Guangtaulaahei nashashi ga nashashi ga bong ka bongka
Guangtaulaa nashashi gong ta gong ta manda bong ka bongka
Bikara gong ta nyanyi pulu kha nak cantik kwa jong wajanah pulu hampa nak rase hatti
Doa bapa suku dialun kan lembut nak hati di pulu ku yang ka saribu
Pulau ku tanah rimba di bentang banyak hamparan gunung payau hijau tanah bonggo dan lembutnya pasir putih.
Dingin udara kembali menyelimuti tanahku menusuk ragaku menusuk ulu hati membuat benih raga tak ingin lekas berhenti bergerak menari diiringi nyanyian hutan surgawi
Nyanyian bapa suku kami terus menerus menggema tak henti dan tak berujung. peluh maupun penat tak terasa hanya hati yang bersyukur tak terkira yang terasa.
"Ruka..",
"Iye Amak",
"Cepat ambil air untukku mandi sudah tak tahan aku dengan pakaian ini, cuci juga selimutku bau",
"Iye Amak",
Amakku sebenarnya orang yang baik dia juga salah seorang penari handal desa kami tangannya lembut gemulai wajahnya manis dengan senyum manis dihiasi tahi lalat kecil yang bertengger di sudut bibir kanannya.
Dibalik semua itu sebuah kecelakaan merenggut satu kakinya dia pincang tak lagi dapat menari. Marah merupakan salah satu cara menghilangkan penyesalannya karena tak bisa menjaga tubuh ragawinya.Seorang wanita yang tak lagi menari di pulau kami harus dibuang atau diasingkan karena tak lagi dibutuhkan.
Tapi aku dan amak masih tetap bisa di sini karena aku lah sang reng-reng.
Aku ruka gadis dari pulau bonggo. Sang reng-reng tingkat putri dewata. Seorang penari dengan ketrampilannya memanggil ruh penari dewa dewata. Tapi aku menyukainya. Walau banyak yang harus aku korbankan.
****
Masih dalam rangkaian bulan saribu. Rangkaian ini dilaksanakan setiap 3 hari di akhir bulan November. Bagi suku kami ini lah saat dimana para roh dewa dewata di panggil kembali ke surga untuk menari menurunkan hujan.
Dalam rangkaian ini kita para perempuan dan para reng-reng harus menari tanpa henti dari petang hingga terbitnya matahari diiringi musik pacuang untuk memberikan salam penghormatan perpisahan untuk satu bulan kedepan pada para roh dewa dewata. Dan selama satu bulan setelahnya tidak ada seorang pun yang boleh menari melampaui tarian sang dewa dewata di surga kecuali jika dia ingin segera di panggil ke surga dan tak ada kesempatan kembali.
"Ruka mari, ambil puas daun maninjaunya. Segera ambil juga pakaian mu di lemari dan bawa kesini ke kamar amak. Kau juga perlu beristirahat agar kau tidak sakit ini masih malam kedua tapi rasanya tubuhmu dah tak kuat macam puing karong."
"Iye Amak aku akan segera kesana",
Puing karong sendiri merupakan sebutan untuk seorang perempuan muda yang tidak dapat lagi menari karena suatu hal. Entah karena kecelakaan atau karena sakit menahun.
Biasanya seorang puing karong akan segera disuruh meninggalkan kampung setelah 1 bulan masa perpisahan.
****
Seorang wanita bonggo saat akan menari mereka harus dicuci rambutnya dengan daun maninjau dan disisir dengan sisir kayu cendana serta di beri wewangian dari bunga adelways ungu dan dari bunga kamboja merah muda.
Dewa dewata menyukai cendana tapi tidak terlalu menyukai bunga kamboja inilah yang membedakan mereka dengan para reng-reng.Reng-reng sendiri harus di mandikan dengan susu dan bunga mawar merah. Mereka juga harus diberi wewangian dari abu pohon cendana dan mengenakan sewek berwarna putih yang diikat dengan anyaman rotan di pinggang.
Karena warna dan wewangian inilah yang dianggap paling dapat menarik hati para dewaKarena reng-reng dianggap sebagai persembahan manusia bumi untuk para dewa dewata persembahan yang berupa cinta kasih maupun bahkan tubuh.
***
Malam tiba dengan cepat suara burung bercicitan menandakan gelap akan datang
Angin dingin menyeruak masuk ke lubang hidungku membawa bau anyir khas menyan yang dibakar.
Sebuah suara membangunkanku dari lamunan dan berbisik
"Saatnya kembali",
Terimakasih sudah mau membaca chapter 1 dari cerita nyanyian sang dewi ini
Maaf jika ceritanya gaje atau terlalu fantasy karena yang buat juga masih pemula
Vote bila suka dan tingggalkan comment sebagai tanda semangat.Sekali lagi terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Hilang
FantasySuara itu kembali Dengan menghamburkan gema yang berulang-ulang Kenapa aku kemari dewa Kemana semua orang Bukankah ini hutan pulau kami Tapi kenapa jalan dan suara malamnya berbeda Tapi indah Keindahan yang pastinya ciptaan sang dewa Aku harus t...