BAB V

3.6K 159 4
                                    

Dan Hasilnya...

Klub C memenangkan latih tanding ini.
Dengan rasa senang dan bangga mereka bersujud sepertinya menyenangkan sekali walaupun ini hanya latih tanding namun mereka sudah bisa mengalahkan klub B yang dianggapnya masuk kriteria susah dilawan.

"Ver, kamu ikut ke-kantor saya," tegas pelatih.

"Wahh ada apa ini pak?" tanya Verdixi.

"Sudah ikut saja bapak akan kasih tau sesuatu," jelas pelatih

"Baikk pak!"

Dengan Ramainya gym membuat suasana menjadi penasaran dan gugup serta gelisah. Banyak yang bertanya, ada apa dengan Pelatih dan Verdixi dikantor? Apa Verdixi akan dimarahi?

▶▶

"Ada apa ini pak, kok saya dipanggil , apakah saya salah waktu bermain tadi??" tanya Verdixi

"Tenang lahh, bapak hanya ingin menjelaskan sesuatu," muka pelatih terlihat tenang, ia menyeka keringatnya didahi.

"Apa itu pak?"

"Kau sudah menciptakan Peluangmu sendiri Verdixi,"

"Apa??Apa maksudnya pak? Saya kurang paham,"

"Maksudnya bapak adalah mulai hari ini kau bermain di klub B,"

"Apakah benar pak? Gak bercanda kan pak?"

"Mana mungkin bapak bercanda,"

"Terima kasih pak, saya permisi keluar,"

"Eitt tunggu dan satu lagi jika kau bermain jelek kemungkinan akan diturunkan dan lusa adalah tes kenaikan tingkat itulah peluangmu jika kau ingin memasuki Klub A. Berlatih dengan Giat!" pelatih mengacungkan telunjuk dan mengubahkan menjadi ibu jari. Senyumnya terangkat sempurna melihat Verdixi mulai mengangkat tangannya sampai pelipis, lalu berjingkat-jungkit menuju keluar.

"Siap pakk!"

Dengan semangat Verdixi keluar ruangan dan langsung mengabari sesuatu yang ia bicarakan tadi dengan pelatih kepada anggota basket yang ada di gym.

▶▶▶

"Verdixi, ada apa??"

Seluruh anggota basket keheranan akan hal ini, mereka berlari juga untuk menghampiri perlahan. Ikut menyeka keringat dan sesekali memijit pelan pelipisnya.

"Ini adalah kabar gembira, aku tak tau ini kabar gembira buatku ataupun Kalian,"

"Apa itu Cepatt Beri tauu kami!!"

"Baikkk lahh. Mungkin besokk" Verdixi tertawa renyah, ia menutupi mulutnya yang masih tertawa. Sedangkan teman-teman basketnya menatapnya tajam dan penuh pertanyaan.

"Ihh Verdixi sekarangg!!"

"Baikk lah, aku udah di naikan ke klub B kawan. Aku sangat bersyukur,"

"Woww Selamat yaa!!"

"Makasihh kawan!!"

Pelatih mengagetkan mereka yang pasalnya muka pelatih seperti tidak biasanya. Terlihat lebih rileks dari biasanya, pelatih juga sesekali tersenyum tipis.

"Baikklah kalian boleh Istirahat, bel sudah berbunyi,"

"Baikk pakk!!"

Kelima sahabat jalan dengan lesu, memperlihatkan kecapean mereka di gym tadi. Rasanya langkah mereka mulai lambat, kaki sudah hampir tak mampu untuk berpijak.

"Selamat yaa Ver, kamu hebat!"

"Terima kasihh sahabatku,"

"Ayoo kita ke kantin Sudahh laparr nihh,"Nowella mengeluh akan perutnya yang sudah berbunyi. Ia mengelus perlahan dan memasang mimik muka memelasnya.

"Kalau soal makan Nowella gak akan lupa,"

▶▶

"Kita duduk dimana nihh??" Nowella kebingungan. Matanya menatap seluruh sudut kantin, pupilnya menyelinap diantara banyaknya murid.

"Iyaa penuhh bangett!!" Driana mengeluh kesal kebingungan, keringatnya telah meluncur hebat. Sesekali ia mengelap keringat dahinya dengan sehelai tisu.

"Gimana kalau kita duduk di Sebelahh situ aja?" Alex menunjuk kearah bangku dan memecahkan kebingungan, namun tempatnya kurang nyaman bagi Nowella.

"Yaudahh lahh dari pada ga makan udahh laparr nih," Nowella bersemangat saat ini, karena telah menemukan bangku walaupun tidak pas tempatnya.

"Hahahaha ya udah kasihan Nowella,"

Merekapun duduk dibangku yang ditunjuk oleh Alex tadi, berleha-leha sebentar sebelum memesan makanan. Nowella malah berteriak dan memukul mejanya pelan.

"Hei hari ini kita kan capek yuk pesen makanan segera!!" Nowella memukul mejanya pelan dam perlahan menutup mukannya dikarenakan malu.

"Iya Nowella. Yampun ga sabaran banget dehh emang apa sihh yang terjadi di perut kamu?" gerutu Alex.

"Gatauu nihh wuuuu!!" campur Alya, Driana, dan Verdixi.

"Ampunn mbakk,"

"Mau pesen apa?" tanya mbak kantin.

"Aku mau milky jus and bakso," ujar Alex.

"Kalau aku mau es teh porsi jumbo dan mie ayam 2 porsi,"pesanan Nowella.

Woww pesanan dan badan sama saja ya, seperti kapas dan awan yang sama-sama lembut dan putih soft.

"Aku mau soto mie sama es jeruk peras,"pesan Driana.

"Kalau aku pengen es melon dan mie instan kari ayam,"pesan Alya.

"Kalau aku kepengen nasi goreng spesial dan teh hangat yaa," pesan Verdixi tak kalah.

"Baikk lah akan segera siap tolong ditunggu ya,"

"Iya terimakasihh,"

▶▶

"Sudah datang dan siap santap, kalian terlihat capekk dan lapar,"ucap mbak kantin dengan melemparkan senyum simpulnya, terlihat manis dan cocok dengan tambahan lesung pipi kanannya.

"Iya kami sangat laparr,"jawab mereka dengan penuh ketidak sabaran.

Mereka melahap pesanan dengan sungguh-sungguh dan rasa nikmat yang menempati lidah mereka.

"Nowella Sudah puas makanya??" Tanya Verdixi.

"Sudahh dongg hehehe!" Jawab Nowella.

Hahaha mereka tertawa bersama. Hari itu bagaikan Berlian yang bersinar dan matahari yang menyinari. Bagaikan bulan yang hanya mendapat pantulan tidak membuat cahaya, itulah mereka. Sungguh Hari yang menyenangkan dan tak akan terlupakan.

The Basket Girl  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang