Bab 1

48.1K 710 21
                                    


Ini adalah cerita pertamaku di wattpad, selamat menikmati.. mohon kritik dan sarannya :)


Bab 1

Aku masih menekuk wajahku meski sekarang aku sudah tampil cantik dengan gaun pengantin dengan make-up natural yang mampu merubahku hingga seperti bidadari. Oke narsis ku mulai keluar, abaikan.

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Om-Om mesum bernama Azel Adlrich. Sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Aldrich diusiaku yang baru 18 tahun. Aku bisa gila lama-lama. Sepertinya keluargaku juga ikutan gila karena menikahkanku dengan Om-Om kelewat mesum seperti Azel.

"Zalfa, udah dong cemberutnya. Mana ada pengantin cemberut seperti ini, nanti suamimu bisa kabur loh." Aku hanya mendengus mendengar godaan Mami. Dalam hati aku berdoa semoga pria tua itu benar-benar kabur.

"Cemberut-cemberut gini Zalfa tetap cantik kok." Sahutku asal yang hanya ditanggapi dengan kekehan Mami.

"Ayo, Za. Akadnya udah mau dimulai." Mami menggandengku keluar kamar. Akad nikah diadakan di rumah orang tuaku dengan sederhana sesuai permintaanku. Tapi lihat saja nanti aku akan meminta resepsi dengan megah biar tuh Om-Om bangkrut. Eh, jangan deh tar kalo dia bangkrut aku ikut sengsara lagi.

Aku sudah duduk manis disamping Azel yang semakin terlihat mempesona. Oke, aku bukan cewek muna yang sok menjelek-jelekan orang tapi dalam hati memuji. Azel memang tampan, sangat tampan sampai-sampai aku sedikit terpesona jika menatap wajahnya berlama-lama. Azel keturunan Perancis, lebih tepatnya Ayahnya adalah orang Perancis sedangkan Ibunya asli orang Indonesia.

Rasanya sayang sekali ketampanan yang dimiliki Azel rusak karena kelakuan mesumnya itu. Jika kalian bertanya bagaimana aku bisa memberikan julukan itu padanya, aku akan menceritakan sedikit awal pertemuan kami.

Flashback

Semalam kau hampir terkena serangan jantung mendadak saat orang tuaku dengan santainya menyampaikan bahwa aku akan segera menikah dengan seoran pria yang lebih dewasa dariku. Yah mereka menyebutnya 'pria dewasa' tapi aku lebih suka menyebutnya 'pria tua'.

Dan disinilah aku sekarang, duduk manis menunggu pria yang sekarang statusnya adalah calon suamiku. Aku bahkan tidak tahu seperti apa rupa pria itu, Ayah dan Ibu hanya mengatakan dia adalah pria dewasa yang tampan dan berwibawa. Aku tidak yakin dengan yang dikatakan kedua orang tuaku itu, katakalah mereka itu termasuk orang tua 'lebay' alias semuanya super berlebihan termasuk dalam hal menilai seseorang.

"Zalfa?" Aku tersentak kaget saat seseorang yang berdiri dihadapanku menyapa dengan suara berat khas pria dewasa.

"Ya, Om Azel ya?" Tanyaku balik setelah sempat terpesona dengan paras kebule-bulean dari pria itu. Ku lihat dia sedikit tersenyum, aku rasa dia akan mentertawakanku. Apa sih yang salah dariku?

"Kok Om Azel sih, panggil Azel atau paling nggak pake sebutan kakak juga nggak apa-apa dari pada Om."Pria bernama Azel itu tersenyum geli sambil duduk tepat dihadapanku.

"Nggak, kalo aku maunya manggil Om emang ada yang salah ya?" Tanyaku sewot yang kali ini disambut gelak tawa dari Azel.

'Sial, aku ditertawakan oleh Om-Om menyebalkan ini!'

"Emang mukaku kayak Om-Om ya sampai dipanggil seperti itu?" Tanyanya setelah tawa menyebalkan itu reda.

"Iya kayak Om-Om nggak tau malu!" Sahutku kesal. Aku nggak peduli kalau dia tersinggung, malah itu lebih bagus jadi ada harapan perjodohan konyol ini dibatalkan.

Cute Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang