Lovestagram | 1

122 8 0
                                    

Disaat orang lain membenci hari Senin, Lila malah sebaliknya. Setiap minggu ia sangat menunggu Senin tiba.

Alasannya? Karena hanya dihari Senin ia bisa melihat cowo itu. Namanya Faris. Lelaki yang Lila kenal dari Instagram. Eh ralat, Lila belum mengenalnya. Lila awalnya tidak sengaja melihat foto Faris di instagram dan tanpa sadar jatuh hati......sedikit.

Iya, sedikit.

Sebenarnya teman-teman Faris kebanyakan teman sejurusan Lila. Hal itu yang membuat Lila sering mendengar nama Faris yang disebut-sebut oleh teman-temannya. Terlebih lagi dengan wajah Faris yang tidak bisa dibilang tidak mencuri perhatian. Siapa yang tidak mengenalnya? Minimal, siapa yang tak pernah mendengar namanya? Faris Otawara.

Ya, dengan nama yang tidak biasa, Faris telah mampu mencuri perhatian. Termasuk perhatian seorang Lila.

Siang ini, seperti hari senin biasanya secara kebetulan kelas Lila dan Faris bersebelahan walaupun mereka berbeda jurusan. Pada jam seperti ini, anak-anak lebih suka untuk duduk-duduk dikursi semen sepanjang koridor sambil menunggu dosen datang.

Lila berjalan menuju ruangan kelasnya sehabis jajan siomay mang eko di kantin dengan bibir yang memerah karena kepedisan. Dari ujung koridor, Lila telah mengedarkan pandangannya dengan perasaan harap-harap cemas.

Sudah pasti. Lila mencari Faris.

Lila menutup sebagian wajahnya dengan tisu yang ia pegang. Menyembunyikan pipinya yang memerah dan senyumnya yang tidak bisa ia tahan. Terlebih lagi menyembunyikan bibirnya yang terlalu merona seperti bibir Kylie Jenner.

Faris ada di sana. Duduk bersama Adit, Bimo, Nando, dan Joshua. Empat cowo ini adalah teman sekelas Lila yang juga merupakan teman dekat Faris dari dulu -- sejak SMA. Dari instagram merekalah awalnya Lila melihat Faris.

Lila berjalan dengan kikuk melewati mereka berlima sambil menyapa Joshua yang melihatnya berjalan sendirian.

"Tumben lo sendirian, La?" tanya Joshua ketika Lila mendekat.

Lila memperlambat langkahnya.

Mampus. Jangan salting Lila!

"Iyanih, yang lain lagi makan siang sama pacar masing-masing." jawabku tanpa berpikir.

Astaga Faris ngeliat ke arah gue.

Plis jangan memerah, Lila!

Astaga, dia senyum gara-gara jawaban gue.

Jangan salting. Jangan salting.

"Yaelah, kode banget lo La. Ngodein siapa sih diantara kita berlima?" sambung Nando dengan gayanya yang selalu bikin orang kesal.

"Siapa juga yang main kode-kodean. Apaansih lo Nan. Gue ngomong sama Joshua juga!" jawab Lila kesal tapi tetap dengan senyum diwajahnya, bahkan dengan tawanya.

Lila memang dikenal dengan perempuan supel yang tidak pernah marah. Ia bukan tipe yang memasukkan perkataan orang lain ke dalam hatinya.

Lila juga dikenal sebagai cewe pintar, ramah, dan murah senyum. Ia juga gampang tertawa pada hal-hal sepele. Dengan karakter seperti itu, Lila memiliki banyak teman dari semua golongan, dan dari karakternyalah ia terlihat cantik. Cantik dari dalam.

Lila berjalan masuk ke kelas setelah menoyor kepala Nando yang telah menggodanya. Ia tidak tahan lagi berlama-lama di hadapan mereka berlima. Wajahnya memerah, senyumnya tak bisa hilang, dan jantungnya memompa terlalu bersemangat.

"Hush, anak orang lo gangguin mulu."

Lila mendengar kalimat itu terucap dari bibir Faris. Walaupun Lila sudah berada beberapa meter dari mereka, Lila masih mendengar ucapan itu.

Lila juga tahu, kalau itu suara Faris.

...dan karena kalimat sepele itu, Lila tak bisa berhenti tersenyum.

Tolongin gue, gue meleleh.

___________________

a.n

Maafin ke-gaje-an cerita ini. Thor lagi mood buat nulis yang beginian soalnya hehe.

Minta vote dan commentnya ya
*kiss*

LovestagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang