Part 3

791 52 6
                                    


"Hinata"

Panggil seorang gadis bersurai pink.

"Sakura-Chan"

"Kenapa kamu ada disini Hinata-Chan" Tanya gadis yang di panggil Sakura.

"Aku bekerja disini Sakura-Chan." Jawab Hinata dengan senyuman. Sakura pun ikut tersenyum, sudah lama mereka tidak bertemu seperti ini.

.

.

.

"Jadi kamu bekerja disini baru 2 bulan ya, apa kamu tidak takut? Disini kan bahaya Hinata-Chan" Sakura sangat mengkhawatirkan temannya.

"Sebenarnya aku takut, tapi gimana lagi Sakura-Chan. Kalo Cuma penghasilan kerja di kafe, itu kurang." Hinata menunduk.

Sakura terdiam, dia sangat menyayangi Hinata seperti adiknya sendiri. "Aku akan menemanimu Hinata-Chan" Sakura tersenyum.

Hinata juga ikut tersenyum. Akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan.

.

.

.

"Maaf Tuan, anda sudah terlalu banyak minum." Saran Bartender.

"Paaaiinnn!!" teriak salah seorang Lelaki berambut pirang. "Astaga Pain, apa yang kau lakukan?"lanjutnya.

"Lepaskan aku Dei!!" perintahnya

Hinata yang sedang asik bercerita dengan Sakura dengan tak sengaja melihat Lelaki yang sangat di kenalnya. 'Pain?? Apa yang di lakukannya disini' batinnya. "Sakura-Chan, aku kesana sebentar"

Sakura mengangguk dan memperhatikan Hinata yang berjalan mengarah kedua Lelaki tersebut.

"Ppp..pain" panggil hinata dengan tergagap. "Apa yang kau lakukan?" Tanya hinata dengan cemas.

"Maaf Nona, apa kau mengenal Pain?" Tanya Deidara.

Hinata langsung menoleh ke arah Deidara dan mengangguk.

Deidara langsung terpesona dengan Hinata 'Cantik' batin Dei.

.

.

.

Mereka akhirnya sampai di Hotel, dengan cepat Deidara, Hinata, dan Sakura membawa Pain ke dalam Hotel.

"Pain" tangis Hinata pecah, sambil mengusap tangan Pain. Dia terus berkata "Pain, aku mencemaskanmu" lanjutnya.

"Hinata, sudahlah dia hanya mabuk" Sakura menenangkan Hinata.

Deidara hanya memperhatikan Hinata, cemburu? Iya Deidara sangat cemburu, walaupun dia baru melihat Hinata. Tunggu sepertinya dia pernah melihat Hinata, tapi dimana? Pikirannya sudah melayang.

"Hinata" panggil Dei.

Hinata menoleh dan menatap Deidara.

"Sepertinya aku pernah melihat mu, tapi aku lupa dimana?" Deidara tampak berfikir.

Hinata hanya tertunduk, Sakura hanya diam karena dia bingung.

"Ahh, kamu gadis pelayan di Kafe itukan?" Deidara sudah mengingat Hinata.

Hinata hanya menganggukan kepalanya.

Deidara tersenyum.

.

.

.

Keesokan paginya seorang lelaki terbangun, melihat sekekeliling sambil memegangi kepalanya. Di liriknya di samping tempat tidur, ada seorang gadis yang tidurnya menelungkupkan kepalanya. Dia sepertinya tertidur sambil duduk.

"Hinata." Lirihnya parau

"Pp..pain, Kau sudah bangun?" Tanya Hinata dengan cemas. "Apa yang kau lakukan semalam? Kenapa Kau mabuk Pain?" lanjutnya.

Pain tersenyum, betapa senangnya dia melihat Hinata yang mencemaskannya.

"Aku tidak apa-apa Hinata." Sambil mengusap rambut Hinata.

Hinata bersemu merah, menunduk untuk menutupi wajahnya yang merah.

"Pain!!" seru Deidara "Kau bangun juga." Lanjutnya.

Pain menatap Deidara dengan tajam. Kenapa Deidara bisa disini juga? Pkirnya.

.

.

.

Di lain tempat seorang gadis membawa kopernya, dengan membuka kaca matanya. "Pain aku datang" gadis itu berkata.

.

.

.

"Hinata" panggil Pain

Hinata menantap nya. "Kenapa Pain?"

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Pain.

"Aku menemukanmu di Bar tempat aku bekerja." Hinata tersenyum.

"Apa? Kau bekerja di Bar?" tanyanya.

Hinata mengangguk dan menundukkan wajahnya. Dia kecewa, kenapa reaksi Pain seperti itu. Apa pain malu? Pikirnya.

.

.

.

"Moshi-moshi,, Hidan kemana Pain?" Tanya gadis tersebut.

"Ah,, baiklah."

"Jemput aku sekarang, aku akan memberikan kejutan untuk Pain." Jawabnya sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya.

TBC

Akhirnya bisa buat cerita sampai Part 3

Ntahlah aku sudah binguung dengan ini cerita

Sekali lagi maafkan saya,, pasti kata2nya berantakan.

Ya sudahlah apa boleh baut,, hanya itu yg aku bisa tulis.

Yang kasih saya review dan votenya gomawo, arigatou, makasih ^-^

Buat aa Itachi, makasih udh nemenin aku buat cerita ini..*plak* saya menghayal lagi

Annyeong :*


Stress (New Cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang