WE ARE TOGETHER

20.3K 378 44
                                    

           

Pagi hari itu begitu indah. Matahari bersinar cerah di langit yang biru dengan berkas-berkas putih awan yang tipis. Burung-burung berkicau riang menyambut datangnya hari yang baru. Udara segar dan bersih memenuhi paru-paru akibat belum padatnya lalu lintas pagi itu. Secara umum hari itu sama dengan hari-hari yang kemarin.

           

Seorang cewek berperawakan mungil berlari-lari kecil melewati gerbang sekolah. Ia menyelip di sana-sini untuk menyusul temannya, seorang cewek berkuncir yang berjalan tak jauh di depannya.

           

“Luna!”panggil cewek itu.

           

Cewek yang dipanggil Luna itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dilihatnya cewek mungil yang tengah melambai ke arahnya dengan bersemangat itu. Cewek mungil itu berlari-lari kecil ke arahnya, rambutnya yang panjang berkibar dimainkan angin. Tanpa sadar Luna, cewek berambut kuncir kuda itu menyengir.“Kenapa, May?”tanya Luna.

           

Cewek mungil yang dipanggil May itu berhenti tepat disebelah Luna dengan napas tersengal-sengal. Akan tetapi wajahnya berseri-seri penuh semangat. Ia mendongak ke arah Luna. “Tunggu… in…”sahut May seraya menormalkan napasnya. “Jalannya… jangan cepat-cepat gitu donk!”

           

Luna tertawa. “Lo aja yang jalannya lambat,”sahutnya.

           

“Jahat banget kamu…”kata May merengut.

           

Lalu detik berikutnya keduanya pun tertawa. Keduanya sama-sama tau kalau kata-kata Luna hanya bercanda. Bersama-sama, mereka pun melanjutkan langkah menuju ke kelas mereka. Mereka mengobrol sepanjang jalan, sesekali tertawa atau terkikik saat bertukar gossip lucu, atau berbisik-bisik penuh konspirasi saat merasa gossip yang mereka bahas adalah topik yang pribadi.

           

Luna adalah seorang cewek tomboy, yang juga memegang posisi sebagai kapten tim basket putri di sekolah. Rambutnya yang panjangnya hanya sebahu lebih sedikit selalu saja dikuncir dengan gaya yang sama, bahkan terkadang tampak lebih asal-asalan lagi kalau ia sedang malas. Padahal, jika dilihat dari segi fisiknya, Luna sebenarnya cukup manis. Sayangnya cewek itu tak pernah mau memperhatikan penampilannya. Boro-boro berdandan, pakai make up aja nggak pernah. Syukur-syukur dia masih ingat untuk memakai pelembab wajah. Kalau bukan karena wejangan-wejangan yang sering dilontarkan kedua sahabatnya mengenai betapa pentingnya merawat kulit bagi seorang cewek, sekarang tingkat kepedulian Luna pasti sudah mencapai tingkat masa bodoh. Tapi, untuk memperlihatkan kalau ia tidak mengabaikan saran teman-temannya, ia pun mengikuti saran kedua sahabatnya untuk lebih memperhatikan dirinya. Sayang kan, kalau kulitnya yang mulus jadi hitam dan pecah-pecah?

           

Sementara Mayra, atau yang biasanya lebih akrab dipanggil May, memiliki perawakan mungil dan cukup manis bila tersenyum. Sifatnya feminin dan ramah pada siapapun, tidak pernah mendendam, dan juga tidak pernah mencari masalah. Dibesarkan di dalam keluarga yang sederhana membuat May menjadi gadis yang mandiri dan apa adanya. Tak sekalipun May merasa minder dengan kondisi keuangannya yang serba pas-pasan. Dia juga tidak malu dengan kenyataan bahwa ia bersekolah di SMA Gemilang karena mendapatkan beasiswa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WE ARE TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang