prolog

32 1 0
                                    

"Sayang jangan lari lari nanti kamu jatuh."

Wanita paruh baya berlari mengejar seorang perempuan kecil ditaman penuh bunga mawar yang berwarna warni dengan senyum merekah menampilkan kecantikan yang tak terhingga dengan gaun kerajaan yang menambahkan keanggunannya

"Ibu-ibu liat! Pelangi bisa membuat tanaman ini belgelak."
Perempuan kecil dengan mata biru yang sejernih lautan samudra dengan mata berkilau menampilkan pelangi dimatanya sesuai dengan namanya yang menurunkan kecantikan Ibunya meliuk-liukkan tangan yang masih kecil membuat tanaman disekitarnya mengikutinya gerakkan tangannya.

"Pelangi!" Suara berat yang sangat berwibawa menampilkan sosok yang pria paruh baya dengan baju kerajaannya.

"Ayahhhhh..." seru perempuan kecil itu seraya berlari mengahampiri pria paruh baya tadi dan menghambur langsung dalam gendongannya.

"Halo Princess." Kecupan kening membuat Pelangi bersemu merah.

"Ayah tadi aku bisa bikin bunganya belgelak. Ayah bisa ga?" Ucap Pelangi yang masih belum bisa mengucapkan 'R' dimulutnya. Membuat sang ayah terkekeh geli.

"Kamu yang paling hebat sayang. Ayah ga bisa kayanya."

"Masa sih ga bisa? Ayah payah.. aku aja bisa." Pelangi menyombongkan dirinya.

"Anak ibu ini nakal banget. Disuruh jangan lari lari tetep aja lari sana sini." Wanita paruh baya itu menghampiri anak dan suaminya.

"Tadi ibu liat ga ? Pelangi bisa buat bunganya belgelak." Jawab Pelangi tanpa menghiraukan ocehan ibunya tadi.

"Iya tadi ibu udah liat sayang. Tapi kamu jangan lari lari lagi nanti kalo jatuh kamu nangis." Tangan sang ibu membelai lembut rambut tergerai Pelangi.

"Iya ibu." Jawab pelangi yang masih digendong ayahnya.

Pelangi turun dari pangkuan ayahnya dan langsung berlari lagi ditaman.

"Pelangi! Baru tadi ibu bilang jangan lari lari." Perintah ibu yang diabaikan oleh pelangi.

"Biarkan saja sayang. Namanya juga anak anak." Sambil merangkul pinggang istrinya.

"Dia memiliki kekuatanmu." Sambil menatap istri dengan lekat.

"Dia sang pewaris." Jawab istrinya sambil tersenyum matanya beralih ke pelangi.

"Dan itu yang aku takutkan." Matanya berubah menjadi sendu.

"Aku tahu. Tapi aku yakin dia bisa menghadapinya." Dan senyumannya menghilang seketika.

Pengawal istana lari tergesa gesa menghampiri mereke yang sedang ditaman.

"RAJA STEFAN ISTANA TELAH DISERANG!!!" Pemberitahuan itu mengejutkan mereka semua.

"BAGAIMANA INI BISA TERJADI!"

Awan hitam mulai tampak dilangit. Kabut hitam mulai menguasai istana yang bisa mengakibatkan siapa pun yang mengenai kabut itu akan mati. Kabut mulai menghampiri Pelangi yang masuh dibermain.

"PELANGI!!" Seru sang Ibu yang langsung mengembangkan sayap putih dan terbang menghampiri Pelangi membawanya kedalam pelukannya.

Pelangi masih terkejut dan tak bisa mengeluarkan kata kata.

"ELIZABETH BAWA ANAK KITA PERGI JAUH!! MEREKA MENGINCARNYA!! PENGAWAL JAGA PUTRI DAN RATU!!" Teriak sang Raja dari kejauhan.

Raja langsung menampilkan sayap emasnya yang lebih besar dari sang ratu, tongkat sihir muncul dari tangannya.

"My king Stefan Louis, kita bertemu lagi." Kemunculan pria yang tiba tiba mengejutkan bagi raja. Dengan seringai yang sangat menakutkan diwajahnya.

"KAU MAU APA?!" Raja telah naik tiham emosinya telah meledak matanya mulai menghitam.

"Kau tau apa yang aku mau. Putri kecilmu dapat membantuku menguasi dunia." Ucapnya santai tanpa mengalihkan pandangan dari Raja.

"TAKKAN KUBIARKAN ITU TERJADI!!"

"Pilihan yang salah rajaku."

Kabut hitam langsung menghambar raja. Pengawal pengawal yang membantu raja mati terbunuh oleh kabut hitam itu.

"Infrasd." Mantra yang diucapkan raja masih hanya bisa memperlambat kabut yang datang.

"Hahahahaha.. hanya segitu kemampuan mu My King? Mari kita usai semua permainannya."

Seketika badan Raja remut oleh kabut yang menyerangnya.

#####

"TIDAKKK!!!" Ucap sang ratu langsung terjatuh dari udara yang masih menggendong putrinya.

"Ratu Elizabeth? Apa yang terjadi?!" Pengawal mulai menghampiri ratunya.

" Ra-ja.." ratu menangis sambil memeluk putrinya.

"Ibu kenapa?" Air mata pelangi pun keluar.

"Ratuku kita harus lari sekarang. Prajurit penyihir hitam masih mengejar kita." Kata salah satu pengawal itu.

"Aku harus kembali."

"Tidak ratuku. Itu membahayakan ratu dan putri."

"Ib-u.." Pelangi mulai mempererat pelukan di ibunya.

"Aku harus pergi sayang." Sang ibu menatap sendu putri kecilnya air matanya telah membanjiri pipinya.

"Apa maksud ibu ? Kenapa ibu menangis ? Jangan tinggalkan aku ibu kumohon. Aku beljanji tak akan nakal lagi ibu." Putri kecil itu menangis ketakutan sambil memeluk leher ibunya.

"Maafkan ibu sayang. Ibu melakukannya demi dirimu. Simpan kalung ini jangan sampai ada yang mengambilnya. Ibu percaya padamu sayang." Sang ibu melepaskan kalungnya dan mengenakan kalung yang berbentuk bulan sabit itu ke putri kecilnya.

"Ibu berjanji akan selalu bersama mu sayang."

"Ib-u"

"Afredaa.."
sang ibu membacakan mantra ke Pelangi dan Pelangi langsung tertidur dipelukan ibunya.

"Maafkan ibu sayang." Dan mengecup kening Pelangi.

*****

Semoga ga garing banget..
Aku baru pertama kali soalnya bikin cerita begini...
Aku terinspirasi dari ceritanya ka @zRizhav yang judulnya THE LAST AMESTY. jadi aja bikin cerita begini hahaha...

Comment dan vote ya makasih.. kalo boleh sih kasih masukkan juga :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainbow QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang