He's The One

511 14 1
                                    

Ayam berkokok, matahari mulai mengintip dibalik awan mendung yang pagi ini menghiasi langit. Aku bangun dan meregangkan tubuh. Setelah itu aku berjalan menuju jendela, segera kubuka jendela. Udara pagi yang dingin mulai menelusup masuk ke dalam kamarku. "Pagi ini mendung sekali, semoga siang ini cerah" pikirku dalam hati.

Aku segera beranjak dari kamarku menuju kamar mandi. Aku mulai bersiap-siap untuk menjalankan aktivitasku hari ini, seperti biasanya. Aku tinggal disebuah apartemen yang terbilang cukup elit, ya inilah yang aku suka. Aku sangat menyukai tinggal disini. Tidak ramai dan juga tidak sepi. Terkadang terlalu banyak orang yang berlalu-lalang bisa membuatku sesak.

Asma. Penyakit yang kuderita sejak aku masih kecil. Pernah menggangguku, tapi sudahlah. Aku coba menyesuaikan diriku pada penyakitku. Aku tak ingin ada yang mengganggu, termasuk apa yang kuderita saat ini.

***

Aku bekerja disebuah instansi pemerintahan. Pekerjaan yang mengharuskanku untuk tampil selalu rapi karena selalu berinteraksi dengan orang-orang disamping itu, aku merupakan seorang perempuan yang sangat memperhatikan fashion. Rambutku yang panjang dan ikal bergelombang selalu kubiarkan tergerai. Sesekali aku mengikatnya, tapi aku lebih suka rambutku tergerai.

Bangun, bekerja pagi pulang sore. Itulah kegiatan rutin harianku. Sepertinya jam biologisku sudah terbiasa dengan yang ku lakukan tiap hari. Mulai dari bangun, sarapan, minum obat, pergi kerja, minum obat, pulang kerja sore, malam minum obat, dan tidur. Hari-hariku tidak pernah lepas dari obat. Karena jika aku telat sekali saja minum obat, efek yang akan kurasakan sungguh menyiksa walaupun mungkin aku sudah terbiasa menahan sesak napas yang tiba-tiba. Tapi hal tersebut tidak pernah kuinginkan.

Pagi yang mendung, aku harus tetap berangkat kerja. Aku keluar dari apartemenku dan segera menuju lift. Ketika pintu lift terbuka, tiba-tiba aku merasa sesak. Seketika badanku lemas, napasku tersenggal, badanku jatuh kebawah, berlutut dan mencengkram erat dadaku yang terasa sangat sesak.

"Are you oke?" sapa seseorang yang keluar dari lift dan segera menangkap badanku sebelum badanku terjerembab ke lantai apartemen. Aku tidak bisa menjawab apapun, pandanganku hanya terarah kelantai dan sesekali melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 6.37 , "Hampir telat" pikirku. Itulah yang hanya bisa kupikirkan sembari mengatur napasku. Ketika tangan besar dan hangat itu menggendongku, mataku buram, hitam dan aku jatuh pingsan.

"Nampaknya sakitmu kambuh. Lucy, kau lupa minum obat?" ucap seseorang yang tengah menyadari bahwa aku bangkit dari kesadaranku. Aku terperanjat dan segera bangkit, mataku menoleh ke asal suara lembut tersebut. Suara yang sangat ku kenal. "Oh, ti....ti.....tidak. Tidak lupa. Siapa kamu?" mulutku kelu, terbata-bata mengucapkan kata demi kata. "Coba sebentar ku periksa" ujar pria dengan suara lembut meneduhkan. "Apa kau dokter?" aku mencoba menncari tahu identitas pria yang saat ini sedang mengambil stetoscope dari sebuah kotak dan meletakkannya di dadaku dengan menyingkapkan blazzer coklat yang ku kenakan. "Bagaimana kau tahu namaku?" tanyaku. "Tarik napas yang dalam dan keluarkan" ucap pria tersebut tanpa mengubris pertanyaanku. Dengan kesal tapi tanpa sadar aku mengikuti apa yang dikatakannya.

"Asmamu sudah parah, jika terus memforsir badan dan pulang malam apalagi dengan baju seperti ini, kau hanya akan menambah penyakit pada paru-parumu. Saat ini paru-parumu masih bisa dikatakan baik"

"Aku memakai baju ini karena kerja" ujarku bosan karena dia tidak juga mengatakan siapa dirinya. Benarkah dia dokter? Malaikat? Atau mungkin aku hanya bermimpi.

"Apa kamu muslimah?" tanya pria tersebut sambil mengeluarkan beberapa obat. "Ya. Dan kenapa? Apa hubungannya penyakitku dengan agamaku?"

"Jika kamu menutup aurat, tentunya akan lebih baik lagi. Dan itu bagus untuk kesehatanmu Lucy?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Short Story~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang