aku sampai dirumah.

"Enak kok Ma,guru-guru dan staf nya ramah. Anak-anaknya juga baik-baik. Kayaknya Eka bakal kerasan deh ngajar disana",jawabku sambil meminum infused water ku.

"Baguslah kalo begitu sayang. Yaudah makan dulu gih biar rehat. Udah capek kan seharian",kata Mama lembut.

"Iya Ma"

Drtt..drtt..

"Dek udah makan? Gimana tadi di sekolah? Udah ngajar?"

"Belum sayang. Masih observasi dulu seminggu ini. Adek belum dikasi pegang kelas. Sampe akhir taun ajaran masih harus jadi second teacher dulu. Baru bisa pegang kelas"

"Second teacher kelas berapa sayangnya?"

"Kelas lima sayang"

"Wah. Langsung kelas tinggi yah. Kenapa ga minta kelas rendah dulu dek?"

"Ya namanya udah itu yang dikasi Yayasan. Adek belum berani lah minta-minta kelas. Tapi kata guru yang lain sih biasanya per tri wulan ada rolling class. Tapi liat nanti aja deh. Adek mau have fun ngejalaninya.

"Iya deh sayang. Yaudah istirahat yah sayang. Love you"

Hah. Hari yang berat tapi menyenangkan. Semoga besok lebih baik lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

memperjuangkan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang