Sebuah tangan menelusuri perutku,lalu melingkarkan tangannya ke pinggulku. What the-
" look like beautiful. Ingin berdansa denganku ?" tanya nya.
Suara ringisan kesakitan terdengar nyaring di telingaku. Aku baru saja menendang kakinya dan melapaskan diri dari pelukan orang mesum ini. Gila aja, beranit banget sentuh aku, emang aku patung porselen yang bisa di sentuh seenaknya ? dasar cowok sakit jiwa.
" look your hand dude. Lo kira gue cewek gampangan yang bisa loe sentuh seenak jidat. Jadi cowok cool kek,yang ngajak pake cara damai ples romance. Bukan kayak gini, megang gue seenaknya, loe ngajak gue perang" Aku bertolak pinggang melihatnya, aku menepuk jidatku pelan. Kata 'gue,loe'baru saja aku katakan. Astaga,kalau sampe di dengar orang,aku bisa dibilang gag punya sopan santun,terus di tendang keluar dari pesta, gag lucu kan kalau gini jadinya.
" aduh nih mulut kok gak bisa di-rem..? aduh rachel,tahan diri, sabar sabar" Aku menengok ke kanan lalu ke kiri,menacari Kakek Fredli yang mungkin saja mendengarnya bisa gawat . Huff.. aku selamat malam ini,kakek Fredli masih berbincang bersama koleganya.
" hahaha... so cute. Tenang saja girl,aku tidak akan mengatakannya kepada Mr.Fredli tentang apa yang kau katakan." Sebuah suara bass mengagetkanku. Aku lupa kalau ada mahluk mesum di depanku. Mau apa lagi dia ?.
" aku minta maaf atas kelakuan ku tadi. Aku tak dapat menahan diri untuk mnghampirimu. Mungkin aku hanya segelintir pria yang tertarik denganmu dalam sekali pandang, but." Pria itu mendekatiku,sontak aku mundur beberapa langkah. Tetapi tanganya dengan cepat menarikku dalam pelukan. Iris hazel berwarna coklat,membawaku menatap lebih jauh wajahnya. Rahang tegasnya,hidung mancung dan wajah tampannya, Idih gue udah berasa masuk ke dalam novel romance.
" look my eyes and remember me baby. See you next time honey"
Dia berbisik ke telingaku dan mengecup pipiku. Gila nih cowok berani banget. Oke lo udah ngibarin bendera perang ke gue.
" What are you doing Reven ? Don't touch my girl!" Sebuah geraman keras mengudara di sekitarku. Tarikan paksa membuatku hampir terhuyung ke belakang. God,gue bukan barang yang bisa di tarik-tarik kali! Eh-
" oh.. Calm down Davis. Aku hanya ingin mengenalnya" Aku menatap mereka bersaamaan. Gue kok rasanya seneng banget ya.. kayak di rebutin gitu,terus milih yang mana buat jadi pacar gue,asikkkk dapat dua sekaligus hahah..wait! Tapi satunyakan kakak gue,ah gag asik nih.
" Aku tak akan membiarkanmu menyentuhnya. Jangan mengaggap Rachel adalah mangsamu selanjutnya. Aku tau kau di luar sana Reven" Davis berdesis marah. Tangannya mencengkran lengan ku,dan itu rasanya cukup sakit. Liat aja sampai di rumah,gue bakal mutusin tuh tangan.
Reven tersenyum remeh menatap Davis. " sorry dude. Mungkin ini akan sangat sulit untukku. Adik mu sudah terlanjur mendorongku ke lubang pesonanya" Reven memberikan senyum tajam padaku,dan itu cukup buat aku merinding. " berengsek! Kau tidak akan pernah bisa menyentuh rachel! Jangan samakan adikku dengan wanita jalang yang kau pacari dimana-mana." Davis menggeram keras. Oh ini udah gawat,kalau ini di biarkan Davis bakal kalap. Aku menggengam tangan Davis.
" Udah cukup bertengkarnya. Kayak anak kecil aja,tuh anak kecil aja liatin kita dari tadi,gag malu tuh..? haei dek.." aku tersenyum ke arah anak itu,lalu menarik Davis mejauh dari pria yang bernama Reven itu. Sebelum itu aku berbalik untuk melihatnya,dan yang benar saja di hanya tersenyum dan menatap mataku tajam. Apa sih ? udahlah gag usah di hiraukan. Davis menggandengku dari belakang,membuat perhatianku kembali padanya.
Wajah lelahnya sangat terlihat." Kak kita pulang aja ya..kakak udah capek banget." Davis menghela nafas." Kakak gag bisa Rachel,masih banyak tamu yang harus kakak sambut. " ini nih datang kepala batu. " tapi kak, percuma aja nyambut tamu dengan keadaan kayak gini. Kita istirahat aja ya. Biar wakil kakak yang nyambut. Kakek bakal ngerti kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
BO$$
Teen FictionCowok arogan, dingin, cuek, yang bikin semua orang kesal setengah mati, bahkan sampai MATI. langsung liat aja udah bikin para wanita jatuh hati. Tapi aku malah ingin melemparnya ke dalam mulut gurita. Satu sekolah lagi, mana satu kelas pula. nice st...