SUMMER FIREFLIES

5.3K 210 14
                                    

            Musim panas saat aku berusia 10 tahun lalu, kunang-kunang menari-nari di sekelilingku. Melewatiku, seolah aku hanyalah salah satu bagian dari hutan yang tenang itu. Namun mataku tetap terpaku pada satu tempat. Suatu tempat di dekat sungai, tak jauh dari tempatku berdiri bersembunyi. Mengamati sebuah pemandangan indah dan memesona di hadapanku. Kunang-kunang menari mengelilinginya seperti lebah mengelilingi bunga. Kata ‘cantik’ tiba-tiba terbersit di dalam kepalaku, padahal aku tau kalau Dia bukanlah perempuan.

            Tanpa sadar aku merapat ke balik pohon yang kugunakan sebagai tempat persembunyianku itu ketika kulihat Dia mengulurkan tangannya ke depan. Aku takut ia tau aku tengah mengintipnya. Sejujurnya aku sama sekali tidak berniat melihatnya. Aku cuma sedang berjalan-jalan menikmati udara malam di pedesaan. Udara panas membuatku tidak tahan dan akhirnya aku memutuskan untuk menyelinap satu dua jam untuk berjalan-jalan di hutan. Dan tanpa kusangka, aku melihatnya.

            Dia mengulurkan tangan, dan beberapa kunang-kunang hinggap di tangannya. Saat itu aku sudah terkesima. Bagaimana mungkin seorang anak laki-laki bisa tampak begitu indah saat berada di sekeliling kunang-kunang? Rambut hitamnya seolah melayang di sekeliling wajahnya berkat hembusan angin musim panas. Kemudian dia tersenyum. Kali itu jantungku serasa mencelos dan mulai berdebar kencang tanpa kuketahui sebabnya. Dan untuk waktu yang lama, aku hanya bisa berdiri seperti orang idiot. Dan detik itu juga aku sadar, aku takkan pernah melupakan anak laki-laki itu.

***

            Libur musim panas tiba. Akhirnya aku bisa menghembuskan napas lega karena bisa melepaskan diri dari tuntutan pelajaran di sekolah. Ayah dan Ibu mengusulkan agar kami sekeluarga pergi ke Okinawa untuk melihat laut. Akan tetapi, aku memiliki keinginan lain. Setelah 7 tahun lamanya, akhirnya aku bisa kembali ke tempat itu. Walau jelas sudah lama berlalu, dan aku yakin tempat itu mungkin sudah sangat berubah, namun aku tetap ingin kembali ke sana. Akhirnya setelah mendengarkan permohonanku, yang mencatut nama kakek dan nenek yang sudah lama tak kujumpai, kami sekeluarga pun pergi ke desa tempat kampung halaman ayah berada.

            Perjalanan selama hampir lima jam tidak menyurutkan niatku. Bagaimana pun pada akhirnya aku sampai di rumah kakek dan nenekku. Rumah itu tidak banyak berubah, masih mungil dan terasa nyaman. Kakek dan nenek menyambutku dengan pelukan hangat mereka. Kami bertukar kabar dan nenek memujiku karena telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Aku hanya tertawa mendengarnya, bagaimana pun, aku merasa diriku hanyalah gadis yang biasa-biasa saja dan tidak akan disadari keberadaannya.

            Setelah menghabiskan beberapa waktu lamanya untuk mengobrol bersama Kakek dan Nenek, aku pun berhasil meloloskan diri. Aku menyelinap saat menjelang waktu makan malam. Sementara ibu membantu nenek menyiapkan makan malam, aku menyelinap keluar dari rumah dan menuju ke arah hutan yang letaknya tak jauh dari rumah nenek.

            Menurut pengamatanku selama diperjalanan tadi, situasi desa ini tidak banyak berubah. Pemukimannya mungkin bertambah padat, akan tetapi hutannya masih tetap sama seperti yang terakhir kali aku ingat dulu. Semoga saja sungai itu masih seperti terakhir kali aku melihatnya. Dan harapan yang sejak tadi coba kuabaikan adalah harapan untuk bertemu dengan cinta pertamaku itu. Laki-laki yang tampak indah saat dikelilingi oleh kunang-kunang di malam musim panas tujuh tahun yang lalu.

            Aku menyeruak diantara sesemakan yang agak rimbun. Dengan susah payah akhirnya aku keluar menuju tempat yang jauh lebih lapang daripada setapak kecil yang kuikuti tadi. Suara percikan air terdengar tak jauh lagi. Menuruti instingku, aku mengikuti suara air. Dan sampailah aku di sana. Di sungai tempat aku melihat ratusan kunang-kunang, juga anak laki-laki itu. Akan tetapi apa yang aku lihat tidaklah sama seperti malam tujuh tahun yang lalu. Sungai itu tak lagi seindah dulu. Airnya memang masih jernih, akan tetapi sampah berserakan di mana-mana. Kaleng jus bekas, bungkus kripik, dan aneka sampah plastik lainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUMMER FIREFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang