Loker 188

3.5K 161 6
                                    

         Ketika matahari seakan sejengkal diatas kepala, itu pertanda pulangnya mahasiswa dan mahasiswi. Ketika Nicho berjalan di koridor campus, Nicho teringat akan bukunya yang harus dia ambil di loker campus. Ketika dia sampai di depan loker bernomor 187 di ambil buku bersampul biru itu. Setelah mengambil buku, lekas dia tutup rapat-rapat pintu lokernya. Betapa terkejutnya dia ketika didapati wajah seorang cewek cantik nan modis di sebelah lokernya. Ya tentu nomor loker cewek itu ialah 188. Dengan spontanitas disapa cewek itu.

"Hei girls.. what's your name?"

        Tak ada jawaban dari cewek itu. Dia hanya menatap sinis dengan mengerlingkan mata lalu meninggal Nicho yang sedari tadi menatapnya.

          Nicho kesal dirinya tak mendapatkan respon dari cewek yang menjadi pusat perhatiannya. Dirinya serasa rendah. Tak pernah ada satupun cewek yang berusaha menghindar darinya karena ketampanannya dapat menyihir ribuan mata disana. Tapi tentu tidak dengan Calista! Cewek pendiem yang tak suka diganggu oleh siapapun kecuali sesuai kehendak hatinya. Oleh karena itulah Nicho merasa tertantang untuk mendekati bahkan memiliki Calista seutuhnya.

"Eh hei Nic kamu belum pulang?" Tanya Ara sembari menepuk pundak Nicho.

"Eh hei beib, belum nih kamu pulang bareng aku ya."

"Emm.. boleh deh, tapi anterin aku ke Gandaria City dulu ya," ucapnya dengan mata berbinar.

"Oke deh kemanapun akan aku temani kok beib." merangkul Ara kemobil.

       Sesampainya di mobil, Nicho segera membukakan pintu untuk Ara. Kemudian dia duduk dibelakang kemudi dan langsung menancapkan gas ke arah Gandaria City. Ketika sedang lampu merah, Nicho terlihat diam sehingga tak sadar bahwa lampu sudah berubah menjadi hijau.

"Hei hei Nic.. sudah lampu hijau tuh," ucap Ara sontak membuat Nicho kaget.

"Ahh ia apa? Oh iya okey." dengan tak sadar Nicho membawa mobil secepat kilat.

"Pelan-pelan dong beib. Kamu kenapa si? Sedang mikirin siapa?"

"Ahh engga kok,"

"Jangan bohong! Aku tau pasti ada yang kamu sembunyiin dari aku," jawabnya kesal.

"Serius ga ada."

       Tiba-tiba handphone Nicho berbunyi. Ferrel mengingatkan sohibnya itu untuk cepat ke Studio untuk latihan dance. Tapi, dia sudah berjanji pada Ara untuk menemaninya ke Gandaria City. Sehingga dengan berat hati dia memutar balik dan meminta maaf kepada Ara. Sontak Ara sangat kesal dan jengkel atas kelakuan Nicho. Nicho bukannya tidak ingin menemaninya melainkan, seminggu lagi audisi battle dance akan dilaksanakan. Sehingga dia tidak dapat absen sekalipun.

      Tak lama kemudian sampailah mereka di Studio dance Nicho. Sudah terlihat Erlangga, Ferrel dan 5 teman lainnya. Tanpa mereka ketahui bahwa Nicho membawa Ara ke tempat latihan mereka.

"Hei bro! Lu bawa cewek? Siapa tuh? Kenalin dong," ucap Bagus.

"Kenalan aja sendiri!! Mau dia? Ambil aja. Udah bosen gua," bisiknya kepada Bagus.

"Wah gila lo ya.. Gua tau bro cewek lu banyak tapi jangan sia-siain cewek secantik dia dong!!"

"Udah gua bilangkan. Kalau mau ambil aja!!" ucap Nicho tegas.

"Oke boleh juga, thanks bro," ucap Bagus dengan senyum sumringah.

"Ihss apaan sih kamu Nic!! Apa maksud kamu bilang bosan?" Ucap Ara tegas.

"Sudahlah kita tuh disini mau latihan bukan bahas cewek!" Sergah Ferrel.

"Yaudah ayo latihan! Latihan!" Ucap Erlangga.

      Sekitar 3 jam Ara menunggu mereka latihan. Tapi sesekali dia bercanda dengan Bagus sebagai bentuk pembuktiannya terhadap Nicho bahwa dia bisa bahagia tanpa Nicho. Akhirnya merekapun selesai latihan, tanpa basa-basi Nicho pergi meninggalkan Studio dengan tidak menghiraukan Ara.

"Hei nic! Tunggu...," ucap Ara.

"What's up?!"

"Kok kamu ninggalin aku!"

"Udah ada Baguskan? Sob gua titip Ara ya tuh lu anterin dia kerumahnya atau kemanapun yang dia mau ke Hottel juga boleh," ucap Nicho cuek.

"HAH!! Apa kamu bilang Nic? Oh okey! Ayu Bagus kita ke Hottel aja kita having fun," ucap Ara seraya menarik lengan Bagus.

"HAHA.. buat Bagus puas ya ra.. seperti yang kamu lakukan ke aku," sambung Nicho seraya pergi ke dalam mobil sport merah miliknya.

Puzzle Pieces Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang