***
Anna's POVSaat Al ingin mengantarku pulang, tiba-tiba ada tiga orang yang menghadang kami berdua. Aku langsung bersembunyi di belakang Al karena merasa takut.
"Akhirnya gue bisa ketemu lo lagi, Tuan Alverio Dale Jerrel," ucap laki-laki yang aku yakini seumuran dengan Aku dan Al.
"Ngapain lo nyariin gue?" ucap Al sangat dingin dan datar, aku sekarang sudah mengetahui sifatnya satu itu. Al akan sangat dingin jika dia tidak suka dengan lawan bicaranya tersebut.
"Gue ngga nyariin lo kok, mungkin ini emang takdir gue bisa ketemu dengan lo tanpa capek-capek nyari lo."
"Gak usah bertele-tele, gue tau lo orangnya gimana. Sekarang, hal apa yang ngebawa seorang Jonathan James Clifford datang menemui seorang Alverio Dale Jerrel," ucap Al dengan seringaian khasnya.
Aku seperti pernah dengar nama belakang 'Clifford' tetapi dimana ya?
"Gue mau lo balapan lagi." Heh?
"Kalo gue gak mau?"
"Pokoknya lo harus mau."
"Gue gak bisa."
"Masih belum bisa melupakan kejadian 2 tahun yang lalu, eh?"
"Bukan urusan lo."
"Ayolah Al, sekarang gue yakin kalo Florist udah ngelupain semuanya dan hidup makin baik."
"Cih? Lo tau darimana kalo hidup nya makin baik? Gue cuma ngga mau nyia-nyiain seseorang lagi."
"Flo ninggalin lo bukan karena lo yang sibuk sama urusan balapan! Buka mata lo, Al! Lo udah disakitin berapa kali sama dia masih mau belain dia dan nyalahin diri lo sendiri?"
"Lo nggak tau, Nat. Lo ngga tau seberapa sayangnya gue ke dia. Dan lo tau? Gue sakit banget pas tau cowok bangsat itu yang ternyata udah ngambil Flo gue." Deg, kenapa aku merasa tidak terima kalau Al mengatakan semua hal itu?
"Pokoknya kali ini lo harus ikut balapan lagi, mungkin sekarang waktu yang tepat untuk lo balas dendam dengan Andrew."
"Dia juga ikut balapan? Dia udah pulang dari New York?" Ucap Al yang aku rasakan terkejut karena mendengar dari caranya berbicara.
"Tentu, dia sudah pulang sekitar 1 bulan yang lalu."
"Oke gue bakalan balapan."
"Cewek yang di belakang lo boleh aja kalo mau diajak." Lah? Kenapa dia tau kalau Aku berada di belakang Al?
"Hmmm," gumam Al, saat aku merasakan langkah kaki yang mulai menjauh tepat saat itu pula Al membalikkan badan ke arah ku.
"Seorang Avianna Dalena Jackson bisa takut juga, heh?" sindirnya lalu menaikkan ujung bibirnya. Aku mengerucutkan bibirku mendengar sindirannya.
"Gue cuma takut aja kalo 3 orang tadi bakalan nyulik gue terus gebukin gue dan minta duit sama keluarga gue. Yang bener aja,gue gak siap digituin,mending sedia payung sebelum hujan." Al terkekeh lalu menoyor kepalaku.
"Mana ada yang mau nyulik lo, yang ada malah nyesel kalo nyulik orang yang cerewet binti bawel kayak lo."
"Gue ngga cerewet ya, Al! Oke mulai sekarang gue bakalan jadi cewek dingin dan cuek!" ucapku menyilangkan tangan didadaku.
"Oh ya? Coba deh mau lihat gimana seorang Avianna kalo dingin dan cuek," ucapnya dengan seringaian andalannya.
"Hmmmm," gumamku tidak jelas sebenarnya lagi mencoba untuk cuek. Al menoel-noel lengan, pipi dan daguku serta memintil ujung rambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvianna
Jugendliteratur'Hujan' Aku sangat menyukai hujan. Aku menyukai hujan di saat semua yang ada di hidup ku menjadi berubah. Hujan bisa menutupi rasa sedih ku. Karena itulah Aku bisa menyukai hujan - Avianna Dalena Jackson. Aku mulai menyukai hujan saat Aku mulai mer...